Bab 14📍

366 28 1
                                    

Gak bahaya ta? Cuman baca tapi ga kasi vote?

.
.
.
.
.

Happy reading rek.

"Assalamualaikum ibukk" salam keduanya saat pintu Ndalem perlahan terbuka, terlihat wanita paruh baya yang menatap mereka dengan penuh sayang disana.

Aqila masuk duluan,menyalami punggung dan telapak tangan ibu mertuanya itu,setelahnya di susul Azzam dari belakangnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" Sarah menyalami kedua anaknya dengan lembut.

"Ini buat ibuk" ucap Aqila merampas beberapa jajanan yang di bawa Azzam. Tersenyum hangat kepada ibu mertuanya. Tangannya di sambut hangat oleh Sarah,ia menerimanya dengan sedikit tak enak hati.

"Banyak banget jajanannya,ibuk ambil ini aja" ujar Sarah tak enak hati,ia hanya mengambil kantung kresek berisikan telur gulung di dalamnya,mengembalikan dua kantung kresek kepada menantunya.

"Loh gapapa buk,itu Aqila beli emang buat Ibuk sama Abah,semoga suka ya" ucapnya penuh hangat,sedikit mendorong beberapa kantung kresek yang hendak di kembalikan padanya.

"Trimakasih ya nak" Sarah tersenyum pada menantunya,mengelus kepala Aqila dengan sayang.

"Abah dimana buk?" kini giliran Azzam bertanya,kepalanya celingukan mencari keberadaan abahnya itu,menelisik setiap sudut ndalem.

"Abah lagi di kamar,muroja'ah" ucap Sarah yang membuat Azzam membulatkan mulutnya.

"Yaudah buk,Azzam sama Aqila mau ke balkon dulu" pamitnya pada Sarah,sesaat sebelum Sarah mengangguk mengiyakan.

Mereka berdua berjalan menaiki tangga, Sarah menatap kepergian anak dan menantunya dengan senyum yang belum mereda.

****

Di tempat lain,tepatnya di depan Ndalem,dibalik pohon di samping semak yang lumayan lebat. Terdapat perempuan berkerudung hitam yang tidak sengaja melintas di depan ndalem.

Saat asik berjalan,matanya tak sengaja menangkap kedataan Gus dan Ning nya yang hendak melangkahkan kaki mereka ke dalam rumah. Disana sudah ada Ummi Sarah yang menyambutnya dengan suka. Kakinya seketika berhenti melangkah,matanya memanas melihat pemandangan yang menyayat hatinya,dimana ia melihat keharmonisan keluarga ndalem.

Iri!!! hanya kata itu yang ada di hati Zahra. Iri terhadap Aqila yang dengan gampangnya masuk kedalam kehidupan Azzam, dengan sangat mudah. Mengapa dirinya tidak bisa segampang itu? Dirinya bahkan sudah menunggu dengan ketidak pastiannya selama hampir 7 tahun.

Sayup sayup pendengarannya menangkap beberapa percakapan mereka di dalam,ya karna jarak nya tak begitu jauh dari posisi nya.

"Banyak banget jajanannya,ibuk ambil ini aja"

"Loh gapapa buk,itu Aqila beli emang buat Ibuk sama Abah,semoga suka ya"

"Trimakasih ya nak"

Terlihat dari mata Zahra dengan jelas,jika Bu Nyai nya itu tersenyum dan mengelus kepala Aqila dengan lembut.

Pertahanan nya runtuh seketika saat melihat Gus dan Ning nya itu berjalan menaiki tangga dengan mesra,ditambah lagi dengan jari jari mereka yang saling menaut membuat hati Zahra menjerit tertahan dalam diam.

Cinta Halal Dari Gus Azzam || Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang