𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐕𝐈 : 𝐒𝐂𝐇𝐎𝐎𝐋 𝐂𝐑𝐀𝐒𝐇

3.1K 381 15
                                    

Dari awal, semuanya itu aneh. Kehidupan asli (Name) terkadang tak beruntung juga di kehidupan aslinya. Namun kali ini, ia lebih tak beruntung dari biasanya.

Gadis itu berada di kamar mandi lagi, Menundukkan wajahnya. Merasa Deja Vu. Karena setelah pertama kali pelatihan militer waktu itu, (Name) balik dari kamar mandi dan ke kelas, gadis itu dapat pelukan hangat dari Ssaemnya.

Gadis itu melakukan hal yang sama sepertinya sebelumnya, menaruh tangannya pada kedua sisi wastafel dan sedikit menunduk, lalu mendongak pada cermin.

Dapat ia lihat disana, baju seragamnya yang putih nan kinclong meski terlalu banyak kena keringat, membuatnya sedikit butek. Yah perbedaannya, pulang setelah bertahan dari kejaran tak terduga bola itu membuat bajunya memiliki noda darah, dikarenakan beberapa bola yang sempat menempel padanya.

(Name) mengingat itu menghela napas lelah sekaligus lega. Ia tapi tak lega dengan kematian Park-Ssaem. Beruntungnya, Younghoon masih bertahan juga. Ah, gadis itu bernapas lega larena bola yang sempat menempel padanya tadi tak menusuknya.

(Name) merinding sendiri. Ia bergegas membersihkan bajunya, agar keluar nanti tak terlalu diperhatikan anak kelas 12 lain karena noda darah di bajunya. Terutama pada kerah dan bagian atas dada baju (Name), karena cipratan darah Park-Ssaem mengenai area itu.

Setelah dirasa nodanya cukup memudar. (Name) berhenti. Ia segera balik ke kelasnya. Beberapa anak lain masih ada di luar kelasnya itu, menatap mereka dengan bertanya-tanya karena mereka semua pulang dengan wajah pucat dan luka.

(Name) yang sedang berjalan menuju kelasnya itu menjadi pusat perhatian. Sedangkan gadis itu memasang wajah pucat. Yah, kalian bisa bayangkan sendiri, apa jadinya kalau bola itu tiba-tiba menyerang kalian sedangkan kalian tak tahu apa-apa.

Ryumi yang melihat (Name) menghampirinya, "(Name)? Apa yang terjadi dengan kelasmu?" Tanyanya, memperlihatkan mata dengan sorot khawatir. (Name) hanya menatapnya. Tatapan lesu nan pucatnya itu seperti Sieun di Weak Hero Class 1.

Gadis itu tersenyum paksa dengan muka pucatnya, lalu memegang pundak Ryumi, "Kau akan segera tahu nanti." Ucap (Name), mengingat bahwa kelasnya akan berencana untuk kabur bersama semua anak kelas 12 lainnya.

(Name) kemudian masuk ke kelasnya. Ryumi di belakangnya memiringkan kepalanya heran.

Gadis bermarga Jeon itu duduk di bangkunya. Di belakang, ia bisa mendengar beberapa dari mereka yang protes tentang mereka yang mengikuti pelatihan ini karena bola itu, dan tentang kematian Park-Ssaem.

(Name) menidurkan kepalanya di pangkuan tangannya di meja. Ia benar-benar lelah hari ini. Sekali lagi, akan kukatakan bahwa gadis ini masih tercengang melihat bola-bola itu. Mayat yang ia temukan pun bervariasi.

Entah yang kepalanya terlepas, badan tanpa kepala, badan terpotong dua, hanya kaki, hanya tangan, bahkan saat tadi ia melihat mayat seseorang yang memiliki wajah yang sama persis seperti Chaerin.

Memikirkan itu, bulu kuduk (Name) berdiri. Baru kali ini, ia terus menerus, setiap hari memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya jika ia melakukan ini itu. Yak, tepatnya karena ini adalah drama, makanya ia khawatir.

Takdirnya seperti berada di tangan sutradara.

Soyoon berdiri dari tempat duduknya, "Aku akan pulang. Aku tidak bisa tinggal disini lagi." Ucapnya, melepas sabuk tentaranya dan pergi ke lokernya. Junhee mengikut.

Heerak di belakang ikut menyahut, "Shibal. Pada akhirnya mereka hanya ingin kita melawan mahluk itu." Hana bersuara, "Benar, aku juga akan pulang."

Bora mecegah Hana, tetapi Hana melawan. Beberapa dari mereka mulai mengemasi barang mereka. Letnan Lee pun masuk kelas, "Duduk." Ucap Letnan Lee. Melihat sebagian dari mereka yang mengemasi barang. Namun mereka tak mendengarkan.

𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang