❛26❛. 17.05-00.15. Lepas ♪

238 90 18
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Pukul 17.05.

Langit mendung, angin kecang, air hujan mulai menetes suara gemericik air membuat Fexy terbangun. Tangisnya kembali pecah, apa apaan ini? Tidak ada yang mempedulikannya.

"ARGH!"

Brak

"SIALAN!!!"

Teriakan melengking itu membuat Frazy berlari menuju sumber suara, "APA APAAN KAMU? HAH?!" Frazy menyeret Fexy dengan menjambak rambutnya.

Plak

Plak

Plak

Airmata Fexy mendadak berhenti, "Ma-Mama, tam-tampar Fexy?" tanya Fexy tidak percaya.

"IYA, KENAPA? SUDAH LAMA SAYA INGIN MELAKUKAN INI!" Frazy langsung pergi meninggalkan Fexy yang mematung.

Fexy membenturkan kepalanya kedinding, "ARGH!- SIALAN! SEMUA SIALAN!!!."

Fexy berlari keluar, mengendarai Sepedenya dengan ugal ugalan. Fexy membanting Sepedanya saat sudah sampai dibukit yang dipenuhi rumput ilalang.

"AAA!" Fexy jatuh terduduk, tangannya dengan brutal memukuli tanah hingga tergores dan berdarah. Tangan lemas nya terhempas ketanah, rasa sakit sudah tidak ia pedulikan.

Fexy memejamkan matanya dalam dalam, menekan dan memukul dadanya yang terasa sangat sesak, memukul kepalanya hingga darah mengalir dari hidungnya. "Semua pengen gue mati, jadi gue harus mati! MATI!"

Fexy membenturkan kepalanya pada batang pohon, Fexy memeluk lututnya, tangisnya pecah. Hujan semakin deras, semua lukanya perih, begitu pula dengan hatinya.

Fexy tersenyum mengingat semua memory nya dengan orang tersayangnya, Mama nya sudah membencinya, Gavano sudah menjauhinya, Lisa dan Athena menjauhinya, hanya ada satu orang yang selalu menerimanya, Arvanzo.

Fexy menengadahkan kepalanya, air hujan terasa seperti batu yang berjatuhan diwajahnya, "gue jahat, tapi orang lain lebih jahat!"

"Gue harus gimana? Apa yang salah? Apa harus sesakit ini? Kenapa harus gue? KENAPA HARUS FEXZY SEA?! AAARRRGGGHHH!"

Teriakan melengking Fexy membuktikan betapa menderitanya ia, Fexy membenturkan kepalanya tanpa henti.

Tubuhnya dipenuhi darah, matanya memerah dengan tatapan tajam yang sendu, bibirnya bergetar.

Kenangan kebahagiaan terus terlintas, hingga ingatannya berhenti disalah satu insiden yang membuat ia trauma.

Fexy memukul kepalanya yang terasa berputar, telinganya berdengung hebat. Lintasan ingatan itu, saat ia membuat kesalahan terbesar hingga semua orang di sekelilinya membenci dirinya.

"ARGH!" Fexy pingsan dengan keadaan duduk bersandar di pohon besar, darah dan luka di sekujur tubuhnya terlihat jelas.

Dibawah bukit, seorang Cowok menatapnya penuh iba, "sesakit itu?" Cowok itu menangis tanpa sadar, ia menjatuhkan payung nya dan membiarkan dirinya terbasahi oleh hujan.

FEXZY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang