04. Bohongnya jadi nyata.

373 40 2
                                    

.
.
.
.
.
Semua yang tertulis dalam book ini hanyalah cerita fiksi. Jika terdapat persamaan tokoh, latar, alur, ataupun identitas dengan dunia nyata. ITU SEMUA HANYA KEBETULAN SAJA. Hargai karya penulis amatir ini dengan tap bintang, komentar, masuk library, atau mungkin follow akun ini.

Jangan ada plagiat di antara kita.

#literaturmicindunia.
.
.
.
.
.
HAPPY READING
.
.
.



" kerja kalian memuaskan, makasih ya berkat kalian saya bisa tau siapa yang ngerampok ruko saya." Seorang bapak-bapak tersenyum pada Jirul dan Kevin.

" Tenang om, kerja beginian mah gampang." Kevin tersenyum sambil menerima amplop coklat yang di berikan bapak tersebut.

Orang tua itu lalu berpamitan pergi, sebab sudah merasa selesai dengan urusannya.

Kevin mengecek kembali isi di dalam amplop. Cowok ber behel itu tersenyum lebar sambil menghitung uang.

Katanya apapun di dunia ini tak ada yang lebih membahagiakan selain menghitung uang.

" Bet sekolah lo nggak lo pakek kan?" Tanya Jirul baru saja mengecek seragamnya.

" Tenang Ji aman, kita ga akan bawa bawa sekolah. Lagian tugas kita cuma buat ngurusin transaksi orang orang yang ga mau lewat transfer aja."

Jirul meraih gelas kopinya, lalu menyeruputnya sedikit. Ia dan Kevin bolos siang ini sebab ada pekerjaan mendadak. Jika kalian bertanya-tanya apa yang Jirul jalani saat ini bahkan Jirul pun tak memahaminya.

Jirul dan teman-temannya tak memiliki nama tertentu, tapi mereka adalah team. Kares sebagai leader, lelaki itu yang bertanggungjawab atas segala yang mereka lakukan. Sedangkan Januar adalah tangan kanannya, ia yang mengatur semua pekerjaan dan membaginya. Mereka banyak melakukan pekerjaan yang sebenarnya di awal hanya untuk menambah uang saku saja. Mulai dari balapan motor ataupun mobil, jual beli barang-barang mahal, berpartisipasi dalam praktik tarung bebas, sampai jadi Informan.

Dan semua orang sudah punya perannya masing-masing.

Kenapa mereka kalau ketahuan bisa masuk penjara? Sederhananya semua yang mereka lakukan kebanyakan memang menyimpang dari aturan. Jirul tak terlalu paham itu tapi sudah hampir tiga tahun ia baik-baik saja.

" Kakak Jijiii!" Cowok itu langsung menegakkan badannya.

Suara melengking tepat di belakang membuatnya tiba-tiba merasa tegang. Ia sudah tertangkap basah, dunia pasti sudah kiamat bagi dirinya.

" Simpen duit lo, Abang gue ada disini." Bisik Jirul panik membuat Kevin kelabakan memasukkan uang kedalam tasnya.

" Kak jiji dicini ayah!" Kala sudah berdiri didepan Jirul.

Membuat remaja itu sudah tak tau lagi bagaiman caranya untuk melarikan diri.

" Kala di, disini sama siapa?" Tanya Jirul sudah pucat.

" Ayah cama mama, kak Ji cama ciapa?"

" Halo Kala, kakak temennya kak Jirul." Kata Kevin sok kenal.

Balita itu tersenyum, menerima ajakan high five dari Kevin.

" Jirul kok disini? Ngapain lo? Kata Windi sakit." Kata Jo khawatir baru saja duduk di depan Jirul dan Kevin.

" Hai bang, saya Kevin temennya Jirul tadi saya mau anter dia pulang tapi laper jadi mampir disini." Kata Kevin seperti biasa lancar sekali bohongnya.

" Oalah, makan yang bener Ji kenapa malah beli kopi?" Dan Jo percaya.

Problem ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang