Bantu Vote Komen ya!...
✧HAPPY READING ✧
Tandain Typo nya.
✧෴♡෴✧
Jangan pernah meremehkan luka orang lain, sekecil apapun itu luka akan tetap sakit.
Pukul 07.30, Fexy menuruni tangga menuju ruang utama.
"Pagi Ma!" sapa Fexy lalu menyalami tangan Frazy.
"Pagi sayang," Frazy mengusap kepala putrinya.
"Pagi Pa!" sapa Fexy melambaikan tangannya pada Leoga, biarlah ia memainkan peran untuk sementara.
Leoga mengangguk, "cepat makan?"
Fexy duduk dan makan dengan tenang, sesekali ia tersenyum dan sesekali murung.
Brak
"PAPA!" suara pintu dan teriakan itu membuat ketiganya menoleh.
Leoga membelalakkan matanya, ia langsung bangkit dan memeluk Vilnerda yang penampilannya, mengenaskan. Fexy tersenyum lalu terkikik geli, "mirip gembel!" Fexy menoleh pada Frazy yang juga menahan tawa.
"MAMA!" Vilnerda berlari lalu hendak memeluk Frazy.
"Stop! Mandi dulu, kamu bau!" Frazy menutup hidungnya seolah tidak ingin mencium aroma tubuh Vilnerda.
Vilnerda menunduk menahan tangis, bukan ini respon yang ia inginkan, "Mama ih!" Frazy tertawa lalu memeluk Vilnerda dan berkali kali mengucapkan kata syukur.
Brak
"Fexy pergi," Fexy langsung berlari setelah menggebrak meja dan menggandeng ranselnya.
Fexy berjalan santai menuju halte.
"Em, kira kira dia bakalan gimana ya? Tersiksa banget pasti?! Xixi!" Fexy terkikik geli membayangkan bagaimana ekspresi cewek itu saat melihat yang terjadi.
Tin
Brum
Fexy menoleh dan mendapati Arvanzo yang duduk diatas Motornya, "sama gue!"
Fexy mengangguk lalu keduanya pergi kesekolah dengan tenang.
✧
✧
✧
Pukul 08.35, Fexy berjalan dikoridor, ia terlambat karena ulah Arvanzo yang mengajaknya jalan jalan terlebih dahulu.
Fexy mendekati kerumunan saat melihat Siswa dan Siswi berkumpul didepan mading, seraya menggunjing dan menatap sinis dirinya.
"HUUU!!!"
Sorakkan murid murid itu membuat Fexy tersenyum kecil, ia sudah mengusir Arvanzo.
Pyar
Fexy menahan nyeri saat seseorang melempar kepalanya menggunakan botol minum kaca, "aws," ringisnya, benar benar sakit.
"Dasar, Jalang!" Lyondes menatap nyalang Fexy yang kini tengah memijat kepalanya.
Fexy menitikkan airmatanya, "jangan, jangan bully gue," Fexy menyatukan tangannya didepan dada seolah memohon.
Lyondes menjambak rambut Fexy dan menyentaknya beberapa kali, "dasar jalang sialan!"
Fexy menangis tersedu sedu, tidak ada seorangpun yang berniat membantunya, "lepasin gue! Sakit, hiks," Fexy memecahkan tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEXZY (END)
Teen Fiction17+ MELODY menjadi FEXZY Note : kalau ada kata kata yang menyangkut pada 'MELODY' maklumin aja. Seorang Gadis Remaja, harus menghadapi kenyataan dunia yang begitu menyakitkan, bahkan sebelum ia memulai lebih dalam. Bagaimana cara menghadapinya? sang...