Happy Reading-!🌻
"RAVIN....! TURUN SINI, UDAH SIAP SEMUAANYA!!!" teriak Rere dari lantai dasar.
Ravin yang memang sudah beres dan akan membuka jendela, terkejut mendengar teriakkan Rere yang begitu menggema.
"Astaghfirullah, yaallah ampuni toa masjid istri hamba." gumam Ravin.
Rere yang merasa tak ada sahutan pergi keatas menyusul Ravin.
"Aku panggil, kok ga nyaut." ucap Rere sambil berkacak pinggang.
Ravin menggaruk tengguknya yang tak gatal. "Maaf ya? Aku kaget. Lagian ini juga udah beres kok, mau buka jendela dulu."
Rere menghela nafas. "Biar aku aja, kamu mandi terus langsung turun kebawah."
"Yaudah, aku mandi dulu." ujar Ravin sambil melepas kacamatanya, dan meletakkannya diatas meja.
Rere mengangguk, Ia mulai membereskan meja kerja Ravin yang memang sedikit berantakan. Mulai menata kembali berkas-berkas, memasukan kembali pulpen pada tempatnya, dan meletakkan kacamata Ravin dikotaknya.
"Emang gini ya rasanya jadi ibu rumah tangga, paling ga bisa liat rumah berantakan walau cuman sedikit." lirihnya.
Dirasa sudah beres, Rere menuju ke kamar sebelah untuk mengecek Ravin.
"Udah beres? Tumben cepet."
"Airnya dingin, jadi gaenak lama-lama."
Rere menghampiri Ravin yang sedang mengeringkan rambut. "Kenapa ga pake air hangat?"
"Gamau, kaya bayi." ucapnya sambil memberikan handuk pada Rere.
"Duduk sini, gamungkin aku keringin rambut kamu sambil berdiri."
Ravin mendudukkan dirinya di kursi meja rias Rere. "Kamu kalau pake daster ketara ibu rumah tangga banget ya Re?"
Rere tertawa, Ia mulai mengusap kepala Ravin dengan lembut. "Itu kamu nyadar. Maaf ya? Kalau aku dirumah gini terus, aku juga udah bilang ke kamu berkali-kali, kalau aku ini memang bener-bener apa adanya."
"Gapapa, aku sebagai suami kamu bangga ngeliat perubahan yang ada dalam diri kamu. Udah bisa ngurus aku, ngerjain ini itu, pasti capek banget ya?"
Rere mulai menyisir rambut Ravin, dan menatanya seperti yang Ravin lakukan biasanya. "Ketara sama kok, aku yang capek ngurus rumah dan harus siapin ini itu, dan kamu yang pastinya duduk didepan laptop berjam-jam periksa berkas atau kertas-kertas sampai mata perih."
Ravin berdiri, Ia merubah posisi menjadikan Rere yang duduk dihadapannya. "Mangkanya itu, aku selalu berusaha jadi suami yang baik buat kamu Re. Sekarang coba liat ke kaca, apa yang kamu rasain?"
Rere menatap kaca yang menjulang aga tinggi dihadapannya dan Ia mulai merasakan sesuatu.
"Kalau boleh jujur Rere capek, badan Rere aga kaget untuk nyerna semua ini. Tapi Rere mulai terbiasa, Rere mulai bisa menikmati ini semua kok."
Ravin mencium kepala Rere. "Apapun itu, kamu udah menjadi seorang istri yang terbaik dimata aku. Mandi sana, kita sarapan bareng."
Rere bangkit dari duduknya, lalu Ia mengambil bajunya. "Duluan makan aja, takut keburu dingin." titah Rere.
"Masih jam setengah tujuh kok, belum terlalu laper."
Rere yang melihat Ravin merebahkan tubuhnya diranjang, buru-buru menegurnya. "Jangan tidur lagi, masih pagi."
Ravin mengangguk. "Rebahan aja kok, ga bobo ganteng."
Rere terkekeh, Ia masuk ke kamar mandi dan memulai ritual mandinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDRA || After Married
General Fiction[𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈] [𝐔𝐏 𝐒𝐄𝐓𝐈𝐀𝐏 𝐇𝐀𝐑𝐈 𝐊𝐀𝐋𝐎 𝐆𝐀 𝐌𝐀𝐆𝐄𝐑] [𝐁𝐔𝐃𝐀𝐘𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐕𝐎𝐓𝐄 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀] Cover by:@nnaxzy Rere dan Ravin harus menjalani ikatan pernikahan, disaat keduanya masih berstatus pelajar. J...