#baliklagi ceritanya tema luar negeri ya guys, tapi swear ini asli karyaku, bukan translate seperti yang pernah dituduhkan.
Liburan musim panas, Garreth kakakku mengajak aku ikut ke house lake ( bisa diartikan villa pribadi yg terletak di pinggir danau) untuk berlibur selama seminggu bersama ketiga temannya, Andy, Daniel dan Mark. Tapi sebenarnya tujuan mereka berlibur mengajakku hanya agar bisa menutupi bahwa mereka mengajak teman wanita mereka masing-masing yang menginap di villa sebelah rumah kami selama 3 hari.
Yah, seperti biasa, Garreth memberiku uang tutup mulut untuk ini. Lagi pula berlibur bersama pacar kakakku tak pernah membosankan. Mereka akan sering memesan berbagai makanan untukku dan bermain jetski di danau sepanjang hari, aku bisa memancing dan jalan-jalan di sekitar hutan pinus sambil memuaskan hobi fotografi ku yang baru ku geluti beberapa bulan belakang.
Tapi keasyikan itu hanya berlangsung empat hari, saat teman wanita kakakku dan temannya pergi, keadaan mulai membosankan. Mereka mulai memainkan permainan bodoh khas cowok-cowok, berjemur di siang hari, dan meminum bear hingga mabuk.
Seperti malam ini, kakakku sedang melakukan pesta barbeque sambil minum wine di samping kolam, tubuh mereka yang sudah perfectly tan, hampir tak pernah memakai kaus, dan tentu saja aku jijik dengan itu, bau menyengat setelah berjemur membuatku tak selera makan. Jadi kuputuskan pergi sambil membawa gitar kakakku dan duduk sendirian di dermaga danau.
"Thomas, kau mau kemana?"
"Ke danau." Teriakku saat Garreth memergoki aku pergi membawa gitarku.
"Jangan tenggelamkan gitarnya Tommy, kakakmu tak akan menyukainya." Teriak Mark.
"Bad Control Of Tounge, Mark!"
Aku berdiam sendirian di pinggir danau, keadaan begitu sunyi, seluruh air danau bergerak perlahan, begitu mengerikan.
Aku mulai memetik gitar dan menyanyikan lagu "The Scientist" milik Coldplay.Running in circles
Coming up tails
Heads on a science apartNobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hardOh, take me back to the start
Sangat menyenangkan bernyanyi sendirian di danau.
Dan saat aku selesai aku mendapat notifikasi di Instagram.
Seseorang bernama Mr.Bee mengirimkan pesan melalui direct message padaku.
"Hey, your singing so good, can you please sing Scared to be lonely for me? "
(Hey kamu bernyanyi sangat bagus, bisa tolong nyanyi Scared to be lonely untukku?"
Tentu aku tau lagu itu, lagu milik Dua Lipa. Tapi lirik lagu itu dan kenyataan jika aku sendirian dan ada orang yang mengirimkan pesan menakutkan membuatku langsung jantungan. Tapi aku menepis rasa takut itu, ini pasti kelakuan kakakku.
"Garreth, it's not funny. Get out you *****!!"
"Honestly, I'm not Garreth." Balasnya, masih melalui DM.
"And you don't want me to show up."
"C'mon, you give me a fright." Aku berteriak.
"Just sing me the song." Balasnya di DM.
Aku kesal, aku mengetikkan umpatan padanya.
"Who are you, it's not funny, there is a gun at my pocket. I can shot you dead right now!"
Ancamku."No, you don't, but I have one. Kalibre GX756." Ia menyertakan sebuah foto pistol hitam, dengan tangan putih besar berbulu lebat.
Aku sadar itu bukan Garreth, ia tak memiliki bulu selebat itu.
"What do you want from me?" Balasku, dan aku benar-benar ketakutan.
Kudengar suara ranting patah dari salah satu arah. Aku sadar ini bukan lelucon.
Aku harus segera menelpon kakakku atau 911.
"As I said, I want you sing for me." Balasnya."And, don't think to call anyone. It's gonna upset me the most. Just sing the song, and I leave you." Ancamnya.
Air mataku hampir menitik.
"Good! Just sit and sing for me."
Aku pasrah, aku mulai duduk dan memainkan nada G di gitarku,
It was great at the very start
Hands on each other
Couldn't stand to be far apart
Closer the betterAku mulai bernyanyi.
Is it just our bodies?
Are we both losing our minds?
Is the only reason you're holding me tonight
'Cause we're scared to be lonely?
Do we need somebody
Just to feel like we're alright?
Is the only reason you're holding me tonight
'Cause we're scared to be lonely?Aku menyelesaikan lagu, lalu melihat ke sekeliling. Tubuhku terasa terpaku.
Bip. Terdengar suara notifikasi. Dengan tangan bergetar aku membukanya.
"Thanks, your voice just like an angel."Aku semakin ketakutan, dengan langkah yang cepat aku segera kembali ke villa. Ternyata pesta barbeque itu sudah selesai. Kakakku dan teman-temannya sedang duduk di dalam menonton TV.
"Garreth, ada orang gila di luar sana."
Aku masuk dan menutup pintu. Mereka masih membelakangi arah dimana aku masuk.
"Kita harus segera panggil 911."
"Thomas, pergi."
Aku mendengar suara rintihan.Aku menoleh, Garreth dan yang lainnya duduk dalam keadaan terikat, perut mereka berlubang penuh darah.
"Hey."
Seseorang menggunakan kemeja dan stelan Tuxedo hitam berdiri di samping TV.
"Aku sudah membunuh yang lain, tapi aku menyisakan kakakmu. Agar kalian bisa mengucap selamat tinggal."
Pria itu mendongak, wajahnya penuh luka bekas jahitan. Itu adalah hari terakhir aku memiliki kebebasanku. Sekarang semua mengiraku psikopat yang berdarah dingin.