CHAPTER 2 : Murka

256 127 154
                                    

Plakkk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plakkk!

Mereka terkejut dengan hal itu, Tiba-tiba Dara datang menarik Alasya yang masih setengah sadar itu lalu menamparnya begitu saja, hingga gadis dinginn itu terhuyung jatuh.

"Mah, udah..." Cegah Alisya takut jika Alasya akan di siksa oleh ibunya itu.

"Lepasin li, biar anak ini Mama kasih pelajaran!!!" Alisya masih menghahadang-hadang ibunya itu agar tidak melakukan kekerasan pada kembaran nya, sedangkan tiara menarik ketiga teman Alasya keluar.

Alasya mencoba bangun tapi kepala berdenyut membuatnya sedikit terhuyung lagi, ia mencoba menormalkan pandangan tetapi sayang nya ia tak bisa mendapatkannya. Beberapa menit kemudian ia merasakan ada tangan yang menarik paksa dirinya, ia tak dapat melihat siapa itu Ia tak dapat memberontak diri karena badannya itu sudah terkulai karena efek minuman haram itu, dia hanya pasrah apa yang ia alami setelah ini.

Sedangkan Tiara dan ketiga gadis itu sudah berada diluar, wanita muda bergelar dokter itu menyuruh ketiga teman adiknya itu untuk pulang.

"Lebih baik kalian pulang sudah malam, kalian pulang saja" Ucap Tiara pada Rey, Zila dan Selina setelah menarik mereka keluar rumah nya.

"Tttapi kak, Alasya?"

"Serahkan ke kakak, kak tiara bakal pastikan Alasya baik-baik saja" Ia mencoba meyakinkan ketiga gadis itu bahwa adiknya itu akan baik-baik saja.

Ketiga gadis itu pun melangkah untuk pergi, sesungguhnya mereka sangat ingin menjelaskan pada dara karena mereka yang sebenarnya sengaja membuat Alasya minum sampai mabuk berat, karena mereka pikir Dara berada di luar kota.

Sepergian tiga gadis itu, Tiara bergegas menuju ruang tamu untuk menolong adiknya itu, saat ia sudah berada di ruang tamu Alasya dan ibunya itu tidak ada, hanya ada Alisya yang berdiri mematung dengan pandangan kosong kedepan serta tak lupa jejak bulir air mata yang sudah terjun begitu saja.

"Li, kemana Alasya!!?" Ucapnya, dengan sedikit bentaka yang ia berikan kepada adik pertamanya itu.

"Maafin Lisya kak" Alisya menunduk takut tak berani menatap mata sang kakak.

"Maksud kamu apa!! Kemana Alasya?" Alisya terbungkam sepertinya, ia tak sanggup menjelaskan kepada sang kakak.

Tiara yang tak menerima jawaban dari adiknya itu pun bergegas menuju ke ruang kerja Ibunya, seolah-olah ia tau keberadaan adik terakhirnya itu.

Ctak!

Suara itu keras sekali ketika ruangan yang cukup tertutup menerima suara hingga menimbulkan pantulan suara yang hingga berdengung.

"ANAK TAK TAU DIRI!!!" Betapa terkejutnya Tiara melihat apa yang Ibu nya itu lakukan pada adik nya, dengan mata kepala sendiri ia melihat Alasya memeluk erat lututnya sedangkan sang ibu melakukan hukuman pada gadis malang itu dengan cambuk yang ia pengang.

WRITTEN DESTINY | God Scenario (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang