✯ 7. UKS ✯

1.2K 226 33
                                    

Yoo~
Tanoshinde Kudasai nee
Douzo

Hanadori Pov_

Perlahan kubuka kedua mataku, ku kedipkan beberapa kali mengatur cahaya masuk. Pemandangan pertama kali yang kulihat adalah langit-langit putih yang asing bagiku.

Aku menoleh ke samping, memastikan ruangan yang ku tempati sekarang. Sesuai dugaan aku berada di UKS sekolah. Tubuhku terasa lemas bahkan bergerak untuk duduk pun tak bisa. Seluruh tubuhku mati rasa.

Sikutan dari (Name) memang tak terlalu kuat, tapi perutku lah yang lemah. Lebih tepatnya, tubuhku. Sedari kecil tubuhku memang sangat lemah. Lelah sedikit saja bisa sampai demam dan harus periksa ke dokter. Meskipun tidak berdampak buruk pada nyawaku, tetap saja hal ini membuat seluruh aktivitasku sedikit terganggu.

Seiring bertumbuhnya usia, tubuhku kini mulai membaik seperti orang-orang biasa. Namun satu hal yang menjadi kelemahanku, yakni perut. Jika perutku terasa sakit dari luar bahkan dari dalam sekalipun, dapat membuatku pingsan. Dokter yang pernah memeriksaku berkata bahwa kelainan ini tidak akan mengancam nyawa. Dampak besarnya hanyalah mengalami koma. Aku sempat meremehkan kelemahan anehku ini, namun ternyata ada benarnya.

Yah ternyata dikehidupanku kali ini memang ada lagi ujiannya. Kira-kira ujian (Name) apa ya?

Sreek

"Senpai, kamu sudah bangun rupanya?" seloroh seorang gadis yang baru saja membuka pintu UKS. Setelah menutup kembali pintu itu, dia menghampiriku dengan wajah polosnya.

Aku membalasnya dengan dehaman, namun terkesan ramah. "(Name), apa dia tidak bersamamu? Dimana dia?" tanyaku dengan suara pelan.

"Pada akhirnya kau hanya mencari sosok adikmu itu ya, dasar siscon." cetusnya lalu duduk di samping kasur yang ku tempati. "Dia sedang membelikanmu makanan di kantin. Disana ramai, sepertinya dia akan sangat kewalahan sekedar untuk mendapatkan roti. Beruntunglah kau memiliki adik sepertinya,"

Aku beralih menatap langit-langit polos. "Souka... Kalau begitu, sedang apa kau disini?"

Ruby nampak kebingungan atas pertanyaanku. Kerutan diwajahnya sangat jelas, dengan kata 'He' yang keluar dari mulutnya itu sangat menggemaskan.

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku disini untuk menemanimu. Kau baru saja pingsan dan menarik perhatian gadis-gadis terlalu banyak. Aku cemas tahu, makanya aku disini untuk menemanimu, sekaligus mengusir cewek yang berkumpul disini tadi," kata Ruby lalu bersekap dada.

"Eh, tadi saat aku masih tak sadarkan diri banyak cewek disini?"

Ruby menangguk. "Bahkan ada beberapa yang memotret dan menyentuhmu."

"M-menyentuh?"

"Pipimu,"

"Sudah kuduga," Aku menghela nafas pasrah. Aku selalu memiliki feeling bahwa gadis-gadis itu ingin sekali menyentuh wajahku, terutama pada pipi. Ada apa dengan pipiku ya?

Ku pejamkan mataku sejenak, lalu membuka kembali dan menatap Ruby yang berada disampingku. "Makasih," ucapku.

"Untuk?"

"Kau sudah mengusir cewek-cewek itu. Dan, mencemaskanku sehingga kamu ada disini untuk menemaniku,"

Ruby terdiam dengan kerutan dikeningnya. Karena ekspresi yang dibuatnya pun membuatku kebingungan.

"K-kamu habis kesurupan apa?!"

"Hah?"

"Sifatmu. Sifatmu sangat aneh, tak seperti biasanya!"

Become an Idol [ 推しの子 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang