10 // kembali seperti awal

327 56 18
                                    

jisung pikir, karena hal terakhir yang mereka lakukan bukanlah kali pertamanya, seungmin tak akan menjauhinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jisung pikir, karena hal terakhir yang mereka lakukan bukanlah kali pertamanya, seungmin tak akan menjauhinya. jisung pikir seungmin akan bersikap biasa saja, seolah satu hal yang terjadi di rooftop sekolah saat itu tak pernah ada eksistensinya.

tapi jisung rupanya salah besar. sebab seungmin dengan terang-terangan menjauhinya. ternyata seungmin sama saja dengannya, berusaha menjauh setelah melakukan apa yang seharusnya tak dilakukan.

hidup jisung berjalan seperti biasanya, berangkat sekolah, ikut kelas tambahan, les private di rumah, dan masih harus mempelajari semua materinya sampai tengah malam.

ia baru akan berhenti belajar sampai keluar cairan hangat pekat dari lubang hidungnya. jisung tak pernah khawatir perihal itu, malahan ia dengan sengaja melakukannya.

siapa tahu lebih cepat, kan?

untuk hari ini, jisung bisa sedikit bersyukur. setelah menunjukkan ulangan hariannya pada yuri jika ia mendapat nilai sempurna, jisung diberi ijin untuk berjalan-jalan malam meski dengan terpaksa.

ia butuh waktu sendiri untuk menghirup udara segar, bebas dari jeratan angka dan persetan huruf-huruf lainnya. jisung ingin bebas dari tumpukan buku dan jilidan kertas hanya untuk malam ini.

karena itu ia memutuskan pergi ke gwanghwamun setelah sebelumnya mampir di minimarket tempat seungmin bekerja, namun pemuda itu tak ada di sana. ini sabtu malam, mungkin seungmin minta ijin untuk cuti?

entahlah, jisung hanya berharap bisa bertemu seungmin di sini dan berbicara seolah-olah teman akrab. tanpa dibayangi perasaan aneh setelah sebelumnya mereka pernah mencium satu sama lain.

jisung segera menggeleng, mengenyahkan bayangan itu secepat mungkin. mengingat-ingatnya hanya bisa membuatnya gila. jisung tak mengerti, sebenarnya ada apa dengan mereka berdua?

tiga puluh menit menyusuri jalan, jisung baru sadar jika ia baru saja melewati kawasan gwanghwamun. pemuda itu mendecak, mungkin jika berbalik lagi, ia membutuhkan dua puluh menit untuk sampai di tempat umum tersebut.

terpaksa ia lanjutkan langkah, entah menuju kemana. tak ada tujuan yang jelas, jisung hanya ingin menikmati kesendiriannya tanpa bayang-bayang omelan sang mama.

sampai sudut matanya tak sengaja melihat sekelebat siluet seorang pemuda dengan kemeja kotak-kotak baru saja memasuki sebuah kelab malam yang berada tak jauh dari tempat jisung, sekitar dua puluh meter di seberang jalan.

jisung melotot panik. "nggak mungkin itu seungmin!"

ia segera berlari, menyeberang jalan dengan asal-asalan hingga menyebabkan pengendara mobil melayangkan sumpah serapah padanya.

tepat ketika kakinya menapak gerbang kelab, jisung sadari satu hal ketika tak sengaja melihat sepasang algojo berbadan kekar tengah berjaga di depan pintu masuk.

seketika jisung mendecak. "sial, umur gue belum legal lagi."

ia lalu memutuskan untuk berbalik, pergi dengan perasaan kecewa. hingga akhirnya ia menyadari hal lain, alis jisung bertemu.

"bukannya seungmin juga belum legal?"

jisung harus memastikan satu hal, bahwa siluet yang memasuki kelab malam sabtu malam kemarin bukanlah kim seungmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jisung harus memastikan satu hal, bahwa siluet yang memasuki kelab malam sabtu malam kemarin bukanlah kim seungmin.

karena itu kakinya dibawa melangkah sedikit terburu menuju kelas seungmin. bel istirahat baru saja berbunyi dan ini kesempatan emas untuk jisung karena kelas seungmin ada jadwal olahraga sebelumnya, itu artinya kelas mereka sepi.

keberuntungan sepertinya sedang memihak jisung. ketika langkah kakinya masih berjarak lima meter dari pintu kelas, seungmin terlebih dahulu keluar dari sana, dengan felix menyusul di belakang.

"seungmin!"

jisung tak membuang kesempatan, ia berlari mendekat lantas mencekal tangan pemuda kim buat empunya melotot kaget. bisa dilihat raut panik di wajah seungmin yang baru kali ini bisa jisung saksikan dengan sangat jelas.

"ji—"

"we need to talk," sela jisung, kemudian matanya tertuju pada felix yang berdiri sedikit di belakang seungmin tengah menatapnya sama terkejutnya. "gue pinjam temen lo dulu, uhm," jisung melirik name tag pemuda itu. "lee felix."

tanpa buang waktu, jisung menyeret tangan seungmin mengikutinya. meninggalkan felix yang menatap tak mengerti.

seperti pertemuan terakhir mereka, keduanya berakhir di rooftop sekolah. saling berhadapan dengan jisung yang menatap seungmin penuh intimidasi. bersiap todongkan interogasi pada pemuda itu.

"lo mau bahas apa, ji? soal yang waktu itu?"

pipi jisung sedikit merona, tapi ia menahan diri agar tak terbuai pertanyaan seungmin. ia malah dengan berani mengikis jarak, tangannya terlipat di depan dada.

"lupakan soal gue yang nyium lo, atau lo yang nyium gue waktu itu," tutur jisung, yang sejujurnya malu untuk mengatakannya. "semalam gue jalan-jalan di sekitar gwanghwamun, dan ngeliat seseorang masuk ke kelab malam. itu bukan elo kan, seungmin?"

diam absolut menyelimuti detik setelahnya. seungmin terlihat terkejut untuk sesaat, namun detik selanjutnya pemuda itu berhasil mengontrol emosinya.

kini, seungmin kembali ke setelan awal. dengan tatapan datar dan sedikit malasnya, ia balas menatap jisung tepat di retina. "maksud lo, lo nuduh gue pergi ke tempat hiburan orang dewasa? di umur yang bahkan belum legal di mata hukum, ji?"

dan kali ini jisung yang meneguk ludah. sepertinya keputusan untuk berbicara dengan seungmin berakhir tak baik. jisung bisa melihat rahang pemuda di hadapannya perlahan mengetat, otot tipis di pelipisnya pun perlahan tampak.

"tapi, seungmin. bisa aja lo memalsukan iden—"

"jangan sok tau, ji," potong seungmin, suaranya terdengar lebih dalam. "lo bukan siapa-siapa yang berhak ikut campur urusan gue. lo cuma orang asing yang kebetulan kenal sama gue. jangan lewatin batas, ji, lo bukan siapa-siapa."

usai menukas, seungmin berbalik pergi diiringi kepalan kuat kedua tangannya. melengos begitu saja, meninggalkan jisung yang kini menyangga tubuhnya pada beton pembatas. merutuki diri karena sikap gegabahnya yang main bertindak.

seharusnya ia memancing seungmin perlahan, bukan malah menuduhnya. lantas, sekarang apa yang harus ia lakukan? hubungan keduanya kini berakhir seperti di awal. seungmin yang kembali menjadi asing di matanya.

dan jisung yang lebih asing di mata seungmin.

dan jisung yang lebih asing di mata seungmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aaa, aku nggak percaya diri sama chap ini😭

if we have each other; seungsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang