8

111 19 8
                                    

Esoknya, seperti biasa ASEAN dan anak-anaknya sarapan bersama. Setelah sarapan, mereka langsung berangkat. Sebelum berangkat, ASEAN meminta Tara mendekat dan memakaikan sesuatu ke kerah jasnya. Melepaskan pin garuda yang terpasang disana.

"Apa ini pa?" tanya Tara.

"Tanda kalau Tara sudah menjadi bagian keluarga ini. Tara bisa menemui para organisasi dan masuk ke world center dengan pin ini. Ke wilayah CHS juga bebas. Jadi jangan sampai hilang ya," jawab ASEAN lembut.

"Baik pa!" ujar Tara semangat.

Begitu sampai di sekolah, Singa yang mengantar Tara ke kelasnya. Sebelum Tara masuk, Singa yang berdiri di depan Tara berbalik dan diam menatapnya.

"Ada apa kak?" tanya Tara.

"Jangan sekalipun terlihat lemah di depan mereka dan tak perlu ikut campur pada urusan orang lain. Kalau perlu gunakan nama kami juga tak apa. Para manusia itu takkan berani berulah jika ada kami," ujar Singa. "Rasanya akan ada yang mengganggu."

"Apa membantu orang membuat kita terlihat lemah? Meski ia teman kita??" tanya Tara.

"... Pokoknya belajar saja dengan tenang. Jangan membuat masalah," ujar Singa yang kemudian pergi.

"Tapi kenapa kak Singa bilang begitu ya? Apa kak Singa tahu soal Vanya? Atau..." gumam Tara dalam hati.

Tara belajar di kelas seperti hari sebelumnya. Yang membedakan, kali ini anak-anak di kelasnya lebih tertarik padanya. Padahal sebelumnya mereka cukup tak acuh. Tara hanya menanggapi mereka seadanya. Memang menyenangkan. Tapi ia takkan disana hingga lulus jadi tak ada gunanya membuat teman.

Di waktu istirahat, Viet menjemput Tara untuk makan siang bersama dengan anak-anak ASEAN. Ini salah satu saran ASEAN agar Tara bisa lebih dekat dengan anak-anaknya.

"Tck, menyebalkan sekali..." gumam Viet yang terdengar oleh Tara.

"Kak, kenapa sih? Kak Viet tidak suka sekali pada Tara. Apa Tara ada salah pada kak Viet?" tanya Tara.

Tara memang merasa kalau anak-anak ASEAN selain Thai, Brunei, dan Malay masih cukup canggung padanya. Tapi Viet berbeda dan selalu terlihat tak suka. Viet pun tak menjawab Tara.

"Kak."

"Hm?"

"Sebenci apa kak Viet pada Indo?" tanya Tara.

"Hah?"

"Kak Viet kaya kena pms setiap ketemu Tara. Apa itu karena Tara berasal dari Indonesia? Atau karena wajah Tara?" tanya Tara.

"... ya, aku membencinya. Sangat. Bukan tanpa alasan. Dia sudah membahayakan saudaraku," ujar Viet.

"Kalau begitu Tara merasa tak adil. Dibenci karena orang lain seperti itu," ujar Tara kesal.

"..."

"Tapi bagaimana kalau seandainya Indo terbukti tak bersalah?" tanya Tara.

"Aku sulit mempercayai itu. Aku lihat sendiri dia mendorong Myan dan Brunei. Dia..."

"Ini beras untukmu! Sebagai bagian dari ASTENG, tentu saja beras adalah hadiah wajib kan? Selamat datang di ASEAN!"

"Viet, kalau ada masalah harus cerita! Jangan dipendam sendiri seperti itu!"

"Aku sudah mengerjakan sebagian pekerjaanmu. Cek secukupnya dan kembalilah tidur. Jangan terlalu memaksakan dirimu!"

"Jangan terus menyalahkan dirimu soal kematian RVN. Semuanya bagian dari perang. Lebih baik kita fokus melindungi yang masih ada disamping kita sekarang kan?"

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang