22. Belajar Tidur

17 0 0
                                    

Sampainya di lapangan, Najwa langsung saja lari. Ia tak mau membuang-buang waktu, banyak yang melihatnya namun, tak ia pedulikan.

Ustadz Reyhan pun ikut mengawasi Najwa, takut-takut Najwa kabur dari hukumannya. Najwa dengan santainya berlari, seakan-akan itu hal yang menyenangkan baginya. Reyhan sempat berfikir apakah santri nya yang satu ini dulu nya seorang atlit?

"Najwa? Ngapain dia lari-lari di lapangan?" monolog seseorang yang baru keluar dari Ndalem. Orang tersebut pun berjalan menghampiri Najwa yang tengah lari di lapangan.

"Assalamualaikum Wa," ucap seseorang itu, membuat Najwa memberhentikan larinya dan menatap orang yang memberinya salam.

"Waalaikumussalam" ujar Najwa memutar bola matanya malas melihat keberadaan orang tersebut.

"Kamu ngapain lari-lari di lapangan, Wa?" ujar seseorang tersebut.

"Kena hukum," jawab Najwa enteng.

"Siapa yang ngehukum? Gara-gara apa kamu dihukum?" tanya orang tersebut bertubi-tubi membuat Najwa jengah.

"Ustadz Reyhan, Tidur" jawab Najwa

"Hah? Reyhan tidur di kelas?" ujar orang tersebut bingung membuat Najwa kesal.

"Bukan. Situ kan nanya siapa yg ngehukum? Saya jawab Ustadz Reyhan terus nanya gegara apa? Saya jawab tidur. Situ kan pinter smpe kuliah di luar negeri masa untuk hal sepele ini ga ngerti." ujar Najwa jengah kemudian melanjutkan larinya.

"Eh, eh Wa. Tunggu dulu," ujar orang tersebut hendak mengejar Najwa.

"Stop, ya Gus. Saya malas sekali liat muka Gus. Seketika mood saya turun kalo ada Gus. Mending Gus pergi aja ya. Jangan menambah badmood," ujar Najwa menatap tajam Gus nya itu.

Yups, sedari tadi Ali lah yang berbicara dengan Najwa. Ntah angin apa yang membuat Ali bersikap demikian dan bodoh saat dihadapan Najwa.

"Tapi, Na-" ucapan Ali langsung diputus oleh Najwa.

"Apa? Udah deh. Gus pergi aja sana. Saya ga butuh Gus." ujar Najwa terus berlari tak memperdulikan keberadaan Ali. Membuat Ali mendesah kecewa dan pergi dari lapangan menuju ke ruangannya.

Sedari tadi kegiatan mereka tak luput dari mata tajam Reyhan. Ia berfikir ada hubungan apakah antara keduanya?

Waktu terus berjalan membuat hukuman yang di terima Najwa selesai. Najwa pun langsung kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang tertunda, ralat tidurnya yang tertunda.

"Assalamualaikum" ucap Najwa dari depan pintu

"Waalaikumussalam" jawab seisi kelas

Najwa pun berjalan masuk ke kelas menuju ke kursinya, namun sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Tunggu," ujar orang tersebut yang tak lain adalah Reyhan, membuat Najwa menatap Reyhan malas.

"Apa?" tanya Najwa datar.

"Siapa yang nyuruh kamu masuk?" ujar Reyhan membuat Najwa menatapnya tajam.

"Saya sendiri kenapa?" jawab Najwa enteng.

"Disini saya guru kamu," ujar Reyhan.

"Disini saya murid Ustadz," ujar Najwa lagi.

"Najwa." geram Reyhan dengan muridnya yang satu ini.

"Iya pak Ustadz?" ujar Najwa dengan watadosnya.

"Kamu bisa sopan ga?" tanya Reyhan di angguki Najwa.

"Jadi, yang nyuruh kamu duduk siapa?" tanya Reyhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar Cinta sang UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang