"Aku harap, aku bisa menyelamatkan semuanya. Aku harap, aku bisa menjadi kapten pleton yang baik. Aku harap, semua masih bisa hidup sampai akhir. Eomma, aku mencintaimu. Aku disini menjadi kapten pleton, dipilih oleh Letnan Lee. Aku harap aku bisa seperti Ayah." Ucap (Name) pada kamera Kimchi, mengulas senyum.
Kimchi bingung, mengapa gadis itu membawa kata 'hidup sampai akhir'? Mereka tidak berperang kan?
╾╼
'Ternyata secapek ini latihan militer ...' Batin (Name) yang berjalan menuju asramanya.
"Aku sangat lelah." "Aku ingin muntah." "Aku merasa hampir mati sekarang." "Aku sekarat."
(Name) memasuki asramanya. Hampir mereka semua sudah tepar. Beberapa dari mereka duduk di meja sembari berkomentar. (Name) hanya diam. Kakinya mati rasa kelelahan. Yah, ini hal yang wajar, karena dia adalah kaum rebahan.
Tak lama, Yojung masuk. "Kamu tak apa-apa?" Tanyanya menepuk pundak (Name) yang berada di samping pintu. (Name) mengangguk. Ia lalu berjalan ke arah lemari untuk menyimpan senapan.
"Semuanya, letakkan senapan kalian. Jangan taruh dimana-mana ..." Ucap Yojung, namun perkatannya tak digubris. Baru saja ingin berucap lagi, (Name) menepuk pundaknya.
"Tak apa, biar aku masukkan semua senapan mereka. Mereka semua sudah cukup kelelahan karena ini hari pertama bagi mereka termasuk kamu." Yojung menoleh, "Duduk saja, Yojung. Kamu sudah menyimpan senapanmu, kan?" Tanya (Name) dibalas anggukan oleh Yojung.
Yojung pun duduk di kasurnya, tetapi ia meminta Nara dan Aeseol mengumpulkan senapan mereka di depan. (Name) pun mengambil semua senapan yang berada di lantai maupun di meja, lalu menyusunnya di lemari.
'Kenapa ga nyalain pendingin ruangan aja deh?'
╾╼
Malamnya, ia bergegas untuk keluar asrama, mengawasi Younghoon dan Ilha yang akan keluar asrama. Ia bergegas ke tempat dimana bola akan jatuh. Sesampainya disana, ia melihat Younghoon yang berusaha pergi dan Ilha yang menariknya.
Mereka pun saling menarik kerah. (Name) berlari ke arah mereka, ia juga tadi melihat Kimchi yang keluar membawa sampah.
(Name) menarik baju belakang milik Ilha dan berusaha melepaskan tangannya yang berada di kerah Younghoon. Ilha menoleh pada (Name) tanpa melepas tarikannya pada kerah Younghoon. "Jangan ikut campur, Saekkiya. Kamu ikut campur karena bedebah ini orang yang kamu sukai?" Tanya Ilha, menunjukkan wajah amarahnya pada (Name).
(Name) yang mendengar itu menggeram. "Tak ada hubungannya! Berhenti bertengkar, Shibal Saekkiya!" Ucap (Name) bersikeras menarik tangan Ilha dari kerah Younghoon. Namun Ilha malah menampar Younghoon, membuat Kimchi berlari ke arah mereka.
(Name) membantu menarik Ilha, karena Ilha yang mengajak bertengkar pertama dan liar. Kimchi pun membantu Younghoon agar mundur. Kimchi pun melihat ke arah langit. (Name) yang melihat Kimchi teringat. 'Sialan, bola akan jatuh.'
(Name) pun berhadap ke Kimchi, "Yak! Ayo pergi jika tak ingin muncul bahaya!" Teriak (Name) pada mereka bertiga, mereka pun mundur, baru ingin berlari. Namun, bola sudah terjatuh duluan mengenai gimnasium dan jatuh ke hadapan mereka.
Karena itu, mereka berempat terlempar ke belakang. (Name) merengkuh kesakitan, kepalanya mengenai batang pohon yang keras membuatnya sedikit pusing. Ia memegang kepalanya, semuanya belum berakhir disini. Meski jika Younghoon bisa ia selamatkan nanti, ia juga harus memastikan Ilha dan Kimchi baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹
Fanfiction𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐈 : 𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 "𝑫𝒖𝒕𝒚 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓„ "𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘪𝘷𝘪𝘥𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢." - 𝘓𝘦𝘵𝘯𝘢𝘯 𝘓𝘦𝘦 Namanya Jeon (Name). Gadis SMA yang entah bagaimana, masuk...