Mereka kini masih dalam perjalanan menuju rumah yang dilihat Kimchi dan Soyoon. (Name) melihat ke arah lelaki yang menggendongnya itu,"Maaf, aku berat." Soocheol sempat bingung, lelaki itu seperti linglung setelah mendengar pernyataan (Name).
"T-tidak. Kamu tidak berat." Jawabnya. (Name) yang mendengar itu justru bingung, kenapa lelaki itu terbata-bata?
Ditambah kupingnya itu sedikit memerah.Gadis dalam gendongan Soocheol itu menatap lelaki itu bingung, namun setelahnya ia menaruh kepalanya pada pundak Soocheol. "Gomawo .." ujar (Name). Soocheol terdiam, namun mengangguk. Sepertinya lelaki itu sedang salah tingkah saat ini.
"Aku tidak tahan lagi! Yak, Kim Chi-Yeol, Kim So-Yoon! kapan kita akan tiba di rumah itu? Kamu sungguh melihatnya?" Protes Heerak.
Kimchi berjalan sedikit ke arah depan, mecoba mencari. Soyoon menghadap ke arah Heerak,"Yak! Bersabarlah!" Jawab Soyoon. Yang lain pun mulai duduk untuk beristirahat sebentar.
Tetapi Soocheol masih berdiri, (Name) bingung, "Soocheol, duduklah sebentar." Soocheol menggeleng, "Tidak usah. Kamu masih terluka." Ujarnya. (Name) hanya memandang leher lelaki itu. Seberapa besarnya lelaki ini khawatir dengannya?
"Aku yakin, tadi ada di sekitar sini." Ucap Kimchi. Heerak menyangkal, "Jadi dimana bodoh?" Kimchi sedikit terbata-bata. "Aishh, kami yakin tadi kami melihatnya!" Ucap Soyoon. (Name) mendengar percakapan itu melihat ke arah sekitar.
Sampai kemudian, (Name) menemukan rumah itu di sisi kiri jalan. "Soocheol, kau melihat itu?" Tanya (Name) menunjuk pada rumah yang mereka cari. Soocheol mencari, kemudian mengangguk. "Benar," ucapnya.
Lelaki itu langsung berjalan menuju rumah itu. Yang lain menatap Soocheol dan (Name) itu bingung. "Yak! Kalian mau kemana?!" Tanya Soyoon. (Name) menghadap belakang, lalu menunjuk ke arah rumah yang mereka cari.
Taeman berdiri, "Benar! Aku melihatnya!" Yang lain menoleh. "Kalau begitu kita ikuti saja Soocheol." Ucap Youngshin. Kembali membawa barang-barang mereka, lalu beerangkat.
Karena Soocheol dan (Name) yang pertama datang, jadi mereka masuk ke rumah itu. Soocheol melihat kasur, "Disini, berbaringlah." (Name) menggeleng, "Ini untuk Soyeon. Aku di sofa sana saja." Soocheol melihat ke arah sofa yang berada di kamar depan.
Setelah Soocheol menurunkan gadis itu, Soocheol berbalik, melihat ke luka paha gadis itu. Darah di perbannya bertambah. "Maaf, apa tadi aku terlalu menekan saat memegang kakimu?" Tanya Soocheol. (Name) menggeleng, "Sepertinya ini karena aku berlari tadi. Gomawo, Soocheol-a." Ucap (Name) tersenyum, yang dibalas senyum oleh sang empu.
"Aku akan mencari makanan atau sesuatu yang berguna." Ucap Soocheol, lalu pergi ke sisi ruangan itu untuk mencari barang. Kimchi masuk, lalu menuntun Yeonju dan Soyoon untuk berbaring di kamar satunya.
"Bagaimana lukamu?" Tanya Youngshin, memasuki ruangan bersama Jangsoo untuk mencari kebutuhan mereka. (Name) menggeleng dan menyender pada sofa. "Entahlah,"
Inhye segera menghampiri (Name), "Perlukah aku mengganti perbanmu? Darahnya semakin banyak, (Name) .." ucap Inhye, berdiri di depan gadis yang ditanya. (Name) menjawab, "Perbannya sudah mau habis .."
Tiba-tiba Yeonju datang menghampiri (Name), "(Name), aku akan mengobatimu setelah Soyeon, tak apa? Yang lain sedang mencari obat." Ucap Yeonju, berjongkok melihat perban penuh darah itu.
(Name) mengangguk, "Prioritaskan Soyeon dulu." Yeonju mengangguk, lalu perempuan itu berdiri dan pergi, setelah meminta Inhye untuk membantunya membuka perban (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹
Fiksi Penggemar𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐈 : 𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 "𝑫𝒖𝒕𝒚 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓„ "𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘪𝘷𝘪𝘥𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢." - 𝘓𝘦𝘵𝘯𝘢𝘯 𝘓𝘦𝘦 Namanya Jeon (Name). Gadis SMA yang entah bagaimana, masuk...