Makan Malam Keluarga

3 1 0
                                    

18+++++++++

Malam itu aku pulang ke rumah sekitar pukul 11.24 PM.

Tapi Ayah beserta dua orang kakakku masih duduk di meja makan, dengan piring berisi satu slice mix berry pie yang masih utuh.

"Mereka baru akan menyatap Dessert jam segini? Larut sekali makan malamnya."
Pikirku, sambil melewati mereka. Karena biasanya mereka makan sekitar jam 8.00 PM seusai ayah datang dari peternakan.

TV di ruang tengah menyala Ibu duduk dengan rambut di roll dan bau obat rambut yang keras.

"Kamu baru pulang Sayang.." sapanya.
"Yeah, ada beberapa praktikum tambahan. Ngomong-ngomong, apa yang Mom lakukan disini? Dan kenapa makan malam terlalu larut."

"Oh ya," sahutnya sambil memegang rambut basah mengkilatnya. "Kau tahu, aku tak bisa membiarkan mereka makan pie dengan bau obat pengeriting rambut ini."

"Ya..aku pun tak tahan." Jawabku sambil mengibaskan tangan  ke hidung.

Aku mengambil air di dispenser, melewati meja makan buru-buru saat kurasakan getaran handphone di sakuku, tanpa mencurigai keadaan meja yang begitu sunyi.
Aku membuka jendela kamar, membiarkan Amanda kekasihku masuk.
"Ahh lama sekali, diluar bau amis."

"Ssst. diamlah, Mom di ruang tengah mengobati rambut. Dan Dad masih di meja makan bersama duo penyihir"

"Selarut ini?" Tanya Amanda Keheranan.

"Yah, besok ada acara Friday night charity di balai desa, Mom tak akan tampil biasa saja diacara itu."

"Oh,"

"Oke, berbaringlah di ranjang dan berpura-puralah jadi diriku. Aku akan pergi sebentar untuk mencuci muka."

Amanda menurut dan membaringkan diri di kasur sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Aku segera ke kamar mandi untuk cuci muka. Tapi sebelum itu , aku menemukan beberapa buah foto yang telah di robek kecil-kecil tersebar di lantai dapur, pisau di wastafel dengan piring kotor begitu berantakan, aku tak mengira Mom bisa membiarkan rumah sekotor ini.

"Oke aku butuh kondom." Ucapku dalam hati, mengintip Mom yang merokok dengan wajah sembab. Tak diragukan lagi, ia sedang kesal, itu sebabnya ia membiarkan mereka makan malam sendirian.

Aku membuka kotak P3k di depan pintu dapur dan menemukan yang ku cari. Tapi aku mencium sesuatu yang amis. Lebih amis dari betadine dan lebih kuat dari hydrogen peroxide.

"Itu berasal dari kamar mandi."

Aku sontak membuka pintunya karena aku memang ingin menyikat gigi dan cuci muka.

Tapi...
"Huekkk."

Aku nyaris muntah dan jatuh dengan lututku.
Disana sudah ada Britney, selingkuhan dad yang berpayudara besar dalam keadaan terpotong potong. Darah berceceran di lantai menyatu dengan usus dan hatinya yang tercabik-cabik.

Saat yang sama, terdengar suara klik yang sangat familiar. Itu berasal dari senjata kaliber laras panjang yang digunakan Dad berburu.

Saat ku intip, sekarang Mom sudah berjalan dengan senjata ditangannya, menuju meja makan.
"Apa yang telah dia lakukan, bagaimana dia tahu Dad selingkuh."

Aku membuntutinya yang mengendap menuju kamarku dan mengetuk.

"Andy, Honey. Apa kamu sudah tidur."

Saat itu aku baru sadar. Dad dan kedua saudariku duduk tegak karena dia di paku ke sandaran kursi meja makan. Kedua saudariku dijahit mulutnya dan ditempeli kertas bertuliskan "aku menyesal telah menutupi perselingkuhan ayahku."

"Oh God, Mom tahu kita semua menyembunyikannya dan dia menggila."

Aku bersembunyi di bawah meja makan, sementara Mom masuk dan menyelinap di kamar.

Perut Dad dirobek keluar, kemaluannya di sajikan di piring makan anjing kami. Itu sangat mengerikan, handphone ku tertinggal di kamar dan Amanda.

Dor... Dor .... Dor

Terdengar suara tembakan.

"Sekarang dia akan sadar itu bukan aku." Aku semakin meringkuk di bawah meja.

Dan Mom keluar dengan daster penuh darah dan mengangkat gagang telepon.

"Sekarang anak-anak pelacur itu tahu, bagaimana seorang ibu jika marah. Seharusnya mereka memihak ibu yang melahirkan daripada ayahnya."

"911 emergency." Suara seorang wanita di telephone.

"Aku baru saja membunuh anak-anak dan suamiku."

Aku bergetar. Tanpa sengaja aku menjatuhkan senjata kalibre dari tanganku.
Bau menyengat obat rambut ini membuatku pusing. Aku mengambil bir di gelas Dad yang masih penuh dan meminumnya sambil berkaca.

"Bagaimana bisa seorang ibu dan anak perempuannya mati di tempat yang sama. Dan lihat.. aku secantik Mom."

LATE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang