[Vote sebelum baca!]
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
SELAMAT MENIKMATI
^^
Suara adzan berkumandang dengan lembutnya, ayam berlomba-lomba meneriakkan suaranya, suara keran air menyentuh lantai dengan bunyian khasnya pertanda seseorang sedang berwudhu.
Riana berjalan bulak-balik dengan tergesa-gesa menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke acara pernikahan Veli hari ini. Sangking banyaknya hal yang harus Riana lakukan sampai ia bingung mana dulu yang harus dikerjakan.
"Na, kerudungnya udah digosok?" tanya Rora cukup keras agar Riana yang sedang berada di kamar bisa mendengarnya.
Riana keluar dari kamar. "Belum," jawabnya. Riana menunjukan dua sepatu simpel ke arah Rora. "Menurut lo bagusan warna krem atau item?"
Rora diam menatap kedua sepatu tersebut. "Kayaknya bagusan item deh."
Riana mengangguk. "Oke kalau gitu gue pilih krem karena menurut gue lebih cocok krem."
Rora tersenyum kecut. "Kalau gitu ngapain lo nanya kalau mau pilih sendiri?"
"Terserah gue dong."
"Na, lo mau makeup sendiri atau sama MUA?" tanya Rora, mengabaikan ucapan Riana sebelumnya.
Riana merasa bingung. "Lo?" Riana justru bertanya balik.
"MUA aja deh soalnya bosen kalau makeup sendiri bentukannya sama aja kayak sehari-hari, pengen keliatan beda."
"Yaudah sama."
"Ikut-ikutan mulu lo. Yaudah buruan sana salat nanti gantian. Biar gue aja yang gosok kerudungnya."
Riana menuruti ucapan Rora, ia langsung mengambil wudhu kemudian menunaikan salat. Biasanya sehabis salat subuh Riana dan Faiz akan ngaji bersama. Tetapi, berhubung sekarang keduanya sedang tidak bersama dan Riana juga sedang sangat sibuk mengurus ini-itu akhirnya ia memilih absen.
Suara telepon berbunyi nyaring yang berasal dari handphone Riana. Riana mengerutkan keningnya melihat nama Faiz dengan tanda video call di sana. Pasalnya, baru kali ini Faiz melakukan video call bersamanya, biasanya lelaki itu hanya akan meneleponnya atau sekadar mengirim pesan. Riana langsung mengangkatnya yang kemudian menampilkan wajah Faiz dengan rambutnya yang masih terlihat sedikit basah. Riana tebak pasti lelaki itu baru saja selesai salat karena pakaian koko dan sarung yang masih dipakai oleh Faiz.
"Baru selesai salat?" tanya Faiz di seberang sana.
Riana mengangguk. "Kenapa? Tumben banget VC, gue sampe ga jadi lepas mukena karena heran."
Faiz tersenyum tipis. "Kangen."
"Apa, sih." Riana langsung memalingkan wajahnya dengan mimik yang dibuat setidak peduli mungkin.
"Kamu mau berangkat bareng saya atau bareng sama Veli dan Rora?"
"Sama mereka aja. Lo bareng si Rama aja takut ada yang dibutuhin, kan, masih ada lo yang bisa bantu."
Rama tiba-tiba muncul di kamera. "Tumben lo perhatian sama gue."
Riana langsung menjauhkan handphonenya dari wajahnya. "Gue ga nyangka bakal ada setan muncul tiba-tiba."
"Kurang ajar." Rama menoleh ke arah Faiz. "Iz, liat kelakuan bini lo ke gue, ucapannya selalu kurang ajar. Cepet marahin, Iz!"
Faiz menatap Riana yang justru sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. "Jangan kayak gitu lagi ya," ucapnya dengan sangat lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gus!!
Novela JuvenilIni cerita tentang Riana yang diberikan dua pilihan oleh papanya karena sudah pusing menghadapi kelakuan anaknya yang setiap hari semakin menjadi-jadi. Pilihan tersebut yaitu, antara masuk pesantren atau dijodohkan. Dengan berat hati Riana memilih...