✯ 8. Surat Cinta ✯

1.3K 202 24
                                    

Yoo~
Tanoshinde Kudasai nee
Douzo

Author Pov_

(Name) memijat pangkal hidungnya merasa pusing untuk sejenak. Apalagi sekarang dia telah mengetahui kebenaran tentang Hanadori. Dia tahu jika kakaknya itu memang populer, bahkan bisa dibilang Hanadori merupakan pangeran sekolah. Namun ia tidak menyangka jika ada anak laki-laki yang menyukainya.

"Daripada memusingkan itu, lebih baik kita pikirkan bagaimana cara membawa pulang semua surat ini." seloroh (Name) sambil mengikat rambut bebasnya dengan ikat rambut hitam yang dipakainya sebagai gelang.

"Padahal aku mau membuangnya," Hanadori melengos.

"Nggak, gak boleh, aku menentangnya. Kamu harus baca semua surat ini untuk menghargai pengirimnya." sentak (Name).

Hanadori memutar bola matanya dengan kepalanya ikut miring kebelakang, merasa malas harus melakukan itu semua. "Terus gimana, gue nggak mau bawa ke rumah, menuh-menuhin space. Bisa-bisa Hidomi dan Okaa-san ikut kepo lalu membaca semuanya. Gue nggak mau!"

"Kalau begitu, bukankah lebih baik menyimpannya disekolah, lalu membacanya disaat jam istirahat?" timpal Ruby memberikan saran.

"Aku juga berfikir begitu. Tapi menaruhnya dimana dan dengan apa," ujar (Name).

"Dengan apa?" tanya bingung Hanadori akan ucapan adiknya.

"Ya mau disimpan gimana? Disimpan begitu saja bertumpuk-tumpuk?" (Name) menaikkan alisnya. "Mau pakai tas, tapi memangnya kau rela meninggalkan tasmu disekolah semalaman?"

Hanadori terdiam sejenak, mencerna kembali perkataan (Name). "Pakai tas lipat yang selalu kau bawa?"

"Ketinggalan. Aku lupa bawa," lirih gadis itu dengan tersenyum kecut.

"Uhm, sepertinya Onii-chan ada. Hari ini dia membawa tas lipat untuk jaga-jaga." seloroh Ruby menarik atensi keduanya.

"Kalau begitu kita pinjam saja punyanya!" seru (Name). "Eh, apa dia akan meminjamkannya pada kita?" tanyanya sebelum menemui lelaki itu.

"Dia akan meminjamkannya." kata Ruby yakin.

Kedua gadis itupun pergi meninggalkan Hanadori yang menatap datar keduanya.

"Onii-chan," panggil Ruby pelan setelah membuka pintu kelas kakaknya.

Lelaki yang merasa dipanggil pun melirik ke samping. "Ruby, Ryuka, ada apa? Kenapa hanya menunjukkan kepala kalian?" tanya Aqua aneh saat melihat kedua gadis tersebut.

"Sudah kubilang, namaku (Name)!" protesnya lalu tanpa adanya rasa malu, dia menyelonong masuk ke kelas untuk lebih dekat dengan Aqua. "Bolehkan aku meminjam sesuatu darimu?" tanya ramah (Name) dengan mata yang disipitkan. Dia berjongkok di samping meja Aqua.

Become an Idol [ 推しの子 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang