Terlalu Cepat❃

448 25 1
                                    

⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"sekarang jelaskan Mark Jung"

semua keluarga Jung dan Seo tengah menunggu seorang Mark Jung berbicara.

"Haechan dulu"

Haechan mencoba meredakan Emosi keluarganya sekarang.

"Haechan saat berumur 1Tahun Sudah di culik Oleh beberapa orang yang termasuk musuh daddy"

Haechan mulai bercerita.

"Haechan di asuh oleh Tn.Wong selama belasan tahun, Haechan juga di didik menjadi seorang..."

Nafas Haechan tercengat, Lidahnya kelu untuk memberitahu.

"Menjadi apa Dear?"

tanya Johnny Hati-hati.

Haechan menundukkan kepalanya, ia takut.

"Seorang pembunuh bayaran khusus"

Haechan mendongak saat Mark mengatakannya.

"Pem-pembunuh?"

Nafas Ten juga seperti berhenti.

"Benar itu?"

San menatap sang adik bungsu.

"Benar"

Haechan menutup matanya, ia menahan tangisannya.

"Haechan membunuh satu persatu Musuh Johnny"

Semua kini beralih menatap Jaehyun.

"Musuh Johnny?"

Jaehyun mengangguk, Ia perlahan berdiri, berjalan menuju Haechan yang menatap dirinya terkejut.

"Bangunlah Nak"

Haechan menurut ia berdiri tepat di depan Jaehyun.

Grep

Jaehyun memeluk Haechan.

"Kau sudah menjadi anak yang berbakti Haechan"

Haechan membalas pelukan Jaehyun.

"Hiks... Terimkasih Tuan Jung...Hiks"

Jaehyun menepuk-nepuk punggung Haechan memberi semangat kepada Haechan.

"Selamat Haechan"

Haechan mengangguk di sela-sela tangisannya.

"Haechan"

Haechan perlahan melepaskan pelukannya antara ia dan Jaehyun, menatap Ten yang tengah menatapnya dalam.

"Aku tak peduli siapa dia, Dia adalah Donghyuck ku, Anak Ku, Hyuckie nya Mae"

Ten Langsung memeluk Haechan erat.

"Hiks Ini Mae Nya Hyuckie"

Tumpah sudah Tangis yang ia tahan dari tadi.

"Ini Hyuckie nya Mae Hiks"
Haechan berucap parau.

.
.
.
.
.
.
.
.

⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.
.
.

Tn. Wong sekarang sedang sendiri di ruang kerjanya.

"Haechan"

Hanya Itu yang ia gumamkan, Sejak tadi pria paruh baya itu Hanya memikirkan Haechan.

"Kun!"

Sang tangan kanan Tn.Wong Langsung masuk begitu mendengar suara Tn.wong yang memanggilnya.

"ya tuan?"

Kun menundukkan kepalanya menghadap sang atasan.

"Bagaimana kabar Haechan?"

"Ia baik Tuan ternyata Haechan selama ini di culik oleh salah satu Anak Tn.Jung"

"Jung?"

"Jung Jaehyun"

"Ah anak ingusan itu, siapa namanya?"

"Mark Jung atau Jung Minhyung"

"Bagaimana bisa?"

"Anak Sulung Tn.Na ternyata adalah sahabat Tuan Muda Haechan selama bersekolah, Anak Tuan Na Memberitahu kepada Mark untuk mengambil Haechan, karna dia tahu bahwa Tn.Na tak Main2 dengan tahanannya"

"Licik juga anak Jung satu itu"

Tn.Wong menyeringai.

"Hari ini Tuan Muda Haechan berada di kediaman Jung Tn.Wong"

"Kediaman Jung?"

Tn.Wong bangkit dari duduknya.

"Benar Tuan, Saat berada didalam kediaman Jung ternyata keluarga Tn.Seo Juga berada di sana"

Tn.Wong terdiam sejenak.

"Tuan muda Haechan sudah bertemu dengan keluarganya Tuan"

"Secepat ini"-Batin Tn.Wong

.
.
.
.
.
.
.
⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.
.
.
.


" Ini terlalu cepat tak sesuai alur Hyung"

"Tapi aku tak tahan lagi"

"Tapi seharusnya tidak seperti ini"

"Aku Tau Tapi-"

"Alatnya masih terpasang di lengan Haechan"

Hening.

di sebuah ruangan di kediaman utama Na.

terlihat 2 orang yang tengah beradu argumen yang berbeda.

"Yuta seharusnya kau tak memakaikan alatnya"

"Kalau tak di pasang Haechan pasti akan mengalami kelumpuhan Hyung"

Tn.Na Yuta tengah memandang sengit san Ilmuwan Ternama Yang bernama Moon Taeil.

"Kita bisa memakaikannya pada waktu yang tepat"

"Bagaimana dengan kedua alat itu Hyung?"

"Apa?"

"Alat kerja kaki dan juga Boomnya?"

Tn.Moon Taeil tak bisa menjawab, ia terdiam.

"Bagaimana tak sengaja orang menyentuh bahunya?"

"Otomatis Haechan akan meledak"

"kita harus kembali menculik Haechan"

"Kau Gila Yuta!!!"

"Dan membiarkan Boom itu meledak?"

"Kita bisa membujuknya"

"Spertinya terlambat Hyung"

Tn.Na pergi meninggalkan Ruangan Sang ilmuwan Moon.

One and only //Slow ResponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang