Mungkin❃

529 33 0
                                    

✧༺𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰༻✧
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Haechan Ayo Di Makan Nak" Ujar Ten Sembari Menaruh Nasi Di Piring Haechan Untuk Yang Ke 3×.

"Sudah Mae" Ujar Haechan Lembut.

"Benar Mae Dia Akan Berubah Menjadi Beruang Bila Makan Terus" Ujar Hendery Sembari Terkekeh Begitu Juga Dengan San.

"Mae~" Tiba-tiba Haechan Merengek Seraya Mengadu Kepada Ten Yang Ikut Tertawa Melihat Wajah Haechan Yang Merengek Kepada Nya.

"Sudah San, Dery Biarkan Haechan Makan Dengan Tenang" Johnny Juga Ikut Menengahi Di Antara Ketiganya.

"Tapi Dad Melihat Haechan Kami Terus Ingin Menggodanya" Ujar San Yang Di Angguki Oleh Hendery.

"Berhenti Kalian Menganggu Haechan biarkan Dia Makan" Cegah Ten Saat Hendery Ingin Kembali Menggoda Haechan Lagi.

San Dan Hendery Mengangguk Seraya sesekali Melirik Sekilas Haechan Yang Tengah Makan Dengan Lahap.

"Haechan Ku Dengar Dari Hendery Kau Anak Baru Di Sekolah ***** Benar?" Tanya Johnny.

Haechan Mengangguk  "Hari Ini seperti Nya Adalah Hari Ke 2 Ku Di Sekolah" Jawab Haechan.

"Ah Begitu" Gumam Johnny.

//CTARR

//CTARR

Tiba-tiba Petir Datang Dengan Gemuruh.

"Ah Hari Ini Mungkin Akan Ada Badai Sampai Malam"  Gumam Ten.
"Haechan Menginap Saja Ya?" Tawar Ten.

"Eumm" Haechan Bingung.

"Lagi Pula Banyak Kamar Di Sini" Ujar Hendery.

"Dery Benar, Menginap Saja Haechan" San Ikut Menimpali.

Haechan Pun Mengangguk "Baiklah, Sekali Lagi Terimakasih" Ungkap Haechan.

Johnny Dan Ten Tersenyum Ketika Melihat Raut Wajah Hendery Dan San Yang Sangat Senang.

"Kau Mengingatkan Ku Kepada Donghyuck" -Hendery

"Andai Kau Donghyuck" -San

.
.
.
.
.
.
.
.

.・゜-: ✧ :-𝓗𝓪𝓹𝓹𝓻 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰-: ✧ :-゜・.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tugas Haechan Sudah Di Atur Bukan?" Tanya Sang Pria Paruh Baya Yang Baru Saja Duduk Di Kursi Kebanggaannya.

"Sudah Tuan" Jawab Sang Sekertaris.

"Haechan Sangat Pintar Dalam Hal Ini Bukan?" Tanya Pria Paruh Baya Tersebut Seraya Terkekeh Ringan.

"Anda Benar" Jawab Kembali Sang Sekertaris.

"dia Selalu Berteriak Menyebut Ku Ahjussi Tua" Pria Paruh Baya Itu Kembali Terkekeh.

"Haechan Akan Langsung Protes Ketika Anda Tidak Memesan Kimchi Kesukaan Nya"

"Kau Benar, Namun Sayang Ia Terdidik Terlalu Keras" Ucap Pria Paruh Baya Tersebut Sendu.

"Anda Benar, Haechan Selalu Menyembunyikan Rasa Sedih, Dan Sakit Nya Di Hadapan Semua Orang"

"Haechan Sebentar Lagi Nak Kau Akan Bebas"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.
.
.
.
.
.

"Haechan Kau Sedang Apa?"  Hendery Tiba-tiba Masuk Ke Kamar Yang akan Di Tinggali Oleh Haechan.

"Tidak, Hanya Saja Kamar Ini Terasa Seperti Sudah Lama Namun Tetap Di Bersihkan" Ujar Haechan.

"Ya Kau Benar" Ujar Hendery, Lalu Ia Duduk Di Tepi Kasur.

Haechan Ikut Duduk Di Samping Hendery.

"Kamar Ini Sebenarnya, Milik Adik Ku Donghyuck"
Ujar Hendery.

"Donghyuck?"

"Ya Selain Aku Dan San, Mae Dan Daddy Memiliki Anak Bungsu Yang Hilang  16 Tahun Yang Lalu" Ujar Hendery.

"Hilang?"

Hendery Memandang Haechan Sejenak.
"Ia Dan Kau Mungkin Seumuran Dengan Nya"

"Hei Kalian Sedang Apa?"
San Tiba-tiba Masuk Ke Dalam Karna Memang Pintu Tak Di Tutup.

"Menceritakan Bahwa Kau Pernah Merengek Ingin Di Belikan mainan" Jawab Hendery Ngelantur.

"Hei Hei Jangan Mengatakan Itu Dery"
Cegah San.

"Ada apa?" Haechan Penasaran

"Dery Itu-" Ucapan San Terpotong Ketika  Hendery Langsung Membekap Mulut San.

"Tutup Mulut Busuk Mu Itu San Seo" Tekan Hendery Dengan Mata Yang Melotot Ke Arah San.

"Hahahaha" Haechan Tertawa Geli Melihat Wajah Pucat San Dan Tatapan Maut Hendery.
"Kalian Menggelikan Hahaha" Haechan Tertawa Sembari Memegangi Perutnya.

San Dan Hendery Tertegun Dengan Tawa Haechan Yang Terdengar Sangat Merasa Puas.
"Haechan Sangat Mirip" Gumam Hendery Dan San Secara Bersamaan.

"Hah!? Kalian Berbicara Apa?" Tanya Haechan

"Ah Tidak" Keduanya Menggeleng Ribut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

゚+*:;;:*𝓥𝓸𝓽𝓮 + 𝓒𝓸𝓶𝓶𝓮𝓷𝓽*:;;:+*
.
.
.
.
.
.

One and only //Slow ResponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang