❛13❛. 08.20-21.35. Sakit ♪

344 102 26
                                    

Bantu Vote Komen ya!...

✧HAPPY READING ✧

Tandain Typo nya.

✧෴♡෴✧

Bukan hanya sakit fisik, tapi hati jauh lebih sakit.

Pukul 08.20.

"Bangun Xy," Gavano menepuk nepuk pipi Fexy, ia mendatangi rumah Fexy karena malam Fexy mengabari bahwa ia tengah disiksa tapi sialnya Ponselnya sedang ia matikan daya, ia mengecek ponselnya saat sudah disekolah karena Fexy tidak hadir.

Gavano memakaikan Hoodie ditubuh kurus Fexy, lalu menggendongnya kemobil dan membawanya kerumah sakit.

"Bertahan Fexy," Gavano mengucapkan berbagai kata agar Fexy bertahan.

Brak

"Dok, tolongin adik saya dok," Gavano dengan cepat berlari menuju ruangan Dokter Freya.

"Yaampun, cepat cepat," Dokter Freya ikut panik, "suster bantu saya,"

Gavano berjalan mondar mandir didepan pintu ruaangan, "bertahan Fexy, please bertahan," Gavano terus berdoa dengan wajah khawatirnya.

Ceklek

Gavano langsung menoleh kearah Doter Freya berada, "gimana dok?"

Dokter Freya menggeleng lemah, "semakin parah,"

Gavano mengusap kasar wajahnya frustasi, "boleh masuk?" Dokter Freya mengangguk lalu pergi diikuti dua suster lainnya.

"Gavan," lirih Fexy, matanya sayu.

Gavano berjalan lemas, dengan susah payah ia menampilkan senyumannya, "kenapa hm?"

Fexy memejam sebentar, "sakit," ia meremas dadanya yang sesak, tubuhnya dipenuhi luka.

Gavano duduk dipinggir brankar, "lo, harus bisa bertahan," Gavano mengusap surai Fexy yang berantakan dan berbau amis.

"Gak janji," ujar Fexy lemah.

Gavano menunduk dalam diam, ia memejamkan matanya menahan air mata yang memaksa keluar.

"Gue mandi dulu," Fexy menuju kamar mandi setelah mengambil pakaian rumah sakit.

Gavano menatap sendu Fexy yang berjalan dengan susah payah, "sakit banget, gue gak tahan," Gavano menumpahkan tangisnya dengan suara yang ia pendam.

Ceklek

Gavano menoleh saat pintu ruangan terbuka, menampilkan Arvanzo yang membawa Paper bag, "ngapa lo?" tanya nya sinis setelah mengusap air matanya.

Arvanzo meneliti wajah Gavano sebelum tertawa lepas, "lo nangis? Hahaha,"

Gavano segera menggeplak kepala Arvanzo, "ngada ngada lo," kesal Gavano.

Arvanzo berdehem, "Fexy mana?"

Gavano menunjuk kearah kamar mandi dengan dagunya.

Ceklek

Fexy keluar dengan wajah yang sedikit lebih segar, "eh, ada Arvan,"

Arvanzo hanya berdehem menanggapinya, "gue bawain ini," Arvanzo menyodorkan paper bag yang ia bawa tadi.

Fexy menerimanya dengan cepat ia membuka paper bag tersebut dan ternyata terdapat dress putih selutut dan mahkota sederhana berwarna silver.

"Wah, cantik banget," Fexy langsung mengenakan mahkota tersebut diatas kepala dan memutar tubuhnya bak Princess.

Ketiganya tertawa dengan hal sederhana tersebut.

FEXZY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang