𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐗𝐈𝐗 : 𝐓𝐇𝐄𝐌𝐄 𝐏𝐀𝐑𝐊

1K 147 21
                                    

Pagi hari tiba, semua teman-teman kelas (Name) langsung beranjak pergi dari tempat peristirahatan. Yojung, Jangsoo, dan (Name) sendiri terdiam sebentar di depan pintu masuk tempat peristirahatan sebelum beranjak pergi.

Soocheol dan Ilha ikut terdiam, menoleh ke arah mereka bertiga yang menatap kepergian anak kelasnya. (Name) ikut menoleh, "Semua makanan dan perlengkapan senapan sudah siap, kan?"

Kedua lelaki itu mengangguk. "Ne, sisa makanan yang tersisa kita ambil semua, sesuai kemauanmu." Ilha menaikkan tentengan tasnya. (Name) terkikik geli, "Haha, mian. Aku bawa, sini. Kamu bawa tas aku, ya."

(Name) langsung mengambil alih tas makanan yang juga ada beberapa perlengkapan senapan dari punggung Ilha. "Ayo." Gadis itu langsung beranjak pergi.

Keempat orang itu masih terdiam, lalu saling menatap. Yojung terkekeh kecil, lalu menyusul (Name) ke sampingnya yang diikuti oleh ketiga lelaki di belakangnya.

Yah, semenjak diskusi malam kemarin, mereka agak murung. Namun (Name) mencoba menghibur mereka. Jadi, MC satu ini seperti pembawa kehangatan di antara mereka berempat. Mereka agak bersyukur karena (Name) sudah senantiasa melawan mereka, meski tetap saja. Mereka tetap menjadi pihak yang bersalah.

╾╼

'Dibandingkan saat pertama kali kami memakai senapan, seberapa banyak kami sudah berubah sekarang?'

'Kami hanya bertahan hidup hari demi hari, dan kami akan segera berusia 20 tahun, terkecuali untuk (Name). Yang tahun ini sudah naik usia menjadi 20 tahun.'

'Apa yang menanti kami di ujung jalan ini? Jika kami kembali dengan selamat, Bisakah kami kembali seperti sebelum memakai senapan? Apakah.. kita benar-benar membuat pilihan yang benar untuk kembali ke Seoul?'

'Pada hari itu, seharusnya kami tak meninggalkan tempat peristirahatan.'

╾╼

11 Jam lalu.

(Name) dan yang lainnya sudah berada di pelabuhan. Di belakangnya ada pantai, dan di depannya ada beberapa mobil di sana yang terdampar di pelabuhan yang ia kini injaki.

Kembali pada memori-nya di masa asal dunianya bersama Chaerin. Mereka hampir sampai. Hampir sampai di puncak scene yang membuat penonton geram.

Semua ini masih permulaan. (Name) masih belum siap juga menghadapi keliaran Youngsoo jika lelaki itu memang egois dan tak berubah pola pikirnya.

Sang gadis berjalan menunduk, memegang erat senapan yang dibawanya. Jangsoo di belakangnya memberi sebotol air yang tersisa sedikit.

(Name) mengambil botol itu dan tersenyum, "Gomawo,". Jangsoo tersenyum tipis dan mengangguk.

"Aku tidak sanggup berjalan lagi!" Hana berteriak frustasi di depan sana yang sudah berjalan duluan. Nara yang di sampingnya membantu Hana berjalan.

Mata (Name) bergulir pada perempuan berambut pendek yang ingin minum, namun botolnya kosong. Soyeon di sebelah Soonyi memberinya botol air yang sama.

Persediaan mereka sudah mulai menipis untuk perjalanan kembali ke Seoul, tapi teman-teman (Name) di depannya masih berjuang. 2 harii bahkan berlalu dan mereka tetap bersikeras untuk pulang.

Persetan dengan bola-bola ubi ungu itu. Yang penting aku pulang.

Begitulah kira-kira yang (Name) prediksi tentang apa yang anak kelasnya pikirkan.

𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang