- extra time #1.

318 23 1
                                    

Hartha hanya terus memandangi istri nya yang sudah tertidur, tidak akan bangun lagi, hatinya hancur, sehancur hancurnya. Menangis tanpa henti, hartha hanya terus berdiam diri duduk dengan bangku di sebelah kasur arjuna dengan mengendong bayi mereka yang baru saja lahir.

Dokter menyarankan hartha untuk segera menelfon keluarga nya atas kejadian ini, hartha hanya menganguk ki nya saja tanpa menjawab. Hartha sungguh sulit untuk memberi nama di kala kondisi nya yang sedang buruk atas kematian sang istri, arsinaga arjuna.

Dokter paham betul dengan kondisi hartha sekarang, dokter itu pun memutuskan untuk menelfon keluarga nya hartha bilang bahwa arjuna sudah melewati masa melahirkan, dan hanya itu. " Biar nanti hartha menjelaskan semua nya dengan kalian. " Batin dokter itu

Pikiran hartha benar benar kosong, tubuh nya benar benar seperti tidak bisa di gerakan kecuali ada yang mengerakannya. Mata nya sudah bengul akibat menangis berjam jam lama nya, hartha tidak bisa menutupi kesedihannya, ia duduk sambil mengendong sang anak di samping seseorang yang ia sayangi kini seluruh tubuh nya sudah di tutupi oleh selimut bewarna putih bersih.

" Jun, aku gabisa tanpa kamu. Apa aku titip anak ini sama mamah, ayah, kak lakshan, arlo dan winnie aja? "

Tiba tiba dari arah belakang hartha, ada suara pelan pintu terbuka, hartha ridak berkutik sama sekali, bahkan mengerakan badannya untuk mengganti posisi saja tidak. Benar benar kosong.

" Sayang, arjuna . . . " Ucap mamah sooya mereka tidak hanya datang beberapa saja, melainkan teman temannya arjuna juga datang, mereka benar benar mengira arjuna berhasil.

Semua nya hanya bisa diam, hening. Tidak ada sedikit suara pun disana sampai lakshan sang kakak membuka mulut untuk berbicara

" Juna? Hartha . . . Ini anak lo? " Lagi dan lagi hartha hanya terus diam tanpa menjawab, terdengar decikan dari mulut nya saja tidak ada.

Arlo pergi untuk melihat apa yang ada di balik selimut itu.

Kaget.

Mereka semua kaget dengan apa yang mereka lihat secara langsung, wajah arjuna yang sungguh pucat tidak ada warna sama sekali, bahkan saat arlo mencoba memegang tangan arjuna, ia dapat merasakan dingin yang luar biasa dan begitu kaget dan memundurkan dirinya hingga beberapa langkah.

" Kak hartha, lo gapapa? " Tanya laskar tepat di posisi belakang hartha

Kedua orang tua dari arjuna dan hartha hanya bisa terdiam karna tau apa yang sedang berlangsung di depan mata mereka, sabar dan tetap tenang hanya itu yang sedang di pertahankan oleh kedua orang tua arjuna dan hartha

Tetapi suara tangisan mulai bermunculan yang membuat keheningan diruangan itu menjadi hilang seketika.

Winnie benar benar menangis histeris memeluk badan sang papah yang juga lemas saat tau kenyataannya anak kesayangan mereka telah pergi dari dunia ini.

" Kakak! Jangan tinggalin winnie sendiri kak! Winnie butuh kakak, kalau gaada kakak winnie gimana?! " Badan winnie benar benar di tahan dengan kuat oleh sang papah dan salah satu teman perempuan arjuna

Papah damian sendiri tubuh nya sudah benar benar lemas di terjang rasa sakit pada hati nya dan juga sesak.

Tanggisan mereka semua tidak dapat di hentikan, mereka sekarang hanya bisa merelakan atas kepergiannya arjuna ke sisi nya.

" Salah hartha ya? Hartha bodoh gabisa jagain arjuna dengan baik. Hartha gagal. " Hartha memukuli kepala nya sendiri dengan tangannya, sedangkan tanggannya yang satu mengendong sang anak

Sang kakak yang melihat itu pun langsung mencoba menghentikan hartha dengan memaksa menggengam tanggan hartha dari belakang dan memeluk sang adik lelaki nya itu.

" Ta gausah gini! Jangan lukain diri lo sendiri apalagi lo mukul kepala lo kaya gini hartha! Arjuna gaakan seneng kalau lo gini! " Air mata sang kakak benar benar deras, meski pun tanggan hartha sudah di tahan oleh sang kakak, ia tetap memukul kepala nya sekencang mungkin

Darah.

Hartha mengeluarkan darah dari hidung nya, lebih tepat nya mimisan. Darah itu menetes di kain sang anak yang bewarna biru muda,

Menetes, terus menetes di bawah sana, air mata hartha malah semakin buyar tanggisannya menjadi histeris bahkan lebih histeris dari winnie sang adik ipar.






Time | Harukyu. { END } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang