Masih di hari yang sama, pada tengah malam semua yang tinggal di mansion ASEAN sudah terlelap. Yah, tidak semua. Malay yang habis push rank merasa haus dan hendak mengambil minum di dapur. Tapi terdengar suara dari kamar yang Tara tanyakan. Malay pun menempelkan kupingnya ke pintu untuk memastikan.
Brak
Malay terkejut saat mendengar suara barang jatuh. Ia hendak membuka pintunya tapi terkunci dan ASEAN yang menyimpan kuncinya. Malay pun memutuskan untuk mendobraknya.
Begitu pintu terbuka, tak ada siapapun disana. Semuanya tampak normal.
"Apa aku berhalusinasi?" gumam Malay.
"A-ada apa ini?" tanya Phil yang terbangun dan datang karena suara dobrakan pintu Malay.
"Hoam, kenapa berisik sekali?" tanya Laos.
"Ah, maaf. Kayaknya tadi Malay dengar suara dari kamar ini. Tapi mungkin cuman halusinasi aja," jawab Malay.
"Malay, kamu..." ujar Phil yang mengurungkan niatnya.
"Tunggu, kenapa jendelanya terbuka? Bukankah selalu ditutup?" tanya Laos.
Mendengar pertanyaan Laos, Malay dan Phil pun langsung melihat jendela kamar yang terbuka itu. melihat bagian kuncinya yang seperti dicongkel, mereka menyadari kalau memang ada orang yang masuk.
Mereka pun membangunkan semuanya dan memastikan keadaan mereka. Setelah itu mereka berkumpul dan menceritakannya di kamar ASEAN .
"Apa itu Indo?" tanya Malay.
Semua yang ada di ruangan itu pun langsung melihat ke arah Malay. Ya, tentu semuanya berpikiran sama. Semenjak UN memberitahu mereka kalau keberadaan Indo kembali terasa, mereka pikir suatu hari Indo akan kembali ke mansion.
"Bisa saja. Ini lantai tiga. Tidak sebarang orang bisa masuk dari jendela seperti itu..." ujar Thai.
"Sebentar, mana Tara?" tanya Brunei.
"Thai, Brunei, cek gudang penyimpanan di basement dan rekaman CCTV. Malay dan Phil, cek lantai 3. Myan dan Laos, cek lantai 2. Viet, Cam, cek lantai 1. Singa, atur para penjaga dan cek seluruh halaman. Biar papa cek kamar Indo juga Tara," ujar ASEAN.
Anak-anak ASEAN pun mengecek semuanya sementara ASEAN mengecek kamar itu. Kamar bernuansa merah putih yang sudah sedikit berdebu namun tetap terdapat wangi melati yang menenangkan.
"Barang apa yang Malay dengar jatuh?"gumam ASEAN sambil mengecek laci juga lemari Indo. "... Sebentar, kalau tak salah disini ada buku. Kemana ya?"
Setelah mengecek kamar itu, Asean pun pergi ke kamar Tara. Ia membuka pintu perlahan dan melihat Tara yang sedang tertidur nyenyak. Karena tak ingin membangunkannya, ASEAN keluar dengan hati-hati. Setelah semuanya selesai mengecek, mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Sepertinya tidak ada yang hilang. Untuk sekarang, jendela kamar itu kita rantai saja. Pintunya juga. Kita bicarakan lagi besok. Sekarang semuanya kembalilah tidur karena kalian masih harus sekolah," ujar ASEAN.
Semuanya pun menurut dan mencoba kembali tidur meski sulit.
.
.
.
Paginya, Tara bangun subuh dan bersiap dibantu Brunei. Brunei hanya membantu menyiapkan baju. Tara tak mau dibantu mandi meski hanya untuk membuka baju saja.
Setelah mandi, Tara pun sarapan bersama dengan para anak ASEAN juga ASEAN. Namun suasanya lebih suram daripada saat makan malam.
Hampir semuanya terlihat mengantuk dan kurang tidur. Laos yang salah memasukkan garam ke tehnya dan langsung menyemburkannya pada Myan. Malay yang malah menuangkan air panas ke tempat bubuk Milo, bukan gelasnya. Phil yang bertugas memasak hari itu dan masakannya banyak yang gosong atau kurang matang, bahkan Cam tertidur dan wajahnya langsung jatuh ke piring di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grantha
FanfictionSetahun setelah Indo menghilang, muncul anak perempuan yang begitu mirip dengannya bersamaan dengan kembali munculnya Indo di sekitar mansion ASEAN. Apa Indo benar-benar kembali? Atau dia hanya orang yang menyamar sebagai Indo? Dan siapa anak peremp...