d u a b e l a s

58 6 0
                                        

Hi guys! Tama kembali!!

Jangan lupa kipasan, soalnya chapter ini agak gila sih 

***

Kamar Inges sedang berantakan sehabis kurir paket dari aplikasi oren datang membawa paket besar yang berisikan cermin ala-ala aesthetic yang terinspirasi dari selebram. Tadi Mbak Nanih sudah membantu memasangkan meski kedua perempuan itu pada akhirnya menyerah yang kemudian diselesaikan oleh Pak Nadir.

Inges mematut dirinya di cermin, sedikit memuji-muji ala-ala tips menjaga kesehatan mental yang sering dia baca di Instagram. Kalau Papi mengizinkan, mungkin sudah ada beberapa tato yang akan menempel di bagian yang tentunya tertutup. Pak tua itu melarang keras Inges membuat tato, entah apa alasannya tapi setelah Inges pikir-pikir lagi memang lebih baik jangan. Takut-takut di tengah jalan nanti menyesal.

Tapi, ada satu hal yang tidak atau mungkin belum Inges sesali sejak membuatnya beberapa waktu lalu. Dan sampai saat ini masih Inges sukai waktu melihatnya.

Terlihat seksi waktu dia memakaikan perhiasan berupa tindik yang berbentuk panjang disana. Tempatnya tertutup, jadi Inges tidak perlu khawatir Papi tahu.

Inges tersenyum melihatnya, dia bergaya seksi disana sembari memotret dirinya yang setengah telanjang. Branya sudah terlepas sejak tadi. Tubuh Inges termasuk ideal, dengan wajah cantiknya yang lebih mengarah ke seksi. Para siswi Ancangan sebenarnya dalam hati mengakui hal itu, tapi ditutup-tutipi saja dengan perkataan seperti,

Muka jutek begitu dibilang cantik? Gue kasih tau ya, para cowok itu lebih interested sama cewek anggun kemayu, nggak kayak Inges yang punya wajah jutek, mana sombong lagi.

Inges emang cantik, tapi gue nggak niat muji nih ya. Itupun dia punya muka ngebosenin. Ya bayangin aja, ngeliat mukaknya yang jutek begitu, siapa yang bakalan bertahen?

Tapi Baron?

Lo pikun apa gimana sih, Baron kan kena peley

Kasian bener si Baron. Udah pelet, diselingkuhin pula. Mana selingkuhannya spek jamet. Gue nggak habis pikir sama jalan pikiran Inges. Itu emang sisi lain anak pinter ya?

Ya secuil komenan para heaters yang Inges temukan di akun tweet lambe sekolah. Lebih parahnya, mereka berkomentar menggunakan akun asli. Sepanjang membaca Inges hanya tertawa, karena itu seperti sebuah lelucon murahan untuknya. Soalnya lucu, ya Inges ketawa lah. Apa mereka tidak takut kalau-kalau Inges melaporkan mereka suatu saat ini?

Benar-benar sebuah tindakan bodoh.

Kembali lagi pada dirinya, karena membahas para sampah-sampah itu membuang waktu berharganya. Inges sudah tidak lagi dalam kondisi bertelanjang dada, dia sudah rapi untuk pergi mala mini. Dan tempat yang dia tuju itu terletak agak dalam, ini Inges tidak temukan sendiri—terlalu mustahil juga. Melainkan rekomendasi dari orang yang dia kenal di club. Dengan baik hati memberi tahu tempat membuat tindik langganannya.

Jadi, ini bukan pertama kalinya Inges kesini. Oleh karenanya, begitu bel pintu berbunyi khas toko-tokok. Pria dengan banyak tato itu mengucapkan selamat datang untuknya tanpa menoleh. Disana ada seorang perempuan yang tengah bertelanjang dada dengan posisi tengkurap.

Melihat hal itu membuatnya mendadak kembali ingin membuat satu di bawah dada.

Dia memang terlalu obsess pada dadanya yang ukurannya seperempat dari punya artis Cupita Gobas yang miliknya tumpeh-tumpeh, atau jelasnya juga ukurannya setengah dari punya DJ Dinar Candy. Sebenarnya ukurannya memang memalukan untuk dipamerkan atau sekedar menjadi selera laki-laki. Toket mini itu harus tetap Inges syukuri. Bagaimanapun juga itu akan menjadi bagian paling bermanfaat untuk anaknya kelak.

Pangeran KodokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang