16

3.7K 185 10
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

"Bosen banget," ucap Dewi yang berguling-guling di atas kasur miliknya. Hari ini sekolah dan pesantren sedang libur dan kosong kegiatan karena sebagian santri sedang lomba tahfidz di pesantren lain yang membuat sebagian guru-guru dan Ustadz-Ustadzah ikut untuk melihat dan menemani.

"Sama," sahut Siska yang menulis random di buku catatannya sembari tengkurap di lantai. Ketika bosan, Siska selalu menulis apapun di bukunya karena menulis termasuk hobinya.

"Gus Faiz ikut ngawasin yang lomba gak, Na?" tanya Tika sembari terus mengerjakan tugas sekolahnya yang menumpuk.

Riana yang sedang memakan snack itu melirik Tika sekilas. "Gak. Tadi berangkat kuliah."

"Ngapain lo nanyain suami orang, Tik?" tanya Dewi.

"Nanya doang, bukan bermaksud apa-apa," jawab Tika sensi. "Dari pada kamu gulang-guling gak jelas kayak gitu mending bantuin ngerjain tugas."

"Gak mau! Salah situ nunda-nunda tugas mulu," ujarnya. "Sis! Jajan ke kantin, yo!" Dewi berdiri dari rebahannya kemudian menarik tangan Siska yang belum siap sama sekali.

"Sabar kenapa! Aku mau beresin dulu!" Siska melepaskan tangan Dewi di tangannya lalu menutup buku dan menyimpannya.

"Ada yang mau nitip, gak?" tanya Dewi kepada semua penghuni kamarnya.

"Gue nitip pop mie yang pedes," kata Riana kemudian memberikan uang sepuluh ribu kepada Dewi.

"Aku mau gorengan tempe, dong!" ujar Via yang awalnya menyimak hapalan Nadia yang duduk di hadapannya.

"Aku juga nitip gorengan, campur aja," timpal Nadia.

Siska menoleh ke arah Tika. "Tik, kamu mau apa?"

"Aku mau pop mie yang pedes juga sama Minute Maid Puply Orange," balas Tika.

Dewi menerima satu-satu uang yang menitip makanan kepadanya kemudian bergegas ke kantin bersama Siska yang menemani.

"SELESAIII!" seru Via.

Nadia tersenyum lalu menutup Al-Qur'an-nya dan menaruhnya di rak Al-Qur'an yang memang disediakan di kamar asramanya.

Tika membalikkan tubuhnya menatap Nadia. "Kamu udah selesai juz 18?"

Nadia mengangguk.

"Kapan setorannya?"

"Emm.. mungkin besok?"

"Kenapa gak nanti malem aja?" tanya Riana yang berdiri untuk membuang sampah snacknya ke dalam tong sampah yang berada di kamar ini.

"Nanti malem kan libur. Nanti dilanjut besok," jawab Nadia.

Riana mengangguk paham kemudian duduk kembali di tempatnya semula, yaitu kasur miliknya. Sampai sekarang tidak ada santri yang menempati tempatnya karena memang sebelum pindah ke kamarnya yang ada di ndalem ia sempat meminta kepada Faiz agar tidak ada santri yang menempati tempatnya di kamar  Az-zahra, termasuk santri baru. Dan Faiz mengiakan itu, demi kenyamanan istrinya.

Hallo Gus!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang