TW: kata-kata kasar dan perlecehan
Chapter 10 (Engagement?){B's POV}
Aku melepaskan sabuk pengaman ketika mobil yang dikenderai kak Ta berhenti tepat di halaman depan rumahku.
"Senyum dong, sayang" Ucap kak Ta ketika melihatku yang sedikit murung hari ini.
"Minggu depan kita ketemu lagi ya?" Kak Ta mengusap rambutku pelan ketika aku menganggukkan kepalaku sebagai tanda iya.
Aku mendekat ke kak Ta dan mencium pipinya sekilas. Aku mengambil tangannya dan mencium tapak tangan itu sebanyak tujuh kali lalu membuat tangan itu menggenggam semua ciumanku. Tujuh kecupan untuk tujuh hari kita berpisah.
"Coba liat di belakang ada apa" Aku melihat ke arah tempat duduk belakang seperti yang diminta kak Ta. Senyuman di bibirku merekah dengan tawa yang lepas dan begitu senang. Aku melihat sejambak bunga dengan bunga favoritku di belakang.
"Wah kakak nulis surat buat aku?" Kak Ta menahan tanganku dari terus membuka surat tersebut.
"Dibaca nanti aja ya. Kalo kakak udah pulang" Aku merasa sedikit aneh tapi aku menuruti semua kata-katanya.
Aku turun dari mobil dan melambaikan tanganku ke arah mobil kak Ta yang berjalan keluar dari perkarangan rumah. Suara ayah yang tiba-tiba saja menyapa indra pendengaranku membuatku sedikit kaget.
"Sejak kapan ayah di situ?" Aku menyakan soalan tersebut selepas melihat ayah yang bersandar santai di depan pintu utama rumah.
"Baru aja" Katanya dan aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Ayah pikir kamu udah putus sama mereka" Aku memamerkan wajah kurang sukaku pada ayah ketika ayat itu menluncur keluar dari mulutnya dengan mudah.
"Gak bakal putus ayah" Kataku dengan penekanan.
"Mungkin ayah yang harus ngomong sama mereka buat putusin kamu"
"Ayah!" Aku mendekat ke arahnya. Ayah menatap tepat ke arah manik mataku sebagai tanda dia sedang mencabarku sekarang.
"Jangan, jangan bilang begitu ke mereka" Aku membantah dengan suara yang tegas.
"Why?"
"You will hurt his feeling" Aku mendengar ayah menghembuskan nafasnya dengan berat. Setelah itu aku pamit dari hadapan ayah dan masuk ke dalam kamarku.
Aku meletakkan bunga yang diberikan kak Ta dan membaca suratnya yang membuatku tersenyum. Aku berbaring di atas kasur dan hanya menatap kosong langit-langit kamar yang polos. Aku meraba-raba kasurku yang empuk itu. Aku kangen sama kamar ini tapi kamar yang di rumah bersama kak Jeff dan kak Ta terasa lebih nyaman.
Selama seminggu aku tinggal bersama ayah, tiada satu hari pun aku tidak sibuk. Ayah selalu membuatku mengikutinya bertemu dengan rakan bisnesnya dan membuatku mendengarkan rapat yang aku sendiri tidak paham. Tapi aku hanya mengikuti semua kemahuan ayah dengan baik seperti yang dinasihati oleh kak Jeff.
Kak Ta🤍: Hari ini kakak jemput kamu ya adek
Aku: Iyaaaa, aku tunggu ya
Aku: Aku gak sabar mau pulang ke kakak lagi 😆😆Aku kangen 😔
Kak Ta🤍: Sebentar lagi kakak ke sana ya
Kak Ta🤍: Kakak juga kangen sama kamu sayang
Aku: Ketemu nanti ya kak
Aku: I love you❤️
Kak Ta🤍: I love you more
Aku mengemas semua pakaianku untuk dibawa pulang. Aku juga merapikan lagi kamarku seperti pertama kali aku datang ke rumah ini seminggu yang lalu supaya aku dapat memudahkan kerja mbak Anisa yang bakal membersihkan kamar ini nantinya. Aku melakukan kerjaku sambil bersenandung pelan mengikuti hatiku yang berbahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding on
JugendliteraturBook no 2 Jeff harus pergi ke ekspedisi untuk membawa pulang Golden Fleece yang sudah dicuri. Ekspedisi yang dijalankan tidak mudah. Banyak cabaran yang harus ditempuhi. Di sisi lain Barcode merasa resah dengan kunci pandora yang harus dijaganya ka...