9

172 20 4
                                    

"Heh, jangan pikir kamu bisa membodohi kami. Tidak mungkin itu asli!" seru Mary sambil mengangkat tangannya hendak menampar Tara lagi.

Sontak Tara pun memalingkan wajahnya dan menutup matanya.

"Ada apa ini?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul layaknya pahlawan kesiangan.

"Senior?!"

"Apa kalian melakukan perundungan? Kalian tau kan kalian bisa dikeluarkan??"

"Tidak kak, kami hanya mengajaknya berkeliling karena ia masih baru disini," jawab Jenny dengan ramah dan penuh percaya diri.

Senior itupun menatap mereka curiga.

"Mereka bohong. Mereka mengganggunya," ujar seseorang dari atas pohon.

Semua langsung menengok ke sumber suara dan melihat seorang country yang sedang memegang burrito tersenyum pada mereka. Sang senior langsung menghampiri mereka dan memisahkan Tara dari mereka.

"Aku takkan melaporkan kejadian ini. Tapi jika kalian mengulanginya, aku akan langsung melaporkannya ke kepala sekolah. Sekarang cepat pergi," ujar senior itu.

Kedua gadis itu pun pergi meninggalkan mereka.

"Terimakasih sudah membantuku, kak! Tuan country juga!" ujar Tara.

Sang country pun melompat turun dari pohon. "Panggil saja aku Mexico. Kebetulan saja aku sedang makan disini dan mereka sangat berisik."

"Kalau begitu kenapa anda tak menghentikan mereka dari awal?" tanya senior.

"Hmm, karena tadi mereka belum melakukan apapun? Aku khawatir malah salah paham dan menganggu pertemanan mereka," jawab Mexico.

"Mana ada pertemanan semacam itu tuan..."

"Haha, benar juga. Maaf ya. Ini untuk permintaan maafku," ujar Mexico sambil menyodorkan sebuah burrito yang masih dibungkus.

"Terimakasih tuan," ujar Tara sambil menerima burrito itu.

"Namamu siapa?" tanya Mexico.

"Tara, tuan," jawab Tara.

"Apa kamu ada hubungan dengan Indo?" tanyanya.

"Eh?"

"Ah, bukan apa-apa. Hanya saja setelah kuperhatikan kamu lumayan mirip dengannya," ujar Mexico.

"Saya rasa satu-satunya hubungan yang saya miliki dengan tuan Indo hanya hubungan warga negara dengan negaranya. Saya tak pernah bertemu dengan beliau secara langsung," ujar Tara.

"Begitu kah? Berarti... kamu bukan orang yang akan menjatuhkan Indo kan ya?" ujar Mexico.

"Tuan! Itu sedikit-"

"Ahaha, maaf maaf. Hanya saja aku teringat bagaimana Indo terluka karena kejadian itu. Rasanya sedikit mengganggu," ujar Mexico. "Kalau begitu aku duluan ya. Byeeee."

Senior itu pun menghela napas melihat kelakuan Mexico.

"Oh ya, kalau mereka mengganggumu lagi katakan saja padaku," ujar senior.

"Umm, kalau boleh tahu, nama kakak siapa?" tanya Tara.

"Kamu bisa memanggilku Evan. Aku kelas 2B dan menjabat sebagai ketua OSIS Lycia," jawab Evan.

"Aku Tara, dari Kelas 1A. Terimakasih atas bantuannya kak," ujar Tara.

"Tara ya. Ini nasihat saja. Tapi kamu tak bisa seenaknya mengaku anggota organisasi negara meski kamu dekat dengan para CH. Negara kita juga sudah bukan anggota ASEAN," ujar Evan.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang