14

134 16 1
                                    

"Ada apa Malay? Kamu mencariku?" tanya ASEAN begitu ia menemukan Malay dan Phil.

Malay dan Phil pun menceritakan soal Tara. Soal bagaimana sekarang ia tak bisa menghubunginya dan kenyataan kalau Tara belum sampai mansion. Malay khawatir kalau penyerang itu menargetkan Tara juga.

ASEAN langsung membuka handphonenya dengan tenang meski Malay terlihat sedikit panik.

"Pantas saja. Tara ada di gedung ini. Mungkin menunggu kita di lobby? Ayo kita kesana dan mengajaknya bergabung. Ia pasti belum makan malam," ujar ASEAN.

ASEAN dan Malay pun turun ke lobby bawah sementara Phil tetap disana.

"Mana Tara?" gumam Malay sambil melihat ke sekitar Lobby.

Saat salah satu resepsionis melihat ASEAN dan Malay, ia langsung menghampiri mereka.

"Permisi tuan. Ada anak perempuan yang ingin masuk dengan pin anda. Kami menahannya disini karena anda sedang rapat dengan personifikasi lainnya," ujarnya.

"Itu pasti Tara. Mana dia?" tanya ASEAN.

Resepsionis itu pun mengantar ASEAN dan Malay ke ruang tunggu. Disana sudah ada dua anak perempuan dengan seragam LIH menunggu sembari menikmati teh dan snack yang disediakan.

"Kamu!" seru Malay saat melihatnya.

"Halo Tuan ASEAN, Tuan Malay," sapa salah satunya.

"Kamu... siapa?" tanya ASEAN bingung.

"Kami murid LIH. Ah, ayahku Menteri di USA. Kami ingin menemui anda juga country lainnya. Tapi resepsionis bodoh ini malah menahan kami disini," ujar yang lain ramah.

"Darimana kamu mendapat pin ASEAN?" tanya ASEAN.

"Itu... Jenny..."

"Ayahku meminjamkannya!" seru Jenny.

"Jenny? Kamu bilang ayahmu Menteri USA. Tidak mungkin dia punya pin seperti ini," ujar ASEAN.

"Pa, anak ini yang mengganggu Tara di sekolah," ujar Malay.

"Itu tak benar! Kami dekat dengan Tara karena kami sekelas dengannya," ujar Mary yang berusaha tenang.

"Aduh, tuan ASEAN. Bagaimana kalau anda biarkan kami tinggal dengan anda juga? Bagaimana pun, kami lebih berguna daripada Tara. Dengan koneksi ayahku, anda pasti akan sangat terbantu," ujar Jenny.

"... tunjukkan pin nya," pinta ASEAN yang sudah menahan amarah.

"Eh?"

"Cepat!" seru ASEAN.

Jenny yang terkejut pun refleks menjatuhkan pin yang ia pegang dan langsung diambil ASEAN.

"Malay, sudah berapa lama Tara tak bisa dihubungi?" tanya ASEAN.

"Sudah dua jam sejak dia membalas pesan Malay. Setelah itu Malay tak bisa menghubungi Tara dan ia belum sampai mansion," jawab Malay.

ASEAN pun langsung pergi diikuti Malay. Ia tancap gas dengan mobilnya meninggalkan world center.

Sementara itu...

"Enak?" tanya Rusia.

"Mhm," jawab Tara.

Karena lapar, mereka memutuskan untuk membeli makanan dulu di minimarket yang tak jauh dari rumah angker tadi. Mereka menikmati makanan itu sambil berjalan pulang.

Melihat Tara kembali riang, Rusia pun tersenyum. Saat melihat Tara menangis lega setelah menemukan kalungnya, ia mengingat dirinya dan adik-adiknya dulu. Terutama setelah ayah mereka perlahan hancur menjadi abu. Ia tak bisa menjaga adik-adiknya hingga mereka juga meninggalkannya satu persatu. Ia berusaha yang terbaik. Tapi itu takkan pernah cukup. Apapun yang ia lakukan, ia akan selalu jadi tokoh antagonis.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang