21. Aneh

14 1 0
                                    

Semenjak dirinya membuat rumah untuk kedua kucing tersebut, dirinya menganggap bahwa itu adalah kucing miliknya, bukan orang lain. Yang lain pun tak bermasalah akan hal itu, setidaknya Najwa bisa bernafas lega.

Hari ini Najwa tak seperti biasanya, dirinya sudah berada di kelas sejak pagi tadi. Entah angin apa sehingga Najwa sudah pergi sepagi ini. Nabila dan yang lain juga heran, tak biasanya Najwa seperti ini, bahkan mengajak dirinya sekolah saja sangat susah. Dan ini, tanpa disuruh sudah siap duluan, bahkan Nabila dan yang lain masih mengenakan mukena.

Mungkin, karena hari ini ada pelajaran ustadzah Sekar sehingga ia bersemangat untuk sekolah. Ntah ada apa diantara keduanya, sehingga terkadang terlihat tatapan saling tidak suka.

Kring, kring

Bel masuk berbunyi, seluruh santri sudah berada dikelasnya masing-masing. Termasuk kelas Najwa, sudah terisi penuh dengan santri lain. Do'a bersama di mulai yang di pimpin oleh ketua kelas mereka.

Oh yah, hampir lupa. Dikelas Najwa tepatnya kelas 12 MIPA³, ning Fatma yaitu adik dari Gus Ali sekaligus putri bungsu pak Yai dan bu Nyai, bersekolah bahkan sekelas dengan Najwa, seringkali ning Fatma mencoba untuk akrab dengan Najwa, namun selalu diacuhkan oleh Najwa. Nabila, Laura dan Nora yang melihatnya merasa tak enak hati, sehingga mereka meminta maaf akan perilaku Najwa.

Hari ini, ustadzah Sekar tidak dapat masuk sehingga pelajarannya digantikan oleh ustadz baru yaitu ustadz Reyhan.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu," sapa ustadz ketika memasuki kelas, membuat sebagian santri menahan nafasnya.

Ternyata ustadz nya ini tak kalah tampan dari Gus nya. Tak dapat Gus dapat Ustadz pun jadi, pikir mereka.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatu Ustadz!" jawab seluruh santri.

"Baik, berhubung ustadzah Sekar ada halangan, maka saya yang akan menggantikan jadwal mengajar beliau hari ini," ujar Reyhan menatap keliling kelas.

"Sebelum itu, perkenalkan nama saya Reyhan Al-Faruq. Saya baru saja menyelesaikan pendidikan saya di Al-Azhar Kairo, Mesir. Dan disini saya akan mengajar ilmu hadist." ujar Reyhan.

"Ada yang ingin di tanyakan?" tanya Reyhan.

"Ustadz umurnya berapa?" tanya seorang santri yang duduk dibarisan kedua.

"21" jawab Reyhan seadanya.

"Udah punya calon belum stadz? Kalo belum ana mau nyalonin diri," ucap santri yang berada di depan Najwa.

"Idih ganjen banget sih" cemoh Najwa, tapi hanya dirinya sendirilah yang bisa mendengar nya.

"Belum," ujar Reyhan tegas membuat santri bernafas lega, setidaknya ada peluang untuk mendapatkan sang Ustadz.

"Belum saya lamar," lanjut Reyhan lagi, membuat para santri mendesah kecewa.

"Baik, sepertinya tak perlu panjang lebar. Mari kita mulai pelajarannya," ujar Reyhan, kemudian menuliskan sesuatu di dinding.

Bukan hanya Reyhan, tapi seluruh siswi juga ikut menulis apa yang ditulis oleh Reyhan. Namun, tidak dengan Najwa, dirinya malah menguap ngantuk kemudian membenamkan wajahnya diantara kedua lipatan tangannya dan tidur.

"Baik, jadi kali ini kita akan membahas tentang bolume molar gas" ujar Reyhan mulai menjelaskan.

"Volume molar gas adalah ukuran volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Amedeo avogadro menafsirkan hukum perbandingan volume yang dikenal dengan hipotesis Avogadro, dan sekarang telah menjadi teori Avogadro, yaitu: "Setiap gas yang memiliki volume sama pada suhu dan tekanan sama mengandung jumlah molekul yang sama". Jadi, dua volume hidrogen mengandung dua kali jumlah molekul untuk satu volume oksigen. Hal ini sejalan dengan persamaan reaksi kimia. Karena hukum – hukum gas tidak bergantung pada jati diri gas. Dengan kata lain gas apa saja, pada suhu dan tekanan tertentu volumenya akan sama. Hal ini berimplikasi bahwa, satu mol setiap gas mengandung jumlah molekul yang sama dengan tetapan avogadro (L = 6,02 x 1023 molekul). Menurut hukum Avogadro, gas – gas tersebut harus mengisi volume yang sama pada suhu dan tekanan tertentu. Volume satu mol gas ini dikenal dengan volume molar gas. Pada tekanan standar (0 oC dan 1 atm), volume satu mol gas ditemukan sebesar 22,4 Liter. (Ingat ya hanya pada 0 oC dan 1 atm, jika tidak dalam kondisi tersebut maka volume molarnya tidak akan 22,4L) ... dst." terang Reyhan menjelaskan. Untung saja dirinya masih mengingat materi saat aliyah dulu, jika tidak entah apa yang akan ia ajarkan kepada mereka.

Oh ya lupa, ustadzah Sekar mengajar mata pelajaran IPA KIMIA dan mau tak mau Reyhan harus mengajarkan materi tentang KIMIA.

Kebanyakan siswi masih sibuk mencatat, tidak dengan Najwa yang masih sibuk dengan tidurnya. Tak sengaja, saat sedang mengawasi para siswi, matanya menangkap sosok yang tengah asik tertidur.

"Coba, teman nya yang tidur harap segera dibangunkan," ujar Reyhan membuat Nabila dengan segera membangunkan Najwa.

Temannya ini, sungguh tak mengerti keadaan. Tidur seenak jidatnya saja, tak memikirkan dirinya yang harus setiap saat membangunkannya yang tengah asik tidur.

"Wa, Wawa. Wawa ih, bangun atuh. Kena marah pak Ustadz" ujar Nabila

"Eungh," lenguh Najwa kemudian mengucek matanya. Nabila yang melihatnya sedikit merasa lega.

"Ih, apaan sih Bil?" ujar Najwa.

"Dipanggil Ustadz" ujar Nabila.

"Ngapain?"

"Aku juga gatau."

"Hmm"

Karena mendapat jawaban tak jelas dari Nabila, Najwa memutuskan untuk tidak peduli akan hal itu semua.

"Ehm" dehem Reyhan.

"Kamu, sini maju ke depan" ujar Reyhan datar.

"Saya?"ujar Najwa sambil menunjuk dirinya sendiri pun di angguki oleh Reyhan.

Najwa pun berjalan gontai ke depan, dengan tetap mempertahankan muka datar nan dinginnya.

"Apa?" tanya Najwa setelah sampai di depan.

"Kenapa tidur?" tanya balik Reyhan.

"Ngantuk" ujar Najwa datar.

"Kenapa di kelas?"

"Kan saya lagi di kelas."

"Kamu saya hukum."

"Terima kasih pak Ustadz" ujar Najwa senang membuat Reyhan menaikkan alisnya sedangkan siswi lain menepuk jidatnya.

"Sekarang apa hukumannya?" tanya Najwa bersemangat.

"Keliling lapangan 10 kali" ujar Reyhan, berharap siswi nya ini memelas kepadanya. Namun, realita tak semanis ekspektasi.

"Yah, cuma 10 doang pak? Kemarin aja saya dapat dari ustadzah Sekar 20, tambahin pak biar seharian full ga belajar," ujar Najwa penuh harap. Oh ayolah, bukan ini yang diharapkan Reyhan!

"Ga 10 putaran dalam waktu 30 menit," ujar Reyhan membuat Najwa tersenyum smirk.

"Oke, kalo udah, dapat apa?"

"Masuk kelas, belajar!" ujar Reyhan sadis, membuat Najwa cemberut!

"Ish, kenapa ga disuruh langsung istirahat aja, atau ga tambah hukuman juga gapapa," ujar Najwa.

'Santri ini emang aneh' batin Reyhan.

"Saya gurunya, jadi terserah saya," ujar Reyhan.

Najwa hanya bisa mendengus kesal, kemudian berlalu ke lapangan untuk mulai berlari mengitari lapangan yang hampir seluas lapangan sepak bola.

Mengejar Cinta sang UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang