Hai aku balik lagi di cerita ini.. sbnrnya males bgt buat up tapi demi kalian biar cepet" ketemu Nathan 😓
Fyi, ini draft dari 2023 mau aku rombak tapi gada ide, yg di tulis ulang cuma bagian bawah aja. Jadi maklum aja ya kalo tulisan atas sama bawah agak beda narasinya 😭😭
Jgn lupa vote n komen, tandai typo ‼️
_o0o_
"Terkadang tempat yang di sebut rumah belum tentu menjadi tempat pulang."
Altezza."Pa, ini Zenia pacar Alta."
Dirga menoleh kepada anak semata wayangnya. Ternyata benar, Altezza sudah putus dengan kekasih lamanya yaitu Zoya. Pria itu menyambut hangat kehadiran Zenia.
Dirga menatap nanar ke arah Zenia. Gadis yang cantik nan anggun. Sepertinya, ini sangat jauh berbeda dengan Zoya. Syukurlah, Altezza menemukan kekasih yang lumayan pantas di pandang olehnya.
"Zenia.. namanya cantik kaya orangnya."
Merasa tidak suka dengan kalimat Dirga, Altezza memberi tatapan tajamnya ke arah Dirga. "Apaan sih Pa! bilang Zenia cantik. Yang boleh bilang gitu cuma Alta aja nggak boleh yang lain." Zenia lantas mencubit pelan lengan cowok itu.
Dirga menggelengkan kepalanya. Altezza ini seperti dirinya, tidak ingin orang lain memuji kekasihnya, kecuali dirinya. Altezza percis seperti Dirga waktu muda dulu. "Ajak Zenia kedalam. Kasian berdiri terus. Papa mau siap-siap, bentar lagi acara akan dimulai." Dirga melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu, kembali menatap Zenia dan Altezza. "Zenia, terimakasih sudah datang di acara ini bersama Altezza."
Zenia mengangguk sopan. Saat ini mulutnya terasa kelu untuk mengatakan apapun. Dia masih canggung dengan Dirga yang notabenenya papa Altezza. Ini pertama kalinya Zenia di kenalkan ke orang tua pacarnya. Ingat! Pertama kali!
Keduanya melenggang masuk kedalam gedung tersebut. Disana ramai, banyak rekan bisnis papanya. Kedua netra Altezza tidak sengaja menatap Davin dan Mayra yang sedang berbincang hangat.
"Woi! Sejak kapan lo ada disini?" Altezza sengaja mengejutkan Davin dari belakang. Membuat Mayra ikut terkejut.
"Sejak lo genggam tangan Zenia!" Cetus Davin. Zenia sontak melepaskan genggaman itu. Altezza paham, gadis itu tidak ingin orang lain tahu tentang hubungan mereka.
"Duduk sini Zen, deket gue. Makanan disini juga banyak, enak-enak lagi." Altezza tidak terima dengan tawaran Davin. Cowok itu langsung memberikan pukulan pelan di bahu Davin.
"Cewek lo banyak kalau lo lupa."
Davin menyengir tanpa dosa. Mau bagaimana lagi, Zenia terlihat sangat cantik di mata Davin. Mustahil kalau Davin tidak menyukai Zenia. Hanya saja dia susah mengambil alih posisi Altezza. "Emang lo siapa, cowoknya?" Davin berpikir sejenak. "Kayanya bukan deh,"
Saat ini Altezza ingin sekali berteriak sekarang juga. Ingin memberi tahu kepada semuanya yang ada disini. Bahwa Zenia itu kekasihnya, pacar Altezza. Melihat ekspresi wajah Zenia yang was-was, Altezza menarik lengan Zenia untuk duduk di sebelah Mayra.
"May, jagain Zen. Gue mau ketemu bokap dulu." Altezza melenggang pergi meninggalkan mereka. Sementara Zenia, gadis itu sangat canggung berdekatan dengan Davin terutama Mayra. Si gadis dingin nan datar.
Rasa penasaran Davin semakin tinggi. Dia menoel punggung tangan Zenia sehingga gadis itu tersentak kecil. "Altezza kesambet apa mau ajak lo ke acara bokapnya?"
Sial. Zenia tidak menyangka Davin akan bertanya seperti itu. Harusnya, selama di perjalanan tadi ia menyiapkan semua jawaban yang akan di tanyakan Davin. Tetapi, Altezza tidak mengetahui jika disini ada Davin dan Mayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN LARA
RomanceKatanya, kasih sayang Ibu itu sepanjang masa. Kok aku nggak pernah merasakannya? "Aku sehina itu, Bu?" 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠‼️ 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚𝐤𝐮. 𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚�...