[Vote sebelum baca!]
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
SELAMAT MENIKMATI
^^
Riana mengambil kerudung pashmina yang sudah ia setrika kemudian membentuknya dengan sangat rapi. Dia berputar melihat dirinya di hadapan cermin, bibirnya tersenyum melihat dirinya yang begitu cantik dengan gamis polos berwarna coksu dan warna hijab yang senada. "Faiz beruntung banget bisa dapetin bidadari modelan gue," gumamnya dengan percaya diri.
"Udah siap?"
Riana menoleh melihat Faiz yang sudah selesai menelepon Rama. Riana mengangguk kemudian berjalan ke arah Faiz dan menggandeng lengan lelaki itu. "Udah. Ayo!"
Riana dan Faiz berjalan keluar dengan tangan yang tidak terlepas sesaat pun, membuat Alifa yang sedang berada di ruang tamu mengusap dadanya untuk lebih bersabar melihat keromantisan Faiz dan Riana yang sering membuatnya ingin merasakan juga.
Faiz membuka pintu mobil untuk Riana kemudian menutupnya setelah memastikan perempuan itu sudah duduk dengan sempurna, setelahnya baru Faiz berputar dan duduk di kursi pengemudi. Faiz menghidupkan mobilnya kemudian mengendarainya menuju restauran miliknya. Hari ini Riana dan Faiz memutuskan untuk bertemu Rama dan calon istrinya di restauran milik Faiz karena Riana yang terus memaksa untuk bertemu calon istrinya Rama untuk menyadarkan perempuan itu kalau Rama bukanlah lelaki yang waras dan masih sempat untuk membatalkan pernikahannya.
Faiz memarkirkan mobilnya, membuka pintu kemudian berputar untuk membantu Riana keluar. Riana tersenyum salah tingkah karena baru pertama kalinya merasakan hal yang sering dia lihat di film-film karena sebelumnya dia selalu naik motor bersama mantannya. Faiz menggandeng tangan Riana kemudian membawanya masuk ke restauran dan memilih tempat yang terlihat nyaman. "Mau pesen apa?"
Riana tampak berpikir. "Mau jus stroberi aja."
Faiz mengangguk kemudian menyuruh salah satu karyawannya untuk membuatkan pesanannya.
Riana menatap ke luar jendela. "Mereka lagi di mana sekarang?"
"Lagi di jalan katanya," balas Faiz.
Riana menoleh ke arah Faiz. "Mereka berangkat bareng?"
Faiz menggeleng. "Nggak, berangkat masing-masing."
"Gue kira berangkat bareng-eh tuh orangnya," tunjuk Riana kepada Rama yang beru saja keluar dari mobilnya kemudian berjalan masuk ke restauran.
Faiz melambaikan tangan kepada Rama di saat lelaki itu celingukan mencari keberadaannya.
"Eh, calon bini gue belum nyampe?" tanya Rama sembari duduk di sebelah Faiz.
"Belum, mungkin."
Rama menatap Riana heran. "Kok kayak ragu gitu jawabnya?"
"Ya kan gue nggak tau cewenya yang mana, terus cewenya juga pasti nggak tau muka gue, jadi kalau nyampe pun mustahil bakal nyamperin ke sini."
"Iya juga." Rama mengangguk menyetujui. "Bentar gue tanya dulu dia masih di mana."
Pesanan Faiz dan Riana sudah sampai, segelas jus alpukat dan segelas jus stroberi.
Rama menoleh dengan sinis. "Kalian nggak pesenin gue minum juga?"
Riana menggeleng. "Ngapain? Emang lo penting sampe harus dipesenin juga?"
"Diem lo, Nenek Lampir." Rama beralih menatap Faiz yang justru dengan santainya meminum minumannya seolah-olah ucapan Rama hanya angin lalu. "Heh, lo!"
Faiz menoleh dengan santainya. "Kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gus!!
Teen FictionIni cerita tentang Riana yang diberikan dua pilihan oleh papanya karena sudah pusing menghadapi kelakuan anaknya yang setiap hari semakin menjadi-jadi. Pilihan tersebut yaitu, antara masuk pesantren atau dijodohkan. Dengan berat hati Riana memilih...