13. Aurel vs Najwa

9 3 0
                                    

Saat tengah asik menikmati makanannya, Najwa dkk dikejutkan oleh gebrakan meja yang di lakukan oleh Aurel. Membuat mereka lagi dan lagi menjadi pusat perhatian.

Masih inget Aurel kan?

"Eh, kamu ini ngapain sih?" tanya Nabila.

"Punya masalah apa kamu sama kita?" ujar Laura.

"Sok banget sih, kami kan ga pernah ganggu situ," tambah Nora.

"Kalian emang ga pernah ganggu gue apalagi punya masalah sama gue. Tapi, gue merasa terganggu sama temen Lo yang sok kecantikan itu!" ujar Aurel sembari menatap Najwa. Namun, hal itu tak dipedulikan oleh Najwa, ia tetap memakan bakso nya. Santri lain yang melihatnya menatap kagum sekaligus was-was pada diri Najwa.

"Eh, Lo punya kuping apa kaga! Gue dari tadi ngomong tapi ga Lo dengerin!" bentak Aurel.

"Tau, punya mulut itu dipake bukan buat pajangan doang," ujar Sari mendukung Aurel.

Hal itu sama sekali tak membuatnya gentar, ia masih tetap menikmati bakso terakhirnya. Setelah puas makan bakso, ia pun meminum es teh nya hingga tandas. Aurel masih tetap mendumel, begitupun yang lain tetap mengawasi mereka. Nabila dkk bingung harus berbuat apa, sehingga mereka memilih diam, dan membiarkan Najwa menyelesaikan masalahnya.

"Lo punya mata buat apa! Jelas-jelas gue lagi makan! Dan Lo pasti tau kalo lagi makan ga boleh ngomong kan!" ucap Najwa menatap Aurell dkk datar.

"Gue juga tau kali, Lo nya aja ga pernah ngehargai orang lain," ujar Aurel menahan malu, karena ada sebagian santri yang mulai menertawakan dan berbisik-bisik.

"Lo juga nggak ngehargai gue, gue lagi makan seharusnya Lo hargai!" Ujar Najwa tetap datar.

"Dan ya, buat apa gue ngehargai Lo, yang jelas-jelas Lo mau ngejatuhin gue," sambung Najwa.

"BIG NO! Tau ga!" ucap Najwa.

"Pantes dimasukin ke pesantren orang modelanya kek gini," ujar Aurel.

"Haha, wajar Lo dimasukin ke pesantren orang modelanya kek Elo," ucap balik Najwa dengan wajah datar.

"Is lo ya!" geram Aurel.

"Apa?" tanya Najwa.

"Hey!" ucapan Aurel terpotong karena Najwa.

"Hey tayo, hey tayo, dia bis kecil ramah," nyanyi Najwa tanpa ekspresi, membuat yang lain tertawa ada juga bergidik ngeri dengan ekspresi Najwa.

"Dasar bocah tengil, ga ada adab!" ujar Aurel kencang.

"Ehm," ujar Najwa sok formal.

"Lo orang Indonesia kan?" ucap Najwa di angguki Aurel.

"Lo pasti tau ideologi Indonesia, tau apa kaga!?" tanya Najwa.

"Ya tau lah! Pancasila, gue ga sebodoh elo," jawab Aurel kesal.

"Kalo Lo tau, Lo pasti tau sila kedua Pancasila," ujar Najwa lagi.

"Iya lah, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Gue hafal, apa elo ga hafal sampe nanya ke gue?" tanya Aurel meremehkan Najwa, membuat Najwa tersenyum smirk.

"Kek nya Lo bukan orang Indonesia apa lagi manusia," ujar Najwa santai membuat Aurel semakin geram akan tingkah Najwa.

"Apa maksud Lo ha!" marah Aurel.

"Iya lah, karena Lo ga beradab! Jelas-jelas di Pancasila itu orang Indonesia itu beradab tapi Lo kaga! Dan juga orang yang ga beradab itu bukan lah manusia," ujar Najwa santai namun pedas, membuat seisi kantin menatap takjub Najwa.

"Lo mau ngatain gue setan ha!" sentak Aurel, membuat yang lain terkejut.

"Kapan gue ngatain? Belum di bilangin aja situ dah nyadar," ujar Najwa tersenyum smirk.

"Lo itu cuma seorang anak yang dibuang di pesantren terpencil ini tau ga!" ujar Aurel, membuat Najwa sedikit terpancing, hal itu membuat Aurel senang. Namun, hal itu tak bertahan lama, karena setelah itu Najwa malah tersenyum smirk.

"Berarti Lo juga anak buangan, yang jelas-jelas ga dianggap oleh orang tua Lo," ujar Najwa santai.

"Sembarangan aja Lo!" ujar Aurel tak terima.

"Iya dong, soalnya Lo sama gue berada di dalam pesantren yang isinya tempat anak-anak yang dibuang kan?" Ujar Najwa sembari menaikan alisnya.

"Cih, seorang anak buangan dengan belagu nya mau ngelawan gue ha? Lo belum tau siapa gue jadi ga usah sok!" ujar Aurel.

"Emang situ siapa? Tuhan juga bukan," jawab Najwa santai.

"Lo ga tau siapa gue! Gue adalah anak dari pemilik perusahaan NK Company," ujar Aurel membanggakan diri, membuat yang mendengar terkejut.

Siapa yang tak mengenal perusahaan NK Company? Perusahaan yang kini tengah naik daun, dan menjadi perusahaan yang paling di impikan para pekerja.

"Apa? NK Company?" ujar Najwa sok terkejut sambil berdiri.

"Haha, Lo pasti terkejut kan?" ujar Aurel sombong.

"Astaghfirullah hal adzim gue terkejut banget," ujar Najwa sembari tersenyum smirk.

"Is jijik gue," ujar Aurel sok jijik.

"Emang bokap Lo itu kerja di daerah mana sih," ujar Najwa kepo membuat Aurel tersenyum smirk.

" Kepo kan Lo, Bokap gue kerja di perusahaan NK Company daerah Banten. Kenapa mau minta duit dengen gue?" Ujar Aurel sombong.

"Haha" tawa sumbang Najwa.

"Bokap Lo cuma bekerja di perusahaan cabang Aurel! Jadi tolong jangan berbangga ya! Bokap Lo masih karyawan bukan pemilik," ucap Najwa membuat Aurel geram.

"Sok tau Lo," ujar Aurel.

"Emang gue tau kok," ujar Najwa sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap remeh Aurel.

"Tau apa Lo?" Ujar Aurel sedikit takut.

"Nama bokap Lo itu Surya Cipto kan?" ucap Najwa membuat Aurel terkejut. Ralat, seisi kantin terkejut.

"Dari mana Lo tau?" ujar Aurel tetap sombong.

"Haha, Lo yang notabenenya seorang anak manager di perusahaan cabang nggak usah sok ya!" Ujar Najwa membuat Aurel malu.

"Ga usah sotoy Lo," ujar Aurel tetap mengelak.

"Masih ga mau ngaku rupanya, apa gue harus bongkar semua kelakuan bokap Lo ? Atau ngasih tau apa yang bokap Lo pinta pada tanggal 1 Oktober kemarin dengan pimpinan perusahaan?" Ujar Najwa membuat nyali Aurel menciut.

"Lo siapa sih, belagu banget jadi orang," ujar Aurel mengalihkan pembicaraan.

"Gue siapa Lo ga perlu tau, yang jelas gue lebih baik dari Lo. Dan juga, Lo ga usah sok mengalihkan pembicaraan. Kalo Lo ga mau rahasia Lo terbongkar, mending Lo urusin hidup Lo yang unfaedah itu deh." ujar Najwa menatap Aurell dingin.

"Bacot Lo!" ujar Aurel kemudian berlalu meninggalkan kantin dengan penuh rasa malu.

Mereka yang menyaksikan masih bingung rahasia apa yang dimaksud oleh Najwa?

"Eh Wa, emang rahasia apa sih?" Tanya Nabila penasaran.

"Iya rahasia apa?" Ucap Lau.

"Bener, sampe Aurel kek ketakutan gitu," tambah Nora.

"Ada deh, dan kalian ga perlu tau," ujar Najwa enteng.

"Is, Najwa ga boleh gitu," ujar Nabila.

"Kenapa? Bukan kah kalian tau, bahwa tak baik membongkar aib saudaranya sendiri?" ucap Najwa membuat teman-teman nya terdiam dan membenarkan apa yang diucapkan Najwa. Mereka merasa malu, dengan Najwa.

"Hmm, iya," ujar mereka bertiga.

****

Mengejar Cinta sang UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang