𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐕 : 𝐑𝐔𝐍, 𝐂𝐋𝐀𝐒𝐒 12

2.5K 357 7
                                    

Sersan Seo meminta Kopral Park menjaga jalan yang diawasi Sersan Seo, karena tentara wanita itu akan berjaga-jaga di sisi kiri.

Park-Ssaem menatap kedua tentara itu. Kenapa mereka semua terus bepergian? Park-Ssaem menatap semua anak-anaknya, tetapi tak menemukan (Name). Park-Ssaem menghampiri kumpulan para gadis, "Kalian ada yang melihat (Name)?" Tanya Park-Ssaem.

Junhee menjawab, "Tadi ia pergi ke sana. Sepertinya ia menggantikan posisi Kopral Park yang berjaga-jaga, Ssaem.". Park-Ssaem mendengar itu menjadi khawatir. Wali kelasnya itu kemudian berjalan ke arah yang ditunjuk Junhee.

╾╼

(Name) berhenti menitikkan air matanya. Ia dapat mendengar samar-samar bola itu di belakangnya. Ia meletakkan mayat itu perlahan, tangan kanannya memegang erat senapannya. Barulah saat (Name) menoleh, bola itu melompat ke arahnya.

Tapi ingat, (Name) memiliki reflek cepat. Jadi saat bola itu ingin menerkamnya, (Name) membuat senapannya sebagai tameng, lalu melemparnya. Gadis itu menembakkan bola itu, membuat suaranya terdengar anak-anak kelasnya.

Satu persatu, bola-bola itu datang. (Name) dalam hati panik sendiri. Ia asal menembak bola-bola itu meski beberapa ada yang kena sasaran. Wajarkan, ia baru bertemu bola-bola kecil ini.

(Name) berdiri dan berjalan semakin mundur. Ia tak boleh membawa bola-bola ini pada anak kelasnya.

Tetapi wali kelasnya itu datang bersama anak-anak lainnya. "Park-Ssaem! Lari!" Teriak (Name) melihat Park-Ssaem di belakang. Park-Ssaem menarik (Name) ke belakang.

"Kamu juga harus berlindung!"
"Aku akan menembaki mereka, Ssaem!"
"Kita semua harus aman!"

Wali kelas dan muridnya itu adu argumen. Sampai Hana teriak, "Ssaem!!". (Name) dan Park-Ssaem menoleh ke arah anak kelasnya yang berada dekat di belakang mereka. Tetapi mereka hanya menatap horor kedua orang itu.

Sesaat, (Name) tersadar. Karena cipratan darah yang melumuri wajahnya. Gadis itu melebarkan matanya, lalu menatap ke arah Park-Ssaem yang kemudian saling menatap. Gurunya itu tertusuk seperti di dramanya.

Anak kelasnya yang melihat itu menjerit. Park-Ssaem sudah tertusuk beberapa kali. Saat masih sadar, Guru itu membelai wajah kanan (Name), "Lari ..." Lirih guru itu.

Tangan kanan (Name) yang dipegang Ssaem itu beralih seolah memeluknya, karena mayat Park-Ssaem terjatuh ke depan. Bola itu ternyata datang dari atas toko-toko itu, lalu bersembunyi di van putih. Itu sebabnya Park-Ssaem tertusuk dari belakang.

Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Ia menahan erat Park-Ssaem. Padahal ia janji tak akan membuat wali kelas kesayangannya ini meninggal. "Shiball!!" Teriak (Name). Tangan kanan (Name) yang memegang senapan beralih menahan mayat Ssaem-nya itu. Lalu dengan tangan kirinya, ia mengambil bola yang masih berada di punggung Park-Ssaem.

(Name) nenembaki bola itu. Bola-bola lain mulai berdatangan, salah satunya terbang lagi kepada (Name). Gadis itu terlempar ke belakang. "Yak! Cepat lari jika tidak ingin mati!" Teriak (Name) ketika melihat ke arah teman-temannya.

Kopral Park datang, menyuruh mereka pergi. Baru menembak beberapa bola, Kopral itu terbunuh oleh bola lain. Kepalanya yang terlepas itu terguling ke depan Aeseol yang menutup telinganya.

(Name) sudah menembaki bola yang tadi terlempar ke arahnya. Ia segera ke belakang mendorong beberapa temannya, "Yak! Kalian dengar aku. Cepat lari!" Teriak (Name) semakin panik. Gadis itu itu geram pada teman-temannya yang tak berlari.

𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang