Vegas butuh peliharaan untuk menemani hidupnya yang membosankan, dan sepupu gilanya Kinn bertekad membantu mendapatkan peliharaan untuk Vegas. tapi apa yang terjadi jika yang didapat bukanlah peliharaan yang normal?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"bagaimana Pete?" Kinn duduk di sofa ruangan kerja vegas. Saat ini sedang break makan siang. Hari pertama Vegas meninggalkan Pete sendirian dirumahnya.
Vegas sudah menyiapkan sarapan dan makan siang untuk peliharaannya itu. Mengajarinya bagaimana menyalakan televisi, dan sebelum berangkat kerja dia kembali memastikan bahwa Pete sudah bisa menggunakan kamar mandi dan kloset. Tapi vegas tetap khawatir, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada kucing itu.
Vegas melihat Kinn dengan wajah khawatir, Kinn hanya terkekeh.
"Kau sangat menyukainya bukan?". Vegas menghela nafas dan mengangguk. Senyum kecil terbentuk di bibirnya.
"Bagaimana bisa, padahal selama ini aku sudah nyaman sendiri dan sekarang hanya kucing itu yang aku pikirkan seharian ini. Kau tau? Aku sampai 3 kali membaca dokumen yang sama karena tidak fokus". Vegas membuka kacamatanya, lalu menyandarkan punggung ke kursi kerjanya.
"Ini masih jam makan siang, bagaimana jika kau pulang sebentar, untuk memeriksa Pete?" Saran Kinn.
"Oh benar juga" Tidak perlu waktu lama, Vegas mengambil jas nya dan langsung menuju lahan parkir.
***** Di rumah Vegas, Pete menjelajah berkeliling rumah barunya sepanjang Pagi. Kali ini dia masuk ke kamar masternya, awalnya dia ragu apa ini boleh? Pikirnya. Tapi rasa penasarannya lebih besar. Pete suka mengeksplor hal baru.
Kamar Vegas cukup sederhana, hanya king bed dan meja nakas disampingnya. Sebuah lemari pakaian dan rak yang berisi susunan buku-buku tebal.
Pete menyentuh apapun diruangan itu, tidak benar-benar menyentuh hanya dengan ujung jarinya, ekornya bergoyang-goyang bersemangat.
Pete membuka lemari, jarinya menyentuh pakaian dengan bahan lembut, disusun dengan rapih sesuai warna, Pete menyadari masternya ini nyukai warna gelap. Pete tersenyum dia menyukai aroma unik dan deterjen dari pakaian masternya.
Selanjutnya dia membuka laci meja nakas. Instan pipinya memerah malu. Sebuah botol lube yang isinya tinggal setengah, berdampingan dengan sekotak kondom yang masih baru.
Ada yang menarik perhatian Pete, di dalam laci itu juga terdapat sebuah bingkai foto. Foto masternya bersama seorang wanita cantik. Entah kenapa Pete tidak menyukainya. Tapi siapa dia, bukan tempatnya untuk merasakan sesuatu kepada masternya. Dia hanya peliharaan, tidak lebih. Tapi dia tetap merasa tidak suka, Pete langsung menutup laci nakas dengan keras.
Keruangan selanjutnya Pete menemukan peralatan gym dan makanan sehat, vitamin, dan suplemen. Masternya jelas menjaga tubuh nya dengan baik, hasilnya tentu saja terlihat, Pete ingat bagaimana otot-otot tubuh masternya saat mandi bersama kemarin, dia menyukainya.
Setelah beberapa saat, kucing putih itu lelah dan bosan. Karena walaupun masternya sudah mengajari bagaimana menyalakan televisi tapi Pete tetap tidak mengerti. Alih-alih dia memilih tetap berkeliling rumah, hidungnya bergerak-gerak mencium aroma sekitarnya dengan ekornya bergoyang-goyang.