17 // mari sembuh bersama

323 56 41
                                    

"kim seungwon,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kim seungwon,"

jisung baru saja datang. dudukkan diri di sebelah seungmin sambil sodorkan sekaleng minuman dingin padanya ketika pemuda itu tahu-tahu menceletuk. jisung seketika menaikkan sebelah alis, mengamati seungmin yang menghela napas dengan pandangan lurus ke jalanan di depan, menunggu sampai pemuda itu lanjutkan kalimat.

"maniak juara satu. hal paling berharga buat dia itu cuma dua, nilai sama mama."

jisung menyesap minumannya sedikit ragu, diam-diam melirik ke samping, dimana seungmin terlihat tercekat di tengah-tengah usahanya bercerita.

"tapi mama nggak pernah puas sama apa yang diraih kak seungwon. mungkin bisa dibilang gue sedikit beruntung dari dia karena gue dikasih otak encer dari lahir. nilai gue selalu stabil, dan gue selalu juara satu. jadi mama nggak pernah sekalipun protes kalau misal nilai gue turun sedikit."

jisung resmi letakkan kaleng minuman itu ke permukaan bangku. fokuskan atensi sepenuhnya akan segala penuturan yang seungmin ceritakan.

"sementara kak seungwon, dia pintar tapi nilainya sering naik turun, nggak sestabil gue. tiap nilainya di bawah sembilan lima, mama pasti mukulin dia. gue jadi merasa jahat karena cuma bisa diam waktu liat dia dihajar mama, ji. atau ketika tau kalau dia berkali-kali barcode,"

kalimat seungmin mendadak terhenti, diam-diam ia melirik pergelangan kiri jisung yang masih terlilit kain hitam. ia tercekat untuk sesaat, seungwon dan jisung memiliki setidaknya delapan puluh persen kemiripan.

"gue diem aja, bukannya coba hentiin," lanjut seungmin, dengan sisa-sisa suaranya yang bergetar. "gue nggak berguna jadi adik, ji. gue jahat...."

"sstt, udah ah," jisung menginterupsi seungmin. mendekat untuk melingkarkan lengannya ke sekeliling pundak seungmin. mengusap-usap lengannya perlahan mencoba memberi semangat melalui tindakan, alih-alih kata-kata.

"jadi, karena itu lo nggak suka waktu gue manggil elo 'seung'?"

jisung bisa merasakan seungmin sedikit menegang di pelukannya, namun sejenak kemudian pemuda itu mencoba rileks.

"seungmin, seungwon."

seungmin mengangguk samar. "gue merasa hidup di bawah bayang-bayang kakak gue, karena tiap jenguk mama, dia nggak pernah liat gue sebagai kim seungmin. selalu kim seungwon."

di tengah-tengah usaha jisung mengusap punggung seungmin hingga makin mengikis jarak mereka, seungmin tiba-tiba melepaskan diri. sedikit terkejut kalau boleh jujur, apalagi seungmin tiba-tiba menatapnya serius, buat jisung bertanya-tanya. ada apa dengan pemuda itu.

"tempat kakak gue bunuh diri, persis kayak lo waktu mau lompat tadi."

pandangan keduanya bertemu pada garis lurus. jisung merasakan ujung tenggorokannya tercekat, sesak lantas menyeruak sebab oksigen seolah-olah direbut paksa dari jangkauannya usai seungmin berujar demikian.

if we have each other; seungsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang