✯ 19. Email ✯

440 63 2
                                    

Yoo~
Tanoshinde Kudasai nee
Douzo

(Name) Pov_






























"Kasian yah, padahal masih muda"
































"Orangtuanya dimana? Dari tadi saya tidak melihat satupun keluarga korban disini."

































"Yang datang hanya beberapa anak seumuran dengannya. Tidak mungkin orangtuanya tidak tahu mengenai kondisi putrinya kan."































"Mungkinkah dia tidak punya keluarga?"






























"Atau mereka tidak peduli dengannya?"











Suara-suara yang datang entah darimana membisiki telinga juga menghantui kepalaku. Karena suara-suara tidak mengenakkan itu membuat tidur nyenyak ku terganggu.

Wajahku yang seharusnya lebih cerah begitu terbangun dari tidur, malah sebaliknya. Air mata menghiasi pipiku, dengan mataku yang membengkak. Mood yang seharusnya lebih semangat untuk menjalani hari, tergantikan oleh rasa kesal, kecewa, sedih, dan takut.

Aku mengusap wajahku berupaya menghilangkan sedikit rasa sesal. Namun itu tak membantuku sama sekali. Bahkan rasa sakit masih saja terasa membuat hatiku semakin sesak.

Suara-suara yang seharusnya tak pernah kudengar seumur hidup, malah menghampiriku dengan bayang-bayang masa lalu yang tidak ingin lagi kuingat. Kali pertama mendengar suara itu, aku langsung tahu. Itu adalah perkataan orang-orang setelah hari kematianku.

"Hanya karena itu kau menangis? Payah. Kau diberi kesempatan untuk hidup kedua kalinya tapi masih terjebak dalam bayangan masa lalu? Lalu untuk apa kau kesana, dan bertemu dengan semua hus– hmmp!"

Lagi-lagi suara lain terdengar. Aku menebarkan pandanganku ke sekitar. Kamar yang kutempati tak ada seorangpun, juga benda-benda aneh yang kukira merupakan sumber suara tidak kudapati dari arah mataku memandang.

Mungkin halusinasiku saja.

Tidak! Suara itu benar-benar nyata. Suaranya memang terdengar asing, tapi itu terdengar sangat nyata, berbeda dengan suara-suara yang membuatku terbangun. Apalagi dia memakai bahasa lokal dengan perkataannya yang merujuk pada diriku saat ini.

Tapi apa maksud kalimatnya yang terakhir?

"Oi rumput laut. Kau sudah bangun ternyata. Lihatlah sudah jam berapa ini. Kau tidur seperti orang mati saja."

Lamunanku langsung tertuju ke arah tablet dimeja. Mengenal siapa itu, aku bergegas menghadap layar kecil itu. "Apa kau yang berbicara tadi?"

"... Barusan aku berbicara. Sekarang kau bersiap-siaplah, lalu kembali bekerja."

"Aa.. bukan itu maksudku. Aku–" Belum sempat bertanya, Ego langsung menutup komunikasi sebelah pihak. Sedikit kesal. Tak lama pikiranku kembali bertanya-tanya mengenai siapa sosok yang kudengar tadi.

Become an Idol [ 推しの子 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang