Chapter 8: Aftermath

129 16 14
                                    

Maaf udah lama gak update. Kita sedikit sibuk 🤏🏻 Tapi chapter yang ini sedikit panjang semoga kalian suka✨ ada beberapa bahagian yang english author gak sempat buat translate jadi kalo ada yang kalian kurang paham bisa liat di ruang komen author bakal letak disitu.

Ouh iya kita ada bikin spotify playlist kalo kalian mau dengar :

https://open.spotify.com/playlist/0PyIeftUeY4ZNAZ6zjiGmA?si=atwGktBAS4K5ynX51Ci6MQ

Chapter 8 (Aftermath)

Jeff mendengar suara riuh di bawah yang menganggu fokusnya untuk membaca. Jeff menutup buku Braille code-nya untuk mendengar perbualan yang terjadi di bawah dengan lebih teliti. Jeff bangun dari duduknya ketika dia tidak dapat mendengar percakapan yang terjadi dengan jelas tapi yang dia pasti pacarnya sedang tidak baik-baik saja.

"Sayang" Jeff memanggil nama yang muda beberapa kali tapi sepertinya argumen yang terjadi di bawah lebih intense.

Jeff perlahan-lahan bangun dan menghampiri pintu ruang kerja. Jeff menjadi semakin khawatir saat dia membuka pintu dan mendengar pacarnya saling meninggikan suara pada antara satu sama lain.

"Babe, sayang" Dia memanggil nama mereka sedikit lebih kuat.

{J's POV}

Aku jalan berhampiran tangga untuk mendengarkan argumen mereka. Aku kurang paham dengan apa yang terjadi. Aku duduk di tepi tangga tanpa mengeluarkan sebarang suara. Aku ikutan sedih mendengar mereka yang bertengkar di bawah dan mereka bertengkar tentang hal yang sama lagi iaitu uang.

Mendengar suara kedua kekasihku yang menangis di bawah membuatku luluh. Mereka sememangnya sedang tidak baik-baik saja sekarang. Aku hanya duduk berhampiran tangga sambil mendengarkan suara rintihan mereka yang terdengar sangat menyakitkan. Iya, mereka sedang sakit sebenarnya kita semua sedang sakit secara mental dan fizikal.

Aku mendengar suara langkah kaki yang menaiki tangga dengan pantas dan aku hanya menunggu disini. Antara Barcode atau Ta yang akan menghampiri aku disini.

"Kak Jeff" Suara parau itu menegurku.

"Iya, adek" Aku membalasnya dengan suara yang pelan dan sedikit tersenyum padanya.

"Udah lama disini?" Barcode memegang tanganku untuk membantuku bangun. Aku membawa kepalaku ke atas dan ke bawah untuk pertanyaannya.

"Kamu gapapa sayang?" Tanyaku dan membawa tanganku untuk mengusap wajahnya. Dia hanya berdehem dan menjauhkan tanganku.

"Kak Ta mana sayang?" Lagi-lagi aku bertanya ketika aku sudah duduk di atas kasur. Aku juga khawatir dengan keadaan Ta. Seharian aku tidak mendengar sebarang khabar darinya.

"Di bawah. Biarin aja" Katanya dengan cuek.

"Kamu berantem sama kak Ta?" Aku sudah tau jawabannya tapi aku tetap mahu bertanya.

"Aku gak mau ngomongin ini. Kakak tidur aja" Barcode sudah membawa tubuhku untuk berbaring ditengah kasur dan membenarkan letak selimut supaya aku nyaman.

"Sayang"

"Kak, tidur aja. Please. Aku benar-benar gak mau ngomongin ini. Aku harap kakak ngerti" Katanya sebelum dia pergi masuk ke dalam kamar mandi jadi aku hanya berbaring dan memejamkan mataku.

Setelah hening buat beberapa menit aku merasakan tubuh Barcode ikutan berbaring di samping kananku tapi hari ini dia tidak memelukku seperti biasa. Aku membawa tanganku untuk mengusap rambutnya pelan. Aku tidak tidur karna aku masih menunggu Ta masuk ke dalam kamar. Aku duduk bersandar di kepala kasur setelah menunggu Ta cukup lama.

Holding onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang