✯ 14. Perpisahan Singkat ✯

896 115 7
                                    

Yoo~
Tanoshinde Kudasai nee
Douzo

Author Pov_

"ASLI?!"

"Ya,"

"Ih anjir, SERIUS LO?!"

"Iya."

"Yang bener. Lo ketemu Anri? Teieri Anri itu?"

"Bisa nggak, gausah diulang-ulang terus? Makin pusing dengernya." komplen (Name) dengan wajah kusutnya.

"Ya kan gue memastikan. Lo beneran liat? Kenapa gue gak pernah ketemu sama salah satu dari mereka, perasaan lo terus!"

"Mana ku tau."

"Bohong lagi ya lu,"

"Mulutmu minta dijahit ya? Sopankah teriak-teriak begitu ke orang yang lagi sakit?" (Name) dengan tatapan tajamnya berusaha duduk dan menyender. Karena kepalanya yang tak berhenti berdenyut, gerakannya sedikit melambat dan hal itu membuat Hanadori membantu saudara kembarnya untuk duduk.

"Yaudah si maap." cetus Hanadori cemberut.

(Name) menyenderkan kepalanya dengan menutup mata. Dia meraih segelas air putih pada nakasnya dan meminumnya hingga menyisakan seperempat gelas. "Kamu ngapain ke rumah sutradara Gotanda?"

Pertanyaan yang dilontarkan (Name) terlalu tiba-tiba yang tak dapat diprediksi Hanadori. Lelaki itu terdiam sejenak sebelum mendudukkan dirinya di kasur adiknya. "Tau darimana?"

"Hidomi." singkat (Name) menjawabnya dengan cepat.

Hal itu tentu membuat Hanadori sendiri sulit untuk menghindari pertanyaan tersebut. "Kamu gak perlu tau."

"Aku harus tau." tegasnya.

Hanadori menatap (Name) dalam-dalam. "Kenapa harus tau? Nggak semua yang kulakukan kamu harus tau itu. Terkadang juga aku ingin melakukan sesuatu dengan bebas tanpa harus kau ketahui."

"Tapi kan– bukankah kita sudah berjanji untuk tidak merahasiakan apapun?!"

"Apa maksudmu? Ini bukan rahasia, (Name). Dengar, aku hanya meminta bantuan Gotanda untuk mengajariku cara kerja dibelakang layar dan akting." Hanadori beranjak dari kasur (Name) melangkah pelan menuju pintu.

"Kerja dibelakang layar? Akting? Untuk apa?" Gerak-gerik Hanadori tak lepas dari sorot mata (Name) yang semakin menajam. Menatap punggung lelaki yang semakin menjauh ke arah pintu. "Apa kau menyembunyikan sesuatu?"

Hanadori berbalik dengan sejuta ekspresi tak terbaca. "Apa?"

"Kau menyembunyikan sesuatu kan? Ya, itu pasti. Kau merahasiakan sesuatu dariku."gertak (Name) dengan tundukan dalam kepalanya. Helai demi helai rambut hijaunya menutupi keseluruhan wajah (Name) sehingga Hanadori sendiri tak dapat memastikan ekspresi macam apa yang ditunjukkan adik perempuannya.

"Hei, berhentilah berpura-pura. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku, kan. Semua rahasia, yang kau sembunyikan dariku. Semua hal yang tidak ku ketahui. Beritahu aku. Mau hal itu tentang dunia ini, maupun dunia kita sebelumnya." lanjut (Name).

Hanadori diam terpaku ditempat. Ia tak dapat berkata-kata lagi melihat kondisi adiknya yang cukup menyeramkan juga menyedihkan itu. Rasanya, entah kenapa terlalu menyakitkan hanya dengan melihat dan mendengar responnya. Ia hanya mampu mendekat, dan memeluknya dengan tulus. Berusaha untuk menenangkan hati (Name) yang sedang gelisah.

"Kau mencurigai ku? Kenapa kau menganggap ku seperti itu? Maaf, kalau memang aku terlihat merahasiakan sesuatu darimu. Tapi, aku mohon padamu (Name). Kau tidak perlu memikirkan semua hal itu lagi. Lupakan semua yang kukatakan semalam, oke? Aku hanya ingin kau hidup tenang disini, tanpa adanya beban pikiran yang mengganggumu, sama halnya dengan masalah kali ini. Aku ingin kau nikmati saja apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Semuanya, akan ku tanggung sendiri untukmu."

Become an Idol [ 推しの子 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang