Lemah❃

465 29 0
                                    

**✿❀𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰❀✿**
.
.
.
.
.
.
.

"Eughh" Haechan merasakan kepalanya yang sakit, ia perlahan membuka matanya, Terang itu yang menggambarkan yang ia lihat kali ini.

Ruangan yang berbeda??

"Haechan kau sudah bangun?" Tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam dengan menggunakan pakaian serba Hitam dari Jas sampai sepatu.

"A-A-Anda??"

Pria tersebut mengangguk, perlahan ia mendekat ke brangkar Haechan, dan duduk di samping nya.

"apa ada keluhan?" tanya nya.

"hanya sakit kepala, dan tubuhku yang lemas" Jawab Haechan.

"Aku panggilkan dokter oke?"

Haechan hanya mengangguk, Pria tersebut keluar memanggil dokter.
sedangkan Haechan Menganalisir kesegala sudut ruangan.

"Haechan" Tiba-tiba seseorang yang sangat Haechan kenali masuk ke dalam ruangan nya.

"Lu-Lucas Ge?"


.
.
.
.
.
.
.
**✿❀𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰❀✿**
.
.
.
.
.
.

Di sebuah ruangan gelap dan hanya di isi dengan kesunyian yang mendalam dan rasa yang bisa membuat seseorang merasa iba dan kasihan.

"Haechan Hiks"

Ten menangis saat tau bahwa Haechan adalah Putra bungsunya.

*Flashback

"MAE!?"

"Eh kenapa kalian Pagi-pagi udah ngumpul aja" Ten terheran-heran, Melihat Suami dan anak-anak nya sudah berkumpul di ruang tengah dengan raut wajah yang terkejut.

"E-e-e Kami"

"Apa itu?" Ten meraih salah satu foto yang jatuh saat Hendery terkejut dan membuat foto tersebut jatuh.

"Eh Mae"

"ah Haechan" Ten Mengusap pelan foto yang Terdapat dalam Foto tersebut.

"i-ini" Ten mengambil foto bayi yang sangat ia kenali di dalam 📦paket.

"Donghyuck" Gumma Ten.

*End of Flashback

"Hiks seharusnya Mae memeluk mu sangat erat sampai kamu gk pergi lagi Hiks" Ten membawa Foto Haechan untuk memeluknya erat.

"Dear" Johnny memeluk Ten yang tengah meringkuk di lantai yang dingin.

"John, Haechan adalah anakku" Ten membalikkan badan nya menghadap Johnny dan memeluk nya erat.

Johnny yang melihat Ten seperti itu juga merasakan sakit yang mendalam.
"Kita akan mencari Haechan" Johnny membisikkan Kata-kata yang membuat Ten tenang sampai Ten tertidur karna kelelahan menangis.


.
.
.
.
.
**✿❀𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰❀✿**
.
.
.
.


"sudah ada kabar tentang anak bungsu Seo itu?" Tn.Na bertanya kepada salah satu anak buahnya mengenai penculikan Haechan kemarin.

"Tidak ada Tn.Na"

"Apa ada penghianat disini?"

"kami sedang mencarinya Tn.Na"

"Ck, Aku ingin Hanyalah Si anak bungsu Seo itu"

Ceklek

"Appa" Jaemin memasuki ruangan Sang Appa.

dengan cepat Tn.Na merubah raut wajahnya, "Ada apa Nana?"

"bisa Appa melepaskan Haechan?" Jaemin berujar sembari menunduk tak berani menatap sang Appa.

"Kenapa Nana?" Tanya Tn.Na lembut.

"Haechan teman Nana" Jaemin memberanikan diri menatap sang Appa yang tengah menatap nya lembut.

Tn.Na yang melihat Jaemin sudah hampir menangis menjadi kalang kabut.
"Tapi Nana-"

"Hiks" Jaemin menangis kembali menundukkan wajahnya.

Tn.Na menghela nafas, Jaemin adalah anak sulungnya, tentu di balik sifat kejamnya ia memiliki sifat lembut manis yang hanya bisa ditunjukkan untuk keluarga kecilnya saja.

"Baiklah" Mendengar jawaban sang Appa Jaemin langsung memeluknya sangat erat.

"Maafkan Nana" Gumam Jaemin.

"Nggak bukan salah Nana" Tn.Na membantah.

"Terima kasih Tn.Muda Na Jaemin" Gumam seseorang di balik pintu ruangan.

.
.
.
.
.
.
.
**✿❀𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰❀✿**
.
.
.
.
.
.

"How About your Feeling Haechan?" Tanya Sang Dokter.

"Hanya merasakan lemas dan Pusing"
jawab nya lesu.

"Sebentar lagi kau akan sembuh, Mungkin 2/3 Hari" Sang Dokter membereskan tasnya dan berdiri dari duduknya.

"Terimakasih" Sang dokter hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Bagaimana apa masih sakit?" Lucas tiba-tiba masuk tanpa sepengetahuan Haechan.

"Ah Ge, Aku baik" Jawab Haechan.

"Bagus" Lucas mengusap pelan punggung tangan Haechan yang terbebas dari Infus.

"Bagaimana Appa?" Tanya Haechan

"Dia baik" Jawab Lucas.

"ada masalah Ge?"

pertanyaan Haechan membuat ia terdiam.

Ceklek

"Haechan"

"Mark"

One and only //Slow ResponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang