20. Eza and Queen

95 33 526
                                    

DOR! kaget ya liat cover sama judul udah beda wkwk sengaja aku ganti. Sebelumnya udh aku jelaskan di wall ataupun di ig.

Karena suasana hatiku sedang rupa rupa warnanya, jadi aku kasih bab yg gemes-gemes, ga ada meloww kok.

Ini masih tentang pasangan yg masih anget. Blm masuk konflik tenang ajaaa

Sebelumnya vote dan komen dlu, kalo ada typo tandai. Kalo ada kalimat yg kuras pas tegur aja gpp, kalo suka sama aku jangan.. udh ada haechan 😙👍🏻

_o0o_

"Aku mencintaimu. Jika masih kurang, tambahkan dengan kamu mencintaiku."
~ Zenia Queen Azalla.


Kicauan suara burung sudah terdengar sejak beberapa menit yang lalu. Cahaya matahari juga sudah memasuki celah-celah jendela rumah Zenia. Pagi itu, Zenia sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Katanya hari ini dia akan berangkat bersama dengan Altezza.

Langkah kakinya menuruni anak tangga. Dilihat dari wajahnya, Zenia tak menghilangkan senyuman sejak tadi. Rasanya tidak sabar dijemput oleh kekasih.

Kalau kata orang, masa SMA itu masa paling menyenangkan. Benarkah? Kalau iya, Zenia juga ingin merasakan masa sekolahnya menyenangkan seperti yang diucapkan orang-orang. Contohnya menghabiskan waktu berdua bersama Altezza.

Ini memang terlalu singkat. Namun Zenia tidak berbohong dengan perasaannya sendiri. Dia sudah jatuh cinta kepada laki-laki yang selalu mengenakan headband di kepala sebagai ciri khasnya.

Dewa keberuntungan sedang berpihak padanya. Di meja makan tidak ada siapa-siapa, Zoya dan Mawar sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu. Jadi sekarang dia bisa menemui Altezza tanpa mengumpat terlebih dahulu.

Hari ini Zenia sedang tidak nafsu makan. Bukan berarti Zenia sedang sakit. Kemarin setelah bermain sepeda dengan Altezza, keduanya sempat mampir di salah satu cafe. Selesai makan, Altezza sengaja memesan satu porsi lagi untuk dibawa pulang. Yang jelas itu untuk Zenia makan malam kalau perutnya tiba-tiba lapar. Jadi sekarang perutnya tidak terlalu lapar.

Sampailah di depan pekarangan rumah. Namun, matanya belum menangkap sosok laki-laki yang sedang ditunggu. Kemana Altezza? Apakah dia batal untuk pergi ke sekolah bareng?

Setelah membatin seperti itu, tak lama Altezza datang dengan-tunggu! Dia membawa sepeda lagi? Ah tidak, bukan sepeda ontel yang kemarin di sewa, melainkan sepeda listrik berwarna biru menyala.

Zenia sedikit kaget melihatnya. Sepeda siapa lagi yang dia sewa? Apakah sepeda milik satpam rumahnya? Atau sepeda milik tetangganya yang sengaja di sewa dengan jumlah banyak?

"Hey, kok bengong!"

Kedua mata Zenia mengerjap berkali-kali saat Altezza menepuk bahunya. "Kamu sewa sepeda lagi?"

Altezza menggeleng sebagai jawaban. "Sepeda gue lah. Gimana, bagus nggak?"

"Hah?! Kapan belinya?"

Altezza menyengir lebar. Bukannya menjawab, justru dia mencubit pipi Zenia lantaran gemas. "Lucu banget sih cewe gue!"

"Ish jawab dulu!"

Altezza menjauhkan tangannya dari pipi Zenia. "Gue beli lagi malem. Habisnya, kalo pake sepeda ontel capek bawanya. Kalo ini kan gampang kayak naik motor."

Zenia terkekeh ringan mendengarnya. "Oh kamu kecapean ya bonceng aku, sampe rela beli sepeda listrik ini?"

"Nggak gitu Zen. Maksud gue, kalo sepeda biasa tuh lama harus di goes cepet dulu baru bisa melaju cepat. Kalo sepeda listrik 'kan tinggal mainin gas doang kayak motor." Jelasnya dengan nada pelan.

SERPIHAN LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang