Aku dan kekasihku baru saja menonton film A Walk To Remember.
Dalam satu Scene ada adegan yang menampilkan Mandy Moore pemeran Jamie dan Shane West pemeran Landon Carter berdiri di garis perbatasan dua negara bagian dengan satu kaki masing" berada di negara bagian berbeda. Lalu Landon berkata "U are in two places at once."
Dan mereka berciuman.Lalu pacarku mulai merengek. "Aku pengen gitu juga." Katanya sambil memukul bahuku berkali-kali. "Ayo Yang kita gitu juga."
Maka malam itu aku membawanya ke jalan Gatot Subroto Denpasar, menuju ke bagian barat jalan itu menuju perbatasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali.
Di pinggir jalan raya yang ramai itu aku menurunkan dia dari motor, di samping kami ada tulisan "Denpasar" yang diberi tanda silang merah sebagai batas akhir kota Denpasar dan Gapura "Badung" yang diukir dengan ukiran Bedhawang Nala, menandakan titik awal Kabupaten Badung.
"Nah kaki kamu di sana yang kiri, yang kanan disini." Perintahku mengarahkan, persis seperti di Film.
"Udah, sekarang kamu ada di Denpasar dan Badung di saat yang sama."Harusnya scene selanjutnya si cewek tersenyum dan lalu ciuman. Tapi kekasihku justru menunjukkan ekspresi yang sangat berbeda, ia malah merenggut.
"Kenapa lagi? Belum puas, ya sudah ke Tohpati aja kita ke perbatasan Gianyar - Denpasar, atau mau ke pantai Yeh Leh perbatasan Tabanan - Jembrana, apa mau ke Pesinggahan, Perbatasan Karangasem -Klungkung? Yang mana? Ayok!!" Ucapku marah.
Ia akhirnya memelukku.
"Aku cuma nge prank, gak nyangka kamu beneran mau." Ucapnya terbahak-bahak."Gila kamu malam-malam ngajak kelayapan." Gerutu ku.
"Haha, sebenarnya kalau bisa aku pengen ada di Paris, London, dan Amsterdam saat yang sama, tapi gak mungkin rasanya, kamu aja gak mungkin bisa mewujudkan keinginanku, dasar cowok gak guna." Ia tertawa-tawa sambil naik ke motor.
"Siapa bilang." Gumam ku.
"Apaan? Bisa emang?" Tantangnya.
"Bisa!" Sahutku.
Tiga hari kemudian. Aku menonton berita itu dengan bangga, aku berhasil mewujudkan keinginan cewekku yang paling aku sayangi sekaligus menjadi Headline di seluruh negeri.
"Tiga paket misterius berasal dari Indonesia minta dikirim ke luar negeri, satu paket minta diletakkan di depan menara Eiffel, satu paket diminta secara khusus diletakkan di bawah Big Ban, dan satu lagi diletakkan di Neuwe Kerk di Amsterdam. Masing-masing paket beralamatkan dari Indonesia dikirim di hari yang sama dengan ekspedisi yang sama ke luar negeri berisi potongan tubuh manusia yang dipacking rapi dengan plastik vacum sudah di lengkapi dengan cairan pengawet itu kini menjadi sorotan dunia, Interpol menduga pelaku adalah teroris yang ingin menyebar teror sebelum perayaan Platinum Jubileum Ratu Elizabeth II yang akan di gelar Juni ini. Sementara kepolisian Indonesia saat ini dikabarkan sedang memburu pelaku berdasarkan alamat pengirim, demikian Novita mengabarkan dari KBRI di London Inggris." Reporter Wanita itu mengakhiri beritanya, lalu sorot kamera berubah menyorot kerumunan di dekat tempat ikonik di London.
Aku sangat puas melihat satu buah dus yang ada di dekat menara Big Ban di London itu dipasangi garis polisi dan beberapa orang tampak melihat pacarku di sana, itu adalah potongan paha kiri dan dada, sementara paha kanan dan tangan kiri di Paris, dan sisanya di Amsterdam.
"Kamu puas kan, liat kamu ada di sana tuh."
Aku melihat kepala pacarku yang sudah nampak keriput melayang-layang di aquarium berisi air formalin di sampingku. Ia bergerak tak beraturan ke dasar dan permukaan, tapi ia nampak sangat bahagia dengan mulut terbuka lebar.
"Masak mereka ngira aku teroris."
Sayup-sayup aku mendengar suara raungan sirine polisi mendekat,
"Pasti ada orang kecelakaan di sekitar sini sayang." Ucapku padanya sekali lagi, saat salah satu bola matanya mulai lepas.