[Vote sebelum baca!]
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
SELAMAT MENIKMATI
^^
Selasa, 09 Mei 2023, Acara Kelulusan SMA Al-Karim.
Acara kelulusan kali ini begitu meriah dengan dihadiri begitu banyaknya orang. Cuaca yang cerah dan sejuk menambah kesan ceria di siang ini. Pintu gerbang pesantren dibuka lebar, membuat orang-orang berlalu lalang masuk-keluar tanpa henti. Para kerabat berbondong-bondong membawa buket ditangannya untuk memberikan kepada orang tersayang sebagai tanda selamat karena telah menyelesaikan pendidikan di menengah atas.
Riana berlari kecil kemudian menubruk tubuh Elis dengan senyumannya. Pelukannya ia eratkan. "Mama, Riana kangen."
Elis membalas pelukan Putrinya, mulutnya terkekeh kecil. "Mama juga kangen sama kamu."
"Sama papa enggak kangen, nih?" Arka menyelutuk, mukanya sengaja diarahkan menatap ke yang lain sebagai tanda merajuk.
Riana tertawa kecil, melepaskan pelukannya dari Elis kemudian beralih memeluk Arka. "Riana juga kangen Papa."
Dengan segera Arka membalas pelukan Riana dengan wajahnya yang masih ditekuk. "Kirain kangennya cuman sama Mama kamu," ketusnya sengaja.
Riana menatap Arka, kepalanya menggeleng. "Enggak, dong. Riana juga kangen Papa, tapi lebih kangen ke Mama sih, soalnya Papa galak."
Elis refleks tertawa mendengarnya. "Papa galak juga karena putrinya nakal kali."
Riana cemberut, melepaskan pelukannya dari Arka. "Kok, Mama malah bela Papa, sih?"
Arka mendekatkan dirinya kepada Elis, tangannya ia taruh di pinggang istrinya. "Iya, dong. Kan, Papa ini suami yang paling dicintai sama Mama kamu. Lagian, yang diomongin Mama kamu juga bener, papa galak juga karena kamunya nakal. Jadi papa harus tegas biar kamu nurut." Dia menatap Elis, "Iya, kan, Sayang?"
Elis mengangguk menyetujui. Setelah itu ia langsung mendapatkan ciuman di keningnya dari Arka yang membuat dirinya tersenyum lebar.
Riana yang menyaksikan hal tersebut merotasikan matanya. Tidak di tempat ramai, tidak di tempat sepi, sama-sama suka melakukan hal romantis tanpa mengenal tempat dan waktu. Membuat orang lain—terutama dirinya—gerah saja. Dia menatap kedua orang tuanya malas. "Enggak usah pamer kemesraan di depan Riana, deh. Riana udah bosen," ungkapnya tidak tahan. Selama ini dia selalu saja diam, tetapi kali ini dia harus mengutarakan uneg-unegnya.
Elis dan Arka tertawa melihat wajah Riana yang sangat masam. "Bukan bermaksud pamer, tapi kita kalau soal mesra emang enggak bisa ditahan. Udah bawaan dari sononya," balas Arka terkekeh.
"Yaudah kalian lanjutin aja mesra-mesraannya, Riana mau ke Gus Faiz dulu. Riana males ngeliat keromantisan kalian," ucapnya kemudian melenggang pergi dengan raut yang masam.
Elis dan Arka terkekeh. "Ngomong aja kali kalau kamu mau mesra-mesraan juga sama Faiz," tukas Arka.
Riana berdecak. "Malas menanggapi," ketusnya kemudian benar-benar meninggalkan orang tuanya.
Elis menggeleng. "Padahal kita jauh-jauh ke sini buat Riana, eh dianya malah ninggalin kita," gerutunya.
Arka terkekeh. "Enggak apa-apa, biarin aja Riana sama yang lain. Kita duduk di taman aja dulu, yu?" ajaknya yang disetujui oleh Elis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gus!!
JugendliteraturIni cerita tentang Riana yang diberikan dua pilihan oleh Papanya karena sudah pusing menghadapi kelakuan anaknya yang setiap hari semakin menjadi kenakalannya. Pilihan tersebut yaitu, antara masuk pesantren atau dijodohkan. Dengan berat hati Riana...