Chapter 7: Arguments

137 14 10
                                    

Chapter 7 (Arguments)

"Kak Jeff, jalannya pelan-pelan" Ucap Barcode dengan suara yang khawatir ketika Jeff berjalan ke arah sofa ruang tengah dari pintu utama dengan langkah yang tergesa-gesa.

"Adek duduk, duduk disamping kakak, sekarang" Jeff menepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya, suaranya juga rendah dan tegas menandakan dia tidak mahu yang muda membantah kata-katanya.

"Kak" Barcode memanggil yang tua dengan suara yang sangat pelan tapi dia tidak menerima sebarang balasan. Barcode memandang sisi wajah Jeff yang tegas.

"Kak" Lagi sekali Barcode memanggil pacarnya. Dia membawa tangannya mendekat ke arah pacarnya untuk digenggam. Mulanya dia ragu-ragu tapi yang muda tetap mencapai tangan kekasihnya. Jeff balik menggenggam tangan Barcode dengan erat yang membuat dia merasa sedikit tenang.

"Sayang, jujur ke kakak bisa?" Tanya Jeff pada pacarnya, dia juga membawa wajahnya ke arah Barcode.

"Iya, aku tutoring kak" Dengan suara yang lirih Barcode menjawab soalan Jeff.

Jeff mendengar percakapan yang berlaku antara Barcode dan salah satu tenaga pengajarnya ketika yang muda menemani Jeff menghadari appointment-nya hari ini. Dokter itu memuji cara Barcode tutoring kerana dapat membantu anak tahun pertama dengan baik.

Jeff dan Barcode membawa kepala mereka ke arah pintu utama selepas mendengar pintu tersebut terbuka. Ta masuk ke dalam dan merasa sedikit aneh dengan keduanya yang menunggu dia di bawah biasanya mereka menunggunya di kamar atau ruang tengah yang ada di atas.

"Babe, come here. We need to talk about adek" Ta berdehem dan meletakkan kunci motornya di tempat kunci lalu mengambil tempat tepat di hadapan Jeff dan memerhatikan Barcode yang hanya menundukkan kepalanya.

"Kenapa kak?" Tanya Ta dengan suara yang penasaran karna Jeff kedengaran serius, sudah lama Ta tidak mendengarkan suara Jeff yang tegas. "Adek ngapain sayang? Hmm?" Ta mengusap surai yang muda dengan lembut tapi Barcode hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Babe, kamu tau gak adek jadi tutor?" Ta mengerutkan keningnya dan semua atensinya ke arah yang muda sekarang.

"Enggak, aku gak tau" Balas Ta.

"Adek daftar jadi tutor kampus?" Dengan suara yang lembut Ta bertanya pada kekasihnya yang hanya bungkam dari tadi.

"Sayang, kamu kok gak bilang ke kakak kalau kamu jadi tutor?" Jeff bertanya lagi pada Barcode.

"Sayang" Ta mengangkat wajah Barcode supaya si adek menatap tepat ke arah manik matanya. "Kakak tanya loh ini. Dijawab, sayang" Masih dengan suaranya yang lemah lembut, Ta menyuruh pacarnya untuk mula membuka bicara.

"Ini baru-baru aja kak, biasanya juga aku ngajarin anak-anak yang lain" Jawab Barcode dengan suara yang sedikit kuat untuk tidak menunjukkan rasa gugupnya kepada mereka tapi dari wajahnya saja Ta sudah tahu yang muda sedang susah hati.

"Iya kakak tahu itu. Tapi kamu ngajarin mereka dengan dasar mau menolong bukan buat dibayar" Barcode tidak tahu bagaimana caranya untuk menjawab kedua kekasihnya yang sudah memandangnya dengan intense, dia hanya diam sambil bermain dengan cincin yang ada di jari Jeff. Ta memegang tangan Barcode agar yang muda berhenti bermain dengan cincin tersebut.

"Sejak kapan adek jadi tutor yang berbayar? Berapa bayaran yang adek dapat? Kenapa adek jadi tutor?" Tanya Ta tanpa jeda sambil menatap lekat wajah anak polos itu.

"Sejak dua bulan yang lalu, hampir tiga bulan. Aku dibayar ikut berapa jam mereka belajar sama aku" Jawab Barcode sejujurnya karna dia tahu kalau dia bohong lagi, ini akan jadi lebih buruk. Pacarnya tidak tinggi suara ke dia sudah cukup membuat dia bersyukur.

Holding onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang