Tn.Yufei?❃

441 30 1
                                    

⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari ke-6 dari hari penculikan Haechan.

Tn.Wong sedang frustasi akan Haechan, selain rasa khawatir ia juga merasakan kesepian karna biasanya Haechan akan mengisi waktu nya dengan candaan atau pertanyaan random dari Haechan.

"Yushin!!" Tiba-tiba seorang pria paruh baya menerobos ruangan pribadi milik Tn.Wong

"Ayah??" Tn.Wong berdiri dari duduknya menghampiri sang ayah.

"Kata Kun, Haechan menghilang benar begitu?" Tanya sang ayah menggebu-gebu.

"Ayah-"

"Cari Haechan sampai ketemu!" Ayah sang Yn.Wong atau di kenal dengan Nama Yufei Memerintahkan anak buahnya yang selalu mengikuti nya sampai sekarang.

"Ayah, Yushin bisa mencari Haechan" Tn.Wong mencoba memenangkan sang ayah.

"Hoooho tak bisa, bukankah ini sudah 4 Hari Haechan di culik?" Tn.Yufei menepis tangan sang anak yang akan menyuruhnya duduk di sofa.

"6" Ralat Tn.Wong Yushin

"APA!?" Tn.Yufei Membulat kan matanya menatap tajam sang anak.

"Ayah, Yushin bisa-"

"Kerahkan semua anak buahku sekarang juga" Ucapan Tn.Yushin kembali di potong oleh Yun.Yufei

"Ayah-"

"Diam!" Tn.Yufei menutup mulut Tn.Yushin dengan telapak tangannya.

"Huft" Tn.Yushin hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Haechan itu Cucu kesayangan ku setelah Lucas jadi biarkan aku menjadi kakek tersayangnya" Tn.Yushin hanya bisa diam melihat Tn.Yufei mengerjakan urusan nya. (Eps.Mungkin❃)

 
.
.
.
.
.
.
⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.
.
.


"Bagaimana keadaan mu Haechan?" tanya sang dokter setelah melihat Haechan meminum obatnya.

"Baik" jawab nya.

"Keadaan mu sudah membaik, cukup minum obat makan kau akan cepat sembuh" sang dokter mengusap pelan surai Haechan yang tengah duduk di tepi brankar.

Haechan hanya diam ia memandang tangan kirinya yang baru tadi pagi di beri suntikan untuk meredakan nyeri pada area dalam tubuhnya.

"Mungkin suntikan untuk pereda nyeri besok adalah yang terakhir" ujar sang dokter menyadarkan dari lamunan Haechan.

Haechan mendongak lalu mengangguk, "Kadang aku merasa nyeri pada perut setelah itu sudah tidak merasakan Apa-apa" ungkap Haechan.

Sang dokter mengangguk, "Hanya efek samping, sepertinya cocok dengan tubuhmu"

Haechan mengernyit bingung, "Cocok?"

"kadang jika pertama kali di suntikan, pasien akan mengalami muntah yang hebat bahkan rasa nyerinya berubah menjadi Mati rasa" jelas sang dokter.

"Ah, begitu" Haechan kembali menggerakkan tangannya secara Hati-hati.

"Cepat sembuh Haechan" Sang dokter pergi setelah sempat mengusap pelan surai Haechan.

"Terimakasih" Haechan merebahkan diri di brankar nya, sembari menutup matanya namun ia tak tertidur.

Ceklek

"Haechan" Seseorang masuk ke dalam kamar yang Haechan tempati.

"Mark" Haechan bangun dari rebahannya menyadarkan punggung nya ke kepala dashboard Brankar.

"Bagaimana keadaan mu?" Mark meneduhkan diri di samping Haechan, di pinggir brankar menghadap langsung Haechan.

"Sudah membaik" Haechan menatap balik Mark yang duduk di sampinya.

Mark hanya diam, ia memandang Intens Haechan, yang juga di balas Intens oleh Haechan.

"Kapan kau melepaskan ku Mark?"


.
.
.
.
.
.
⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.

"Aneh sekali, Haechan, Mark, dan Jaemin sudah tidak masuk selama 6 Hari di sekolahnya" Hendery memeriksa 1 Map berisi hadir dan ketidak Hadiran Siswa.

San mengangguk mengiyakan, "Kalau Jaemin dia di katakan sakit, kalau Mark entah aku juga tak tau"

"bagaimana kalau kau menghubunginya"

San merogoh sakunya mencari ponselnya dan mulai menghubungi Mark.

"Diangkat" San memberitahu Hendery.

"Halo?"

"Mark"

"San?"

"Kau kemana saja Sudah 6 Hari kau tak masuk ke sekolah"

"Aku ada urusan"

"benarkah itu?"

"Ya"

"Mark" Tiba-tiba suara seseorang masuk ke dalam percakapan mereka.

"Siapa itu?" San bertanya, ia mendengar jelas suara itu.

"Hanya suara Mommy ku"

"Jangan bercanda aku tau persis suara Mommy Taeyong"

"Ck, Diamlah"

"Mark bantu aku" Suara itu terdengar lagi.

"Mark!!"

Tut

panggilan di putus oleh Mark.

"Sh!t" San mengumpat jelas, membuat Hendery mengalihkan perhatiannya.

"kenapa?"

"Aku mendengar seperti suara Haechan di sana"

"Haechan???"

"Ya"

"Sh!t Mark Jung"

One and only //Slow ResponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang