Mereka semua sedikit terjengit ketika Heerak menemukan sesuatu. Mesin minuman. Heerak menghampiri mesin kola itu, "Ada apa?" Tanya Letnan Lee, saat mendengar keributan yang grup mereka buat.
Heerak menutup mesin kola itu dengan tubuhnya, "Tak ada apa-apa." Jawabnya menggeleng. Letnan Lee pun dipanggil oleh Sersan Wonbin, meminta untuk bicara sebentar.
Heerak memukul mesin minuman itu, mendapat satu kola. (Name) melihat itu hanya menghela napas, lalu kembali melihat ke arah sekitarnya. Aksi (Name) itu tak luput dari penglihatan Ilha yang berada di sebelahnya.
Tentu saja, karena lelaki itu berada di sampingnya saat berjalan tadi.
"Masih khawatir?" Tanyanya. (Name) menoleh, dan mengangguk. "Coba keluarkan detektor bolanya." Ilha mangangguk, mengeluarkan apa yang (Name) katakan. Detektor itu pun berbunyi. Kedua empu itu saling menatap.
Letnan Lee tiba-tiba memanggil Ilha, mmebuat lelaki itu menghampiri komandannya. Komandan itu meminta Ilha memperlihatkan detektor bolanya. Kini, detektor yang dipegang oleh Youngshin dan Ilha berbunyi, dan menampilkan banyak bola di layarnya.
Semuanya kembali bersiap, menodongkan senapan mereka sembari berjalan menuju jalan yang ditunjukkan oleh detektor bola karena bolanya. Mereka semua dapat melihat ada pertigaan di sana dengan banyak mobil rusak yang terlantar. Bahkan mayat militer pun tak luput dari pandangan mereka.
Letnan Lee menghadap ke arah mereka semua, dan mengisyaratkan kemana mereka harus mengambil posisi. Mereka semua pun akhirnya berlari menuju pertigaan itu dan bersembunyi di belakang mobil atau dinding gedung. Bersiap jika ada bola yang hendak menyerang.
(Name) mengambil posisi di mobil samping Letnan Lee berdiri. Sersan Wonbin berada di sampingnya, satu kakinya berlutut menodongkan senapannya ke depan, berada di belakang Letnan Lee.
Bola-bola itu tak datang. Letnan Lee pun melihat ke arah sekitar, dan menemukan mobil mainan yang dapat mengeluarkan suara. Komandan itu mengambilnya, lalu menatap pada Sersan Wonbin. Sersan Wonbin mengangguk, menandakan bahwa mereka siap.
Letnan Lee mengangguk pelan. Mennghela napas, lalu menyalakan mesin mobil mainan itu dan membiarkannya jalan ke arah jalan yang dihadapi Letnan Lee.
Mobil mainan itu mengeluarkan cahayanya dan beberapa bagiannya, seperti mobil untuk dugem. Selang tak lama, (Name) dapat melihat ada 3 bola yang keluar dari jendela gedung yang ia hadapi. Ah, gadis itu masih ragu melawan mereka.
"Letnan Lee!" Sahut (Name), setelah melihat ketiga bola itu hampir mendekat. Semuanya ikut menyahut setelah mereka melihat bola-bola itu keluar dari tempat persembunyiannya. Letnan Lee menginstruksi agar menahan tembakannya dulu.
Barulah saat bola-bola itu mendekat, Letnan Lee berteriak, "Tembak!". Suara peluru pun terdengar, tak hanya dua atau tiga. (Name) dengan teliti berusaha mengenai bola-bola itu. 3 bola sebelumnya sudah ia tembaki, namun bola lain mulai berdatangan. Gadis itu menembak terus, mengenai semua bola itu.
Sampai akhirnya amunisinya habis, (Name) terduduk bersembunyi di belakang mobil itu lalu mengambil amunisi di kantong seragam militernya. Mengisi pelurunya kembali, lalu menembak lagi.
"(Name)! Tolong bantu kami!" Sahut Taeman bersama Hana di sisi lain. (Name) mendengar itu terkejut, bukankah seharusnya Jangsoo?
Gadis itu berlari, menghadap ke bola yang kedua orang itu hadapi dan menembak bolanya, namun semua bola itu malah menjauh, "Aishh, shii.." Ujar (Name) pelan, lalu mengejar bola itu agar tertembak. Taeman di belakang sana memanggil (Name) agar tidak pergi jauh-jauh.
Selang beberapa menit kemudian, bola-bola yang mereka tembaki itu bersembunyi kembali. Mereka semua menghentikan tembakan mereka.
"Ada apa?"
"Kenapa mereka bersembunyi?"
"Apa itu?"
"Kenapa mereka tidak keluar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹
Fanfic𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐈 : 𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 "𝑫𝒖𝒕𝒚 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓„ "𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘪𝘷𝘪𝘥𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢." - 𝘓𝘦𝘵𝘯𝘢𝘯 𝘓𝘦𝘦 Namanya Jeon (Name). Gadis SMA yang entah bagaimana, masuk...