12

159 25 8
                                    

Di meja anak-anak ASEAN...

"Omong-omong, ada kejadian apa tadi dikelas kalian?" tanya Thai pada Phil dan Malay.

"Memangnya ada apa kak?" tanya Tara.

"Hmm, kudengar ada keributan. Ada dua siswi yang tak diterima oleh CH dan ada satu siswi yang cedera," jawab Thai. "Sebentar, anaknya pada masih disini?" lanjutnya yang kemudian melihat sekitar.

"Ah ya, kak Phil tak sengaja melukai Vanya. Tuan Rusia tadi terlihat marah sekali," ujar Tara.

"Lalu anak-anak yang ditolak?" tanya Thai.

"Ya, dua anak itu. Tahu kan?" jawab Malay yang kemudian menyeruput milonya.

"Maksud kalian Mary dan Jenny? Anak dari USA?" tanya Cam.

"Kalian ko tahu soal Jenny dan Mary?" tanya Tara.

"Ada yang mengirim info soal mereka membulimu di grup CH. Yang mereka lakukan benar-benar keterlaluan," ujar Myan.

"Tara juga. Kalau ada yang menganggu harusnya katakan saja pada kami!" seru Brunei.

"Tara tak ingin merepotkan. Tapi daripada itu, siapa yang menyebarkan info soal siswi? Memangnya itu diperbolehkan??" tanya Tara.

"Pengirimnya anonim. Entah bagaimana ia bisa masuk grup yang isinya hanya CH itu. Akunnya sudah tak aktif jadi tak bisa dilacak," jawab Phil.

"Oh ya, bulan depan ada festival musim gugur kan?" tanya Laos yang langsung mengalihkan pembicaraan.

"Festival musim gugur?" tanya Tara.

"Itu semacam perayaan panen. Tradisi di pulau ini. Tapi di sekolah ini sedikit dicampur dengan tradisi hallowen di barat," jawab Singa.

"Kalian sudah menyiapkan kostum?" tanya Thai.

"Apa semua harus memakai kostum? Apa kostumnya bebas?" tanya Tara.

"Ya, selain OSIS atau panitia, semuanya wajib memakai kostum. Biasanya kostumnya bebas, tapi untuk murid Lycia... kalau tak salah ada aturan tertentu..." jawab Thai yang berusaha mengingat.

"Murid Lycia perlu memakai kostum yang berhubungan dengan budaya negara mereka. Berhubung asal negara kalian ada di name tag, berbohong soal asal takkan berguna," ujar Singa.

"Ngomong-ngomong soal kostum, ada salon yang menyediakan wig khusus kan?" ujar Laos.

"Ah ya, wig CH. Tapi cukup ketat. Setiap pelanggan yang membeli wig itu harus dicatat identitasnya," timpal Cam.

"Wig CH? Memang ada orang yang mau membelinya??" tanya Tara.

"Biasanya mereka yang bisa masuk ke wilayah sekolah ini saat festival musim gugur yang membelinya. Terkadang murid juga membelinya untuk kostum drama atau nilai tambah kostum," ujar Thai.

"Tapi... apa itu takkan disalahgunakan?" tanya Tara.

"Huh?"

"Misalnya, kalau seorang country disalahkan karena seseorang mengenakan wig dengan warna identitas mereka bagaimana? Kan tidak setiap momen wajah mereka kelihatan atau terekam cctv," ujar Tara.

"Tara, apa kamu sedang menanyakan kasus Indo?" tanya Viet.

"Tara hanya penasaran karena hal itu kan bisa saja terjadi," ujar Tara.

"Tara tak perlu khawatir soal itu. Tuan UN pasti akan mengatur keamanannya. Wig nya juga cuman bisa didapat dari tempat itu. Pengawasannya cukup ketat," ujar Brunei.

"Kak Brunei, wig kan bisa dibuat dimanapun! Tak perlu eksklusif seperti itu. bisa saja ada yang membawanya dari luar," ujar Tara.

"Tidak, keamanan bandara dan Pelabuhan sangat ketat. Jika ada orang yang pergi dari sini dan tercatat memiliki wig seperti itu, wig nya harus dikembalikan atau ia takkan bisa pergi. Wig yang telah dikembalikan akan langsung dimusnahkan. Harus dikembalikan bagaimana pun kondisinya. Lalu kalau tak dikembalikan, ada konsekuensinya. Tapi aku tak terlalu tahu soal rinciannya," ujar Malay.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang