✯ 15. JFU ✯

736 107 5
                                    

Yoo~
Tanoshinde Kudasai nee
Douzo

(Name) Pov_

Suara langkah kaki dari arah lorong yang berlawanan terdengar semakin mendekat. Yang semula terdengar samar, semakin lama semakin kuat dan sosok manusia yang menciptakan suara tersebut muncul dengan lari cepatnya.

Aku menatapnya dari kejauhan sampai akhirnya dia berhenti tepat dihadapanku. Nafasnya memburu juga peluhnya yang sedikit nampak pada keningnya.

"...Na?" panggilku. Dia tak kunjung menjawab bahkan menengok kearahku.

"Dia kenapa," tanya Hanadori disebelahku yang ikut bingung. Aku membalasnya dengan gelengan sebab tidak tahu.

"(N-name)..."

"Hmm?"

"Kamu mendaftar ke SMA Yoto?! Kenapa kau tidak bilang padaku." Rambut merah maron sebahunya terbang tertiup angin. Dia bangkit dan memegang kedua bahuku dengan tatapan matanya yang berbinar-binar.

Aku yang masih bingung pun hanya dapat mengangguk pelan sebagai konfirmasi.

"Ngapain bilang, kamu juga pasti akan tau dengan sendirinya." kata Hanadori terdengar cuek.

"Diam. Aku tidak berbicara padamu!" sentak Arima ketus. "Ah iya, apa kau sudah melakukan wawancara? Tunggu, kau masuk ke departemen seni kan?" tanyanya lagi padaku.

Lagi-lagi aku mengangguk dan membuat Arima berucap syukur karena kami akan sama-sama masuk ke departemen seni. Ada kemungkinan besar kalau kami akan sekelas nantinya.

"Kalau kamu, masuk ke departemen seni juga kan?" Arima kini beralih pada Hanadori yang sudah dibuat badmood.

"Departemen umum."

"Lah,"

"...Kenapa kaget? Kau pikir aku mau jadi apa kalau masuk departemen seni?"

"Aktris, model?"

"Aku tidak berpengalaman menjadi model apalagi aktris. Dan lagipula, memangnya aku cocok untuk menjadi seorang model?" Hanadori menatap keluar jendela dengan kekehan ringan yang terkesan meremehkan kemampuannya sendiri.

Arima tak mengalihkan pandangannya dari Hanadori. Dia nampak serius memandang tampang wajah kakakku. "Kenapa tidak cocok? Menurutku kau bisa saja menjadi model dengan tampangmu itu. Wajahmu tak terlalu buruk, badanmu juga ideal untuk menjadi seorang model."

Muka Hanadori seketika berubah masam. Dia menatap sinis Arima. "Wajahku tak terlalu buruk. Kau memujiku atau meledek?"

"TENTU SAJA AKU MEMUJIMU, BAKA!"

"Kalau memuji setidaknya pilihlah kata yang tepat. Kata-katamu seperti merendahkanku."

"Hya~ aku memujimu dengan merendahkan. Kau paham kan, hal seperti itu?"

Tanpa kata-kata, Hanadori mengangkat tangannya pada Arima. Dia mengacungkan salah satu jari yang biasa dianggap kasar, dengan tatapan menjengkelkan. "Fuck you, little bitch."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Become an Idol [ 推しの子 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang