19 // kembali pulang

342 56 74
                                    

warn;
physical and mental abuse,
desperate.
2600+ (maaf)

seungmin menghembuskan napas berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seungmin menghembuskan napas berat.

tak seperti yang ia duga, jisung sama sekali tak berubah pikiran. pemuda itu bersikukuh mengajak jeongin pulang, dan mencoba meyakinkan sang adik agar mau jujur pada mama atas segala kecurangan yang dilakukannya sendiri. meskipun konsekuensinya adalah dimarahi atau yang lebih parah diamuk sampai babak belur, jisung pikir itu lebih baik daripada jeongin dibunuh jika suatu saat sang mama terlebih dahulu mengetahuinya dari orang lain.

sebab jisung yakin, jika mama benar-benar mengetahui kalau nilai jeongin selama ini adalah hasil sogokan-terlebih lagi uang yang digunakan jeongin menyogok berasal dari profesinya sebagai pacar seorang gay- mama tak akan berpikir dua kali untuk menghabisi si bungsu.

"ji, lo beneran mau pulang sekarang?"

seungmin yang setelah sekian lama bersandar lemas di bingkai pintu, menatap kegiatan jisung dan jeongin yang sedang duduk di lantai teras sembari kenakan sepatu, akhirnya lontarkan pertanyaan. tarik atensi jisung untuk menoleh singkat padanya sebelum kembali fokus pada ikatan tali sepatu kirinya.

"terus lo pikir gue ribet ikat tali sepatu malem-malem gini mau kemana, kim seungmin?"

seungmin mencebikkan bibir. tak terima sebab jisung bersikap ketus padanya. hei! yang boleh bersikap ketus itu hanya seungmin, jisung tidak boleh.

seungmin akhirnya mendekat hampiri jisung usai pemuda itu berdiri, selesai dengan kegiatan tali temali dengan sepatunya. meski masih setengah kesal, seungmin tetap bersikukuh berdiri tepat di hadapan jisung. terlalu dekat, sampai jeongin yang baru saja selesai dengan urusan tali sepatunya dan berdiri, menatap dua sejoli itu dengan pandangan aneh.

"udah malem, ji. besok aja, ya? lagian kalau lo tiba-tiba pulang gini mama lo bisa-bisa ngamuk. kalau lo dimarahin gimana? atau dipukul? atau dijambak? atau-"

"berisik, seung!" potong jisung, diam-diam merutuki dirinya sendiri sebab kelepasan memanggil seungmin dengan panggilan yang tak ia sukai. pemuda itu bahkan sudah mengernyit tak suka padanya. "dengerin, ya."

jisung mencengkeram pundak seungmin, tatap manik pemuda kim tepat di retinanya. sebelum menghela napas panjang dan berujar, "udah cukup gue lari. sekarang waktunya gue berhenti, seungmin. nggak selamanya kan gue bisa lari?"

ada keheningan cukup lama yang seungmin pecah dengan decakan keras. ia dengan sengaja menggerakkan bahu sampai cengkeraman jisung terlepas.

"tapi lo harus janji sama gue, nanti balik lagi ke gue, ya?"

jisung tak langsung menjawab, pemuda itu malah sunggingkan senyum lebar pada seungmin. nyaris mendapat protes darinya namun urung sebab jisung terlebih dahulu mengangguk. "pasti."

seungmin melebarkan sudut-sudut bibirnya, diam-diam melirik jeongin yang diam mematung-mungkin pemuda itu masih ketakutan karena harus menghadapi yuri setelah ini. dengan jahil seungmin menutup mata jeongin. sebelum sang empu memprotes, pemuda kim terlebih dahulu menyambar bibir jisung dengan sebuah kecupan singkat. buat jisung terkejut, namun setelah itu terkekeh.

if we have each other; seungsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang