14. eksekusi anak Hilman

282 29 0
                                    

.
.
.
.
.
Happy reading!
.
.
Ini double up spesial otw masuk sekolah.

Chandra baru saja keluar dari ruangan papanya. Seharian membahasa soal teman-temannya sungguh melelahkan. Papa bilang ia akan memberikan perawatan untuk Eno dan Juna. Tapi untuk sementara waktu papa masih perlu mencari tau benda apa yang di tanam di kepala kedua teman Echan.

Kata Jonathan, ia sudah mendapatkan jejak penjualan beberapa barang-barang palsu dan curian juga narkotika yang Kares kelola. Semua terasa tak masuk akal, sebab bagi Echan kemampuan mereka tak sehebat itu tanpa dirinya. Tim yang papa bentuk dari IT juga sudah menemukan beberapa akun yang di sinyalir menjadi pembeli data pribadi. Kebocoran data itu ternyata sesuai dengan dugaan Echan.

Ini semakin membingungkan saat Echan menyadari bahwa posisinya di gantikan oleh Kevin. Anak itu bahkan lebih hebat darinya. Chandra mengetahui semua karena sempat melihat jejak Kevin mencoba membobol keamanan sistem yang ia rancang dengan Setra. Rasanya ingin memberitahukan semuanya pada Jirul tapi Echan ingat teman Jirul hanya Kevin di sekolah.

" Kenapa bro?" Garta bertanya dengan jarak mungkin lima meter dari tempat Echan berdiri.

Lelaki itu sepertinya baru saja pulang kuliah.

" Pusing gue, capek sama masalah IT. Ngapain Lo kesini?" Tanya Echan merasa aneh sebab di lantai 11 hanya terdapat ruangan papa.

" Nyariin Lo." Ucap Garta tersenyum lebar.

Echan menerima sinyal bahaya. Ia sedikit was-was dengan cara Garta bicara . Belum lagi ia ingat betul temannya itu tukang pukul.

" Ngapain? Butuh apa?" Tanya Echan setenang mungkin.

Mungkin tiga minggu ia tak bertemu Garta tapi lelaki itu sudah terasa sangat asing.

" Gapapa, ayo jenguk Eno. Dia udah tiga hari ga ngampus." Kata Garta memasuki lift.

Echan masih berdiri tak bergerak, merasa tak nyaman jika harus satu lift dengan Garta hanya berdua.

" Ayo masuk!" Ajak Garta masih menunggu. Senyumnya belum juga luntur.

" Gue mau ambil barang dulu di meja papa. Lo tunggu gue di bawah aja." Kata Echan kembali memasuki ruangan Papanya.

Nafasnya tersengal, Garta tiba-tiba sangat menakutkan.

" Kenapa Chan?" Tanya Papa baru saja keluar dari kamar mandi.

" Engga. Aku boleh minta tolong papa nggak?"

Hilman sedikit bingung dengan wajah panik putra sulungnya.

" Apa?"

" Temenin Echan turun kebawah." Kata Echan meminta.

Papanya tersenyum, merasa lucu dengan tingkah Echan.

" Ayo, kebetulan papa mau cari kopi." Kata Hilman merangkul pundak Echan.

Keduanya turun melalui lift, Echan dapat bernafas lega melihat Garta sudah pergi lebih dulu.

.
.
.
.
.

" Echan turun sama papanya." Suara itu terdengar jelas dari earbuds yang Garta gunakan.

Beberapa hari yang lalu mereka menerima sebuah pergerakan mencurigakan di situs yang mereka kelola. Mereka merasa Echan sudah mengetahui segalanya sebab sempat melihat Eno mengajak Echan ke apartemennya. Selain itu Januar sempat mencuri dengar Chandra mencurigai seseorang dari IT telah menyebarkan Data pribadi artis papanya. Belum lagi obrolan panjangnya dengan papanya beberapa saat lalu juga memicu  asumsi bahwa Chandra sudah mengetahuinya.

Problem ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang