❛04❛. 19.40-23.45. Milikmu ♪

623 111 41
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Memilikiku akan menjadi penyesalan untukmu.

Pukul 19.40, Fexy masih sibuk dengan pikirannya, menerawang jauh mengingat kembali yang terjadi.

FlashBack On

"Maksud lo?"

Arvanzo mengedikkan bahu "gue ngomong udah jelas,"

"Tau," kesal Fexy karena lawan bicaranya yang tampak acuh.

"Fexy," panggil Arvanzo, memejamkan mata menikmati terpaan angin pantai.

Fexy hanya diam tanpa niat menjawab, meminum kembali susu pisangnya.

"Sama pacar gak boleh cuek," ujar Arvanzo lagi dan lagi membuat Fexy tersedak.

"Bangsat lo," umpat Fexy kesal.

"Mulutnya! Mau gue cium hmm?," tanya Arvanzo, mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Fexy yang mendelik kesal.

Fexy merasa deja vu dengan hal ini.

"Tadi beneran? Lo ngajak?," tanya Fexy yang sudah memalingkan wajahnya.

"Menurut lo?" tanya Arvanzo balik, dengan seriangaian dibibir tebalnya.

"Y-ya, gue kan gak nge-iya-in," gugup Fexy pasalnya Arvanzo semakin mendekatkan wajahnya, sehingga hembusan nafas Arvanzo menerpa leher nya.

"Bukan pertanyaan, tapi pernyataan," tekan Arvanzo, menahan posisinya sehingga membuat Fexy tidak nyaman.

"Tap-emph..."

Fexy langsung terdiam saat sedotan menerobos bibirnya tanpa izin, itu adalah ulah Arvanzo.

"Sstt...intinya lo pacar gue," tekan Arvanzo, menarik susu kotak dari hadapan Fexy dan menyesap susu pisang itu dengan sedotan bekas Fexy.

"L-lo," Fexy melebarkan matanya, lalu menjauhkan wajah Arvanzo.

Arvanzo yang masih meminum susu pisang hanya menaikkan sebelah aslinya, pertanda 'kenapa?'.

"Atas dasar apa lo ngomong gitu? Apa alasannya?" tanya Fexy tidak santai.

"Gak butuh alasan juga," balas Arvanzo singkat, lalu kembali menyesap susu pisang.

"Gila lo," Fexy tidak habis pikir "gue gak mau!" tolak Fexy dengan pasti.

"Gue gak nanya," balas Arvanzo singkat, lalu kembali menyesap susu pisang.

"Gue gak punya alasan buat nerima lo, kita saling kenal aja enggak," alibi Fexy tidak habis pikir dengan pria dihadapannya.

"Gak butuh alasan," balas Arvanzo singkat, lalu kembali menyesap susu pisang.

"Bagi lo, tapi bagi gu-emph" Fexy menghentikan ucapannya, saat sedotan kembali melewati bibirnya tanpa izin.

Fexy melempar susu kotak yang sedari tadi menjadi alat Arvanzo.

"Lo buang susunya, entar bibir gue jadi gantinya," ucap Arvanzo santai, yang membuat Fexy membelalakkan matanya.

"Lo-," lagi, Fexy menghentikan ucapannya tapi bukan karena bungkaman, melainkan matanya yang ditutup dengan telapak tangan Arvanzo.

FEXZY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang